Jumat, 30 Mei 2014

Membuat Komposter Sederhana Untuk Daerah Perkotaan

Komposter adalah sebuah alat untuk membuat kompos. Kompos sendiri ada dua macam yaitu kompos padat dan kompos cair. Membuat kompos sebenarnya cukup mudah namun tidak semua orang mau dan mampu melakukannya, tentu ada banyka faktor yang menjadi alasannya. Seiring dengan berkembangnya tingkat kesadaran masyarakat akan lingkungan yang sehat, kini banyak orang yang peduli dengan lingkungan terutama maslah sampah di perkotaan. Prinsip 3R mulai diterapkan oleh masyarakat. Untuk mengurangi volume sampah, salah satu usaha yang diperkenalkan adalah membuat kompos sendiri secara mandiri.  Komposter ini bila tak mau repot membuat ada juga yang sudah jadi dan tinggal beli saja. namun alangkah lebih baiknya membuat sendiri dari bahan-bahan yang ada di sekitar rumah kita. Adalah Sukamto Hadi Suwito yang telah merancang alat komposter untuk skala rumah tangga dengan output kompos cair alias pupuk cair organik. Komposter ini dinamai Propuri singkatan dari produksi pupuk sendiri.

Komposter terbuat dari tong plastik bekas yang dipasangi dua pralon berlubang kecil-kecil dengan panjang yang berbeda membentuk hutuf T dan sebuah keran di bagian bawah tong. Lubang-lubang pralon itu berguna sebagai sirkulasi udara dan membuang gas metan. Sedangkan keran untuk mengeluarkan lindi, yakni air sisa pembusukan sampah organik oleh bakteri pengurai. Kalau tidak  dikasih pipa, akan panas dan busuk baunya dan gas metannya keluar. Alat ini lebih praktis untuk mendaur ulang sampah rumah tangga. Cara ini juga lebih praktis daripada membuat kompos padat.


Rajang/cincang sampah organik hingga ukuran kecil 1 sampai 2 cm, kemudian semprotkan cairan Blokaktifator (BOISCA) tepat mengenai sampahnya sambil diaduk agar merata.  Masukkan rajangan sampah-sampah organik kedalam drum komposer, pengisian sampah pada komposter bisa setiap saat dan berulang-ulang dalam sehari.  Tutup rapat Komposter dengan rapat.  Pada proses pertama kali pupuk cair (lindi) baru dapat dihasilkan setelah berproses kurang lebih 2 minggu, setelah itu bisa diambil setiap hari.   Lindi atau pupuk cair yang dihasilkan alat komposter dapat langsung dipergunakan caranya dengan menambah air biasa dengan perbandingan 1:5. Lindi dapat dipakai untuk semua jenis tamanan dan akan sangat efektif untuk menggemburkan tanah karena akan mengundang cacing tanah. 

Kamis, 29 Mei 2014

TANAMAN KETAPANG DAN MANFAATNYA

Ketapang merupakan tanaman asli Indonesia dan sangat umum ditanam sebagai tanaman peneduh di halaman kantor, atau di pinggir jalan, karena bentuk pohonnya yang melebar ke samping mirip payung.  Tanaman Ketapang yang nama ilmiahnya adalah Terminalia catappa ini punya daun yang lumayan lebar, dan mudah rontok, sehingga kalau ada di halaman kita harus sering-sering disapu supaya bersih.  Bentuk tanaman ketapang ini seperti bertingkat-tingkat dimana cabang berkumpul pada satu titik dan menyebar keseluruh penjuru.  Biji ketapang juga bisa dimakan dan rasanya seperti kacang almond sehingga orang luar menamakannya "java almond". Minyak dari biji Ketapang juga bisa dibuat minyak goreng.  Nama lain ketapang adalah :  kenari tropis, badamier, Kenari Pulau Jawa, kenari liar, Kenari India, Myrobalan, Malabar Kenari, Kenari Singapura, Huu Kwang, Kenari Laut, Kobateishi.

Masyarakat secara tradisional menggunakan Ketapang sebagai obat penyakit kulit. Riset terakhir membuktikan bisa menyembuhkan penyakit hipertensi.   Daunnya, akar dan buah mudanya dipakai secara lokal untuk penyamakan kulit  memberi warna hitam, dipakai untuk mencelup kapas dan rotan dan sebagai tinta.  Kayunya berkualitas baik dan digunakan untuk konstruksi rumah dan kapal namun rentan terhadap serangan rayap. Bijinya enak dimakan, dan mengandung minyak yang tidak berbau, mirip minyak almond. Minyaknya dipakai sebagai pengganti minyak almond yang sebenarnya to meredakan radang rongga perut, dan, dimasak dengan daun, dalam menyembuhkan lepra, kudis dan penyakit kulit yang lain. 

Ketapang ini dikenal menghasilkan suatu racun pada daun-daunnya untuk mempertahankan dirinya terhadap serangga parasit. Daun-daun yang mengeringkan jatuh masuk ke sungai akan menimbulkan warna coklat kuat. Larutan ini penuh dengan asam organik seperti humic dan tannin.  Ketapang yang mengering dapat melepaskan asam organik seperti humic dan tannin, yang dapat menurunkan pH air, dan menyerap bahan-kimia berbahaya dan memberikan kondisi air yang nyaman bagi ikan.

Asam humic, adalah suatu campuran yang komplek pembusukan sebagian bahan-bahan organik. Asam humic dari air tawar berasal dari beberapa sumber, terbanyak datang dari tanah hasil pembusukan tanaman. Zat ini terbawa air masuk ke sungai dan danau dan berubah sepanjang perjalanannya hingga ke laut. Asam Humic mengandung belerang, fosfor dan nitrogen serta bermacam-macam zat lain seperti Ca, Mg, Cu, Zn dan lain lain. Asam humic dapat dipecah ke dalam dua kelompok berdasar pada ukuran dan polaritas masing-masing komponennya. Pecahan yang lebih kecil yang lebih polar dinamakan asam fulvic dan yang lebih besar yang bukan polar biasanya disebut asam humic. Asam humic adalah hasil akhir pembusukan bangkai binatang maupun tumbuh-tumbuhan yang sangat berperan penting dalam kesuburan tanah.

Asam tannin, lignin dan fulvic adalah sub kelas dari asam humic. Mereka semua mewarnai air sehingga menguning. Asam humic dan tannin mungkin sangat bermanfaat untuk banyak orang karena dapat menghambat berbagai jenis bakteri yang membahayakan kesehatan ikan peliharaan. Asam humic dan tannin juga dapat menyerap dan menetralkan racun dari bahan kimia logam berat seperti seng, almunium dan tembaga.

Terlalu banyak pemberian daun ketapang kering kedalam air dapat membuat pH semakin rendah. Maka sesuaikanlah pemakaian ketapang kering agar memberikan efek yang optimal kepada ikan. Inilah sebuah resep Asia yang sekarang mulai diinstankan dalam botol kemasan bermerek, salah satunya adalah Atison Betta Spa produk dari Ocean Nutrion

Kamis, 15 Mei 2014

Bertanam Sayur Pakai Media Tanam Limbah Batang Pisang

Batang pisang alias gedebok pisang selama ini hanya dibiarkan saja membusuk setelah buah pisang dipanen. Limbah Batang Pisang bisa dimanfaatkan sebagai media bertanam sayuran yang pendek umurnya.  Kelebihan batang pisang antara lain yakni banyak mengandung pati sebagai sumber nutrisi tanaman dan mikroorganisme di dalam batang pisang bisa menjadikan media tanam yang ditaruh pada saat menanam setelah beberapa saat bahkan bisa menjadi kompos.  Batang pisang juga memiliki senyawa penting seperti antrakuinon, saponin, dan flavonoid.  Peran senyawa itu pada tanaman juga bisa menyuburkan pertumbuhan bulu-bulu akar yang berguna membantu tanaman menyerap unsur-unsur hara.  Batang pisang biasa dimanfaatkan sebagai bahan pembuat pupuk cair organik atau biasa disebut MOL.

 Pemakaian batang pisang untuk berkebun sayuran cukup mudah yaitu: 
  • Buatlah penyangga dari kayu untuk menahan batang pisang yang akan diletakkan secara horizontal. Berikutnya lubangi batang pisang seukuran gelas minuman mineral dengan lebar sekitar 15 cm dan dalam 10 cm dengan memakai pisau. Jarak antarlubang antara 15–20 cm. Sebatang pisang dapat dibuat 2 lajur lubang. 
  • Setelah lubang jadi masukkan media tanam berupa tanah atau sampah organik ke dalam lubang tanam tersebut. 
  • Diamkan terlebih dahulu selama 2–3 hari untuk kemudian baru ditanam benih sayuran sesuai kehendak Anda. 
  • Perawatan tanaman yang dilakukan sama seperti berkebun memakai bambu atau talang. Sebuah batang pisang bisa dipakai 2–3 kali tanam, tergantung kepada kondisi batang.
Tanaman yang cocok untuk dibudidayakan di limbah gedebok pisang ini tentu saja tanaman yang berumur pendek seperti sayur-sayuran bayam cabut, kangkung cabut, sawi dll.

Sabtu, 03 Mei 2014

AWAS TANAMAN HIAS OLEANDER SANGAT BERACUN

Beberapa hari lihat di televisi tentang tanaman beracun dan mematikan, ternyata salah satunya ada di dekat kita dan sering ditanam sebagai tanaman hias namun tidak kita sadari sangat berbahaya.  Tanaman hias yang sangat beracun itu adalah Oleander alias Bunga Mentega.  Seringkali penulis lihat Oleander ini di tanam di pinggir jalan atau di halaman rumah atau kantor.  Bunganya yang berwarna pink memang cukup indah dilihat, namun dibalik keindahannya itu ada sejuta bahaya mengancam kita dan keluarga kita. Nama ilmiah Oleander adalah Nerium Oleander.

Bunga Oleander mengandung racun pada semua bagian tanamannya.  Oleander adalah salah satu tanaman yang paling beracun di dunia dan mengandung sejumlah komponen racun yang banyak di antaranya yang bisa menimbulkan kematian, khususnya pada anak-anak. Derajat keracunan bunga oleander diyakini secara ekstrem sangat tinggi.  Namun, dari sejumlah kasus yang dilaporkan, hanya sedikit kasus keracunan oleander yang menimbulkan kematian.
Keracunan oleander umumnya terjadi ketika bagian dari tanaman tersebut masuk ke sistem pencernaan. Reaksi terhadap tanaman ini ada dua, yakni menyebabkan efek jantung dan gastrointestinal (berkaitan dengan sistem pencernaan antara lambung dan usus). Efek gastrointestinal berupa rasa mual dan ingin muntah, pengeluaran air liur berlebih, nyeri perut, dan diare yang disertai pendarahan.
Getah oleander bisa menyebabkan iritasi pada kulit, radang pada mata, dan reaksi alergi yang ditandai oleh dermatitis (radang infeksi kulit).

Racun paling penting dalam bunga oleander adalah oleandrin dan nerrine yang berhubungan dengan glikosid jantung. Racun-racun tersebut terdapat pada semua bagian tanaman, namun umumnya terkonsentrasi pada bagian getah yang tampilannya berwarna putih seperti susu. Jika memapar kulit manusia, getah ini bisa menghalangi reseptor luar kulit manusia sehingga menyebabkan kulit jadi kebas atau mati rasa. Ada keyakinan bahwa oleander mengandung beberapa senyawa berbahaya yang belum diketahui atau belum diteliti. Kulit kayu oleander mengandung rosagenin yang diketahui memiliki efek mirip strychnine. Keseluruhan bagian tanaman yang mengandung racun tersebut menyebabkan reaksi merugikan, baik bagi manusia maupun hewan.
Oleander juga diketahui dapat menyimpan racunnya meski dikeringkan. Diyakini bahwa 10-20 helai daun yang dikonsumsi oleh orang dewasa dapat menyebabkan reaksi merugikan, dan satu helai daun cukup untuk dijadikan senjata mematikan jika dimakan oleh anak kecil atau bayi. ada sejumlah laporan tak terhitung mengenai kasus-kasus bunuh diri dengan mengonsumsi biji bunga oleander di India Selatan. Dalam dunia binatang, kandungan racun sekitar 0,5 miligram per kilogram berat badan hewan sudah cukup mematikan bagi banyak hewan, dan berbagai dosis lain akan memengaruhi hewan lain. Sebagian besar hewan dapat menderita reaksi atau kematian akibat tanaman ini.
Proses keracunan dan reaksi terhadap tanaman oleander berlangsung sangat cepat, sehingga menuntut perawatan medis yang segera terhadap korban atau yang diketahui keracunan, baik pada hewan maupun manusia. Rangsangan untuk muntah dan yang berhubungan dengan lambung adalah tindakan pencegahan untuk mengurangi penyerapan kandungan racun dalam sistem pencernaan.