Minggu, 06 April 2014

BUDIDAYA TANAMAN ALFALFA DATARAN RENDAH

Alfafa bagi masyarakat Indonesia masih termasuk tanaman yang kurang dikenal, baru sebagian masyarakat kita yang mengenal tanaman ini. Tanaman legume tahunan ini dinilai istimewa karena kekayaan nutrisi dan fitogenik serta banyak kegunaan. Dunia Arab memberinya nama Al-Fisfisa, yang bahasa Spayol menjadi Alfalfa dan artinya “Bapak Semua Makanan”. Di Amerika Serikat dijuluki sebagai “Queen of the Forages” (ratu semua hijauan pakan) dan merupakan tanaman komersial dengan total areal nomor empat setelah jagung, gandum, dan kedelai. 

Alfalfa sudah terbukti kaya akan berbagai zat gizi. Kandungan klorofilnya sangat tinggi, sehingga tanaman alfalfa dipercaya bisa menyembuhkan bermacam penyakit, mulai dari perut kembung sampai kanker.
Bagi para peternak sapi atau kambing, alfalfa ini mulai banyak digunakan sebagai sumber makanan hijauan ternak yang kaya gizi. Alfalfa juga bisa dibudidayakan di dataran rendah yang biasanya disebut alfalfa tropika. Tanaman alfalfa punya tinggi berkisar satu meter, dan akar masuk ke tanah sampai kedalaman 2-4 meter.  Dibanding leguminosa lainnya, alfalfa lebih tahan terhadap kekeringan. Pada musim kemarau yang parah mampu melakukan dormansi (tidak aktif) dan aktif kembali bila tingkat kelembaban sudah sesuai.  Nutrisi pada alfalfa panjang dengan tingkat kandungan yang tinggi. Di antaranya, kandungan protein sekitar 15-22%. Ada vitamin A, B1, B2, B6, B12, C, D, E, K, Niacin, asam panthotenic, asam folat, inocitole, biotin. Ada mineral P, Ca, K, Na, Cl, S, Mg, Cu, Fe, Co, B, Mo, Ni, Pb, Sr, dan Pd. Kandungan serat rendah sehingga mudah dicerna hewan ternak.

TATA CARA PENANAMAN ALFALFA

  1. Dalam penanaman benih, setiap lubang diberi 3 biji alfalfa dengan jarak tanam antar lubang 10 cm 
  2. Tanah diberi pupuk kompos agar subur dan gembur, tidak basah juga tidak kering, PH tanah agar tumbuh optimal pada kisaran 6,7 sampai dengan 6,9 
  3. Diberikan pengairan yang cukup pada saat musim kemarau. 
  4. Untuk pertumbuhan optimal, tanaman tidak terhalang/tertutup dari sinar matahari. 
  5. Dilakukan penyemprotan pupuk daun secara berkala sesuai kebutuhan. 
  6. Tanaman dijaga dan dibersihan dari gulma yang mengganggu pertumbuhan tanaman. 
  7. Pembenihan dengan menggunakan mulsa atau paranet lebih baik, untuk  menjaga dari terpaan angin, hujan, dan terik sinar matahari langsung, khususnya dalam masa rawan pembenihan sampai dengan 40 hari. 
  8. Pola tanam sebaiknya semai langsung tanam pada lahan (tidak dipindahkan).
  9.  Panen perdana usia 2 bulan, selanjutnya setiap bulan dapat dipanen, hasil maksimal panen pada saat alfalfa sudah berbunga sekitar 10% nya.  
  10. Masa produktif tanaman alfalfa 3 – 5 tahun.