Tampilkan postingan dengan label tanaman obat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tanaman obat. Tampilkan semua postingan

Kamis, 11 Desember 2014

CARA BUDIDAYA BAWANG BERLIAN/BAWANG DAYAK/BAWANG HUTAN

Cara Budidaya Bawang Berlian/Bawang Dayak/Bawang Hutan/Bawang Sabrang


Bawang Dayak saat ini banyak dicari orang sebagai bahan obat herbal yang terkenal sangat ampuh untuk atasi beberapa penyakit seperti Diabetes, Kanker, Batu Ginjal, Autis, dll. Bawang berlian adalah tanaman herba yang punya umbi akar bernama ilmiah Eleutherina palmifolia yang secara alami tumbuh pada daerah berhawa sejuk pada ketinggian 600-1500 mdpl, namun bisa juga tumbuh subur pada daerah dataran rendah, seperti yang dilakukan di kalimantan barat, bawang dayak dibudidayakan pada ketinggia 1-200 mdpl.  Disebut bawang dayak karena tanaman ini banyak terdapat di daerah kalimantan pada lahan gambut yang subur.  Tidak Hanya di Kalimantan saja ada bawang dayak, sebenarnya di daerah lain juga ada semacam di daerah Sulawesi.

Untuk membudidayakan bawang Dayak atau Bawang Berlian, pada prinsipnya sama seperti penanaman pada umumnya, yaitu:
Bahan tanam:
1. tanah humus
2. pupuk kandang
3. sekam arang (perbandingan tanah, pupuk dan sekam 1:1: 0.5)
4. Wadah pot atau langsung di tanah, bila di tanah, beri lubang dengan diameter 20-25 cm,   sedalam 20cm.

Cara penanaman Bawang Berlian:
Aduk semua bahan jadi satu, masukkan kedalam wadah pot atau tanah yang telah dilubangi sebanyak 40%, tanam bibit (letakkan di tengah tengah), masukkan lagi bahan campuran di setiap pinggir bibit sampai penuh, INGAT, tanah diberikan hanya mencapai leher tunas.
Beri jarak 30 cm di setiap bibit yang di tanam, kemudian siram satu kali sehari secara rutin.

Panen.
Tanaman yang sudah berbunga berarti sudah siap dipanen umbinya dengan usia sekitar 6 bulan.

Kamis, 19 Juni 2014

TANAMAN AKAR WANGI, ZODIA, SERAI, GERANIUM, LAVENDER PENGUSIR NYAMUK SECARA ALAMI

Jika di sekitar rumah anda banyak nyamuk dan anda ingin terbebas dari kesal karena diserbu yamuk tiap harinya, sebaiknya anda mempertimbangkan untuk menanam beberapa tanaman yang dikenal mampu mengusir nyamuk secara alami.  Namun selain itu anda juga harus tetap memperhatikan prisnsip 3M agar nayamuk tidak berkembang biak dengan baik.
Nyamuk merupakan jenis serangga yang tidak suka dengan bau yang menyengat.  Beberapa tanaman ini mempunyai aroma yang diduga tidak disukai serangga. Cara menanam tanaman ini cukup mudah, yaitu cukup diletakkan di dalam ruangan atau ditanam di pekarangan rumah.

Akar Wangi (Vertiver zizanoides)
Akar wangi biasanya juga dijual sebagai bahan kerajinan atau cenderamata. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Sri Murwarni (2002) berupa pemanfaatan ekstrak akar wangi untuk mengendalikan nyamuk Aedes aegypti dan Anopheles aconitus, yaitu meliputi uji hayati daya racun ekstrak akar wangi untuk LC50 maupun LT50 terhadap jentik nyamuk Aedes aegypti. Berdasarkan percobaan tersebut, maka dari uji toksitas yang dilakukan menunjukkan, ekstrak akar wangi dengan konsentrasi 0,20%, dan 0,25% mampu membunuh larva nyamuk Aedes aegypti kurang lebih dalam waktu 2 jam.



Zodia (Evodia suaveolens Scheff)

Orang Papua biasa pakai tanaman ini dengan menggosok kulitnya dengan dedaunan tertentu sebelum masuk ke hutan. Maksudnya agar terlindungi dari serangan serangga, khususnya nyamuk. Daun-daun tersebut berasal dari tanaman yang disebut zodia (Evodia suaveolens). Kita ketahui, zodia ini tanaman asli Indonesia yang berasal dari Papua.

Kenapa nyamuk takut pada zodia? Tanaman zodia termasuk famili Rutaceae.Ia mengandung zat evodiamine dan rutaecarpine. Menurut Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro), minyak yang disuling dari daun zodia mengandung linalool 46 persen dan apinene
13,26 persen. Nah, linalool inilah yang berfungsi sebagai pengusir nyamuk. Menurut Agus Kardinan (2004), daun zodia mampu menghalau nyamuk selama 6 jam, dengan daya halau (daya proteksi) sebesar lebih dari 70 persen.

Selain efektif mengusir nyamuk, belakangan ini para ilmuwan menemukan khasiat lain dari zodia, misalnya penyembuh sakit kepala, disentri, dan pembunuh sel kanker. Bunganya pun dapat dijadikan obat gosok untuk mengobati masuk angin. Selain itu, daun zodia terasa pahit, bisa digunakan sebagai obat tradisional, antara lain untuk menambah stamina tubuh, sementara rebusan kulit batangnya bermanfaat sebagai pereda demam malaria.

Zodia akan mengeluarkan aroma bila daun-daunnya saling menggosok. Letakkan tanaman di sekitar tempat angin masuk dalam ruangan, bisa juga di sudut ruangan tertentu, kemudian tiup dengan kipas angin. Aroma yang cukup wangi pun akan keluar. Namun demikian, kita tetap harus waspada. Seandainya tanaman zodia diletakkan di ruangan yang sempit dan sedikit sirkulasi udara, bisa-bisa orang yang ada di dalamnya pun pusing atau mabuk.

Lazimnya, tanaman ini ditanam dalam pot, dan digunakan sebagai tanaman dalam ruangan (indoor plant). Namun, baik juga bisa langsung ditanam di halaman rumah. Bahkan, bisa memberikan kesejukan tersendiri. Tinggi tanaman ­ bila dibiarkan bebas di lapangan ­ bisa mencapai 200 cm. Daunnya cantik sekali, hijau agak kekuningan, pipih panjang tapi lentur, dan menyejukkan mata yang memandang.

Tanaman perdu ini berasal dari keluarga Rutacea. Tinggi tanaman 0,3 – 2 m dan panjang daun dewasa 20 – 30 cm. Bentuk zodia cukup menarik sehingga banyak digunakan sebagai tanaman hias. Tanaman ini memang berasal dari Papua, namun saat ini sudah banyak tumbuh di Pulau Jawa. Tanaman ini tumbuh baik di ketinggian 400 – 1.000 m dpl.

Tanaman zodia juga cukup mudah diperbanyak, baik melalui stek ranting maupun bijinya. Ketika sudah berbunga dan berbiji, biji zodia akan jatuh dan tumbuh di sekitarnya. Hanya saja, fase pertumbuhan membutuhkan perhatian tersendiri. Bila langsung kena sinar matahari, bisa-bisa malah mati. Sebaliknya, bila kurang sinar matahari justru pertumbuhannya tidak sehat. Tanaman ini akan tumbuh subur bila dikembangkan di daerah yang cukup dingin.

Geranium (Geranium homeanum, Turez)

Tanaman ini merupakan keluarga Geraniaceae, tanaman perdu ini tingginya 20 – 60 cm. Sebagai tanaman perdu, umur tanaman ini cukup panjang karena mampu bertahan hidup 3 – 5 tahun. Karena penampilannya yang indah, geranium sering dijadikan tanaman hias yang ditanam dalam pot dan diletakkan di halaman atau dalam rumah.

Selain penampilan yang indah, tanaman ini mengeluarkan aroma yang cukup harum. Namun, aroma tersebut tidak disukai serangga. Daun geranium berjumlah tunggal, berwarna hijau, berbulu, berbau harum, tepi bergerigi dan ujungnya tumpul. Batangnya berkayu, berbulu, ketika masih muda berwarna hijau, tetapi setelah tua berwarna kecoklatan.
Perkembangbiakan tanaman ini dengan cara stek batang. Geranium memiliki akar tunggang. Caranya, dengan mematahkan batang yang masih muda lalu menancapkannya ke tanah. Geranium memiliki kandungan geraniol dan sitronelol yang merupakan bahan yang berbau menyengat dan harum, sehingga sering digunakan sebagai bahan untuk membuat sabun mandi. bahan tersebut bersifat antiseptik dan tidak disukai nyamuk.

Kalau zodia lebih banyak ditanam di dalam pot, maka geranium lazim ditanam outdoor, meskipun cara penggunaannya sama, yakni dengan menggoyang-goyang helaian daun, atau tertiup oleh angin maupun kipas angin, lalu keluar bau wangi yang khas (agak langu).

Tanaman geranium (Pelargonium citrosa) tumbuh merumpun, banyak anakan. Daunnya hijau, berbentuk menjangkar (menyerupai jangkar), tepi daun bergerigi. Batangnya banyak mengandung air. Lazimnya diperbanyak dengan menggunakan stek anakan.

Tanaman geranium sekurang-kurangnya memiliki tiga varian, yakni Citrosa mosquito fighter, Cirosa queen of lemon, dan Citrosa lady diana. Citrosa mosquito fighter dulu-dulunya cukup mudah ditemukan di kawasan sekitar Bandung dan Sukabumi. Tumbuh liar di seputar sawah dan digunakan oleh orang-orang kampung. Daunnya diambil lalu diselipkan di antara pakaian dalam almari. Khasiatnya mampu mengusir nyamuk dan ngengat, juga memberikan aroma khas. Sekarang, tanaman ini kembali diburu orang, terlebih di zaman dimana pola hidup "kembali ke alam" makin ngetren.

Selasih (Ocimum spp)

Tanaman perdu ini dari keluarga Labiatae. Tanaman ini sangat banyak variasinya dan sering berubah-ubah penampilan, khususnya warna daun jika ditanam di lingkungan yang berbeda-beda. Selasih tumbuh di daerah dengan ketinggian 1 – 1.100 m dpl. Tempat favoritnya adalah daerah yang teduh dan lembab. Perkembangbiakan selasih adalah dari bijinya. Daya adaptasi tanaman ini dengan lingkungan cukup baik, sehingga mudah tumbuh di hampir semua tempat.

Selasih mengandung eugenol, linalool dan geraniol yang dikenal sebagai zat penolak serangga, sehingga zat-za tersebut juga berfungsi sebagai pengusir nyamuk. Bau daun selasih tercium sangat tajam, bahkan jika tercium agak lama atau disimpan dalam ruangan dapat mengakibatkan rasa mual dan pening. Komponen-komponen utama selasih yang bersifat volatil (menguap) menyebabkan nyamuk enggan mendekati tanaman ini. Biji selasih bermanfaat untuk menurunkan kolesterol, membantu pencernaan, mengobati kram usus dan melancarkan buang air besar.

Lavender (Lavandula latifolia Chaix)

Penampilan bunga lavender memang amat menarik. Bunganya berwarna ungu kecil-kecil. Bunga ini mengeluarkan aroma wangi. Bunga ini sering digosok-gosok ke tubuh untuk menghindari gigitan nyamuk. Perbanyakan tanaman lavender (Lavandula angustifolia) biasanya dengan menggunakan bijinya. Biji-biji yang tua dan sehat disemaikan. Bila sudah tumbuh, dipindahkan ke polybag. Ketika tingginya mencapai 15 - 20 cm, dapat dipindahkan ke dalam pot atau ditanam di halaman rumah.

Keberadaan tanaman lavender mengundang para penyuling minyak atsiri untuk menyuling bunganya karena selain bisa digunakan langsung untuk pengusir nyamuk, bunganya juga menghasilkan minyak yang digunakan sebagai bahan penolak serangga (repellant dan antifeedant), bahkan termasuk bahan yang sering digunakan sebagai lotion anti nyamuk.Minyak lavender memang sering dipakai sebagai aromaterapi. Bahkan, di beberapa rumah, minyak lavender ini ditempatkan di ruang tamu. Komposisi utama dalam minyak lavender adalah linalool asetat. Tanaman ini dapat diperbanyak secara stek batang dan biji.

Tanaman yang merupakan keluarga Lamiaceae ini berbentuk seperti semak atau pohon kecil. Daunnya bertulang sejajar, memiliki bunga kecil berwarna ungu kebiruan yang tumbuh di ujung cabang. Aroma bunga tersebut sangat harum mirip kamper, yang tidak disukai serangga. Lavender tumbuh baik di ketinggian 500 –1.300 m dpl. Semakin tinggi tempat tumbuhnya, semakin baik kualitas minyaknya.

Serai Wangi (Cymbopogon nardus)

Selama ini, serai wangi dipakai untuk bumbu masak dan bahan pencampur jamu. Namun, ternyata serai wangi ­ terutama batang dan daun ­ bisa pula dimanfaatkan sebagai pengusir nyamuk. Ya, pasalnya tanaman serai wangi ini mengandung zat-zat seperti geraniol, metilheptenon, terpen-terpen, terpen-alkohol, asam-asam organik, dan terutama adalah sitronelal. Zat sitronelal ini memiliki sifat racun kontak. Sebagai racun kontak, ia dapat menyebabkan kematian akibat kehilangan cairan secara terus-menerus sehingga tubuh nyamuk kekurangan cairan.

Secara sederhana kita dapat membuat ekstrak serai wangi. Caranya, sediakan 1 kg daun dan batang serai wangi, lalu cuci dan tiriskan sampai kering. Masukkan dalam blender, lalu haluskan. Masukkan hasil blenderan ke dalam 250 ml air, lantas rendam selama semalam. Setelah itu, saring dan masukkan ke dalam botol, lalu encerkan dengan aquades.
Untuk menggunakannya, tuangkan ekstrak serai wangi ke dalam alat penyemprot, lalu semprotkan ke tempat dimana nyamuk-nyamuk bersembunyi.

Tanaman serai wangi (Cymbopogon nardus) tumbuh berumpun dengan tinggi sekitar 50 - 100 cm. Daun tunggal berjumbai, panjang sampai 1 meter, lebar 1,5 cm, bagian bawahnya agak kasar, tulang daun sejajar. Batang tidak berkayu, berusuk-rusuk pendek, dan berwarna putih. Akarnya serabut.

Perbanyakan dilakukan dengan pemisahan stek anakan. Stek diperoleh dengan cara memecah rumpun yang berukuran besar namun tidak beruas. Poting sebagian daun stek atau kurangi hingga 3 - 5 cm dari pelepah daun. Sebagian akar juga dikurangi dan tinggalkan sekitar 2,5 cm di bawah leher akar. Setelah itu, ditanam di halaman rumah.

Jumat, 31 Mei 2013

CARA BUDIDAYA POHON PINANG INTENSIF

Buah Pinang atau bahasa latinnya Areca cathecu merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia.  Permintaan akan buah pinang ini lumayan tinggi.  Buah pinang umumnya banyak tumbuh dipekarangan atau kebun, dan belum banyak petani yang membudidayakan Pinang secara serius. Biji pinang berguna untuk bahan makanan, bahan baku industri seperti pewarna kain, dan obat. Biji pinang sebagai penyusun ramuan obat sudah masuk ke dalam daftar prioritas WHO (World Health Organization/organisasi kesehatan dunia) . Biji pinang ini sudah dimanfaatkan sebagai obat sejak ribuan tahun sebelum masehi, terutama di Mesir dan India. Hingga kini banyak negara yang menggunakan biji penang antara lain sebagai obat cacing, eksim, sakit gigi, flu, luka, kudis, difteri, nyeri haid, mimisan, sariawan, mencret, koreng, borok. 

SYARAT TUMBUH TANAMAN PINANG

Penanaman dilakukan di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuhnya maka akan memberikan dampak yang baik sehingga menghasilkan pertumbuhan dan produksi yang optimal. Beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan di dalam penanaman pinang antara lain :

Tanaman Pinang dapat berproduksi optimal pada ketinggian 0–1.000 m dpl (meter diatas permukaan laut). Tanaman pinang idialnya ditanam pada ketinggian dibawah 600 m diatas permukaan laut.
Tanah yang baik untuk pengembangan pinang adalah tanah beraerasi baik, solum tanah dalam tanpa lapisan cadas, jenis tanah laterik, lempung merah dan aluvial.
Keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman pinang sekitar pH 4 - 8.
Curah hujan yang dikehendaki tanaman pinang antara 750-4.500 mm/tahun yang merata sepanjang tahun atau hari hujan sekitar 100 - 150 hari.
Tanaman pinang sangat sesuai pada daerah yang bertipe iklim sedang dan agak basah dengan bulan basah 3 - 6 bulan/tahun dan bulan kering 4 - 8 bulan/tahun.
Tanaman pinang dapat tumbuh dengan baik pada suhu optimum antara 20º - 32º C. Tanaman pinang menghendaki daerah dengan kelembaban udara antara 50 – 90 %.
Penyinaran yang sesuai untuk tanaman pinang berkisar antara 6-8 jam/hari. 

Bibit Pinang

Bibit bermutu berasal dari benih terpilih yang berasal dari pohon induk terpilih. Seleksi pohon induk dapat dilakukan pada individu pohon, yaitu melalui seleksi sebagai berikut:

a. Pohon induk tumbuh tegar, batang lurus, mahkota pohon berbentuk setengah bulat dan pertumbuhan daun terbagi rata.

b. Pohon bebas dari serangan hama dan penyakit

c. Umur pohon lebih dari 10 tahun dan telah stabil berproduksi, yaitu sekitar 4-5 tahun.

d. Lingkar batang lebih dari 45 cm (diukur pada ketinggian 1 m dari permukaan tanah).

e. Daun yang terbuka penuh lebih dari 8 helai,

f. Jumlah tandan lebih dari 4 buah,

g. Jumlah buah per tandan lebih dari 50 butir.

TEKNIK BUDIDAYA.

Untuk budidaya tanaman pinang agar mendapatkan tanaman yang baik harus melalui beberapa tahap yaitu :

A. Persiapan Bibit.

Perbanyakan tanaman pinang dilakukan dari penyemaian biji. Kerugian pembibitan dengan biji adalah akan terjadi segregasi (penurunan kualitas keturunan) secara genetik pada tanaman yang bersifat heterosigous dan jangka waktu untuk berproduksinya akan sangat lama.

1). Jumlah bibit.

Kebutuhan biji untuk disemaikan sebaiknya dicadangkan sebanyak 50 % dari jumlah bibit yang diharuskan ditanam dalam setiap hektar areal tanam. Untuk jarak tanam 2,7 m X 2,7 m, akan diperoleh sebanyak 1.300 tanaman/Ha. Oleh karena itu disiapkan sebanyak 1.950 biji pinang untuk disemaikan.

2). Kriteria buah untuk bibit.

Beberapa kriteria tentang buah pinang yang baik untuk dijadikan bibit, yaitu ukuran, berat, dan umur buah. Khusus untuk ukuran buah, sangat tergantung pada varietas pinang. Ukuran buah pinang bervariasi dari ukuran kecil sampai besar.

Kriteria untuk ukuran buah besar adalah sebagai berikut:

a. Sebaiknya buah diambil yang mempunyai ukuran besar dan seragam, buah yang besar berpotensi menghasilkan buah yang besar.

b. Berat buah yang dijadikan bibit sekitar 60 buah/kg. Semakin sedikit jumlah per kilogramnya maka bijinyapun semakin baik dijadikan benih.

c. Umur Pohon yang baik untuk bibit.

Umur pohon lebih dari 10 tahun dan telah stabil berproduksi, yaitu sekitar 4-5 tahun. Buah untuk benih harus matang sempurna (warna oranye) dengan bobot di atas 35 g.

3). Perlakuan buah

Dalam pembibitan pinang ada yang tanpa perlakuan langsung menyemaikan buah dan ada yang diberi perlakuan terlebih dahulu sebelum disemai dengan merendam buah selama 24 jam. Air sangat mempengaruhi percepatan perkecambahan biji selain suhu, oksigen dan cahaya.

* Sebaiknya perendaman buah dalam air jangan terlalu lama
* Suhu yang tinggi akan memacu percepatan perkecambahan sejalan dengan naiknya suhu.
* Oksigen sangat diperlukan untuk respirasi. Dengan sistem drainase dan pengolahan pengaturan bedengan yang baik akan mempercepat perkecambahan karena aerasi berjalan dengan baik. Aerasi yang baik ini terjadi karena kebutuhan oksigen terjamin.

4). Persiapan lahan.

Sebelum dilakukan kegiatan perkecambahan biji, lahannya perlu disiapkan terlebih dahulu agar pertumbuhan optimal. Untuk kebutuhan bibit pada penanaman di lahan seluas 1 ha maka luas perkecambahan yang diperlukan sekitar 4-5 m² atau sekitar 400 biji/m². Langkah-langkah menyiapkan lahan sebagai berikut :

1. Pilih lokasi lahan yang cukup baik atau subur dan aman dari ganggguan orang, ternak, dan organisme pengganggu lainya.

2. Bersihkan lahan dari rumput terlebih dahulu dengan cara dicangkul.

3. Buat bedengan memanjang sesuai keadaan lahan dengan lebar 1 m. Caranya dengan menggali saluran drainase di antara dua bedengan dan tanah galiannya diuruk ke tengah sambil diratakan. Sebaiknya saluran drainase dirapikan.

5). Perkecambahan

Setelah lahan disiapkan, tahap selanjutnya adalah menyemai biji-biji yang sudah dipilih. Proses perkecambahan biji ini akan berlangsung sekitar 1,5-2 bulan. Saat itu akar atau tunas dari biji sudah bermunculan, tahapan perkecambahan biji adalah sebagai berikut :

1). Susun biji pinang terpilih pada bedengan dengan posisi horizontal. Penyusunan harus rapat agar daya tampung bedengan menjadi maksimal.

2). Tutup biji pinang tersebut dengan lapisan tanah subur setebal 0,5 cm.

3). Bedengan diberi naungan agar kelembaban terjaga dan terhindar dari sinar matahari langsung. Penyiraman dilakukan pada setiap pagi dan sore hari.

4). Bedengan diberi pagar agar terhindar dari gangguan hewan piaraan.

B. Cara Pembibitan.

Setelah biji berkecambah, kegiatan selanjutnya adalah pembibitan. Pembibitan ini dibagi dua tahap sebagai berikut :

Pembibitan
Pada tahap pembibitan pertama ini kecambah biji dibibitkan pada lahan dengan lebar 1 m dan panjang disesuaikan dengan kondisi lapangan dan bedengan diberi dinding keliling dari papan setinggi polybag ( 15 Cm). Tujuan agar polybag dapat disusun tegak dan rapi.

Setelah lahan pembibitan siap, kegiatan selanjutnya adalah menyiapkan polybag untuk pembibitan. Polybag yang digunakan berukuran volume 1 kg atau setinggi 15 cm. Polybag harus memiliki lubang di bagian bawahnya agar drainasenya baik. Kemudian isi polybag dengan tanah hingga setinggi ¾ bagian, lalu dipadatkan.

Polybag diisi dengan kecambah biji pinang, pengambilan kecambah ini harus hati-hati agar tunas dan akarnya tidak rusak. Biji kecambah dibenamkan sedalam 4 Cm atau posisi rata dengan permukaan tanah, setiap polybag berisi satu kecambah, kecambah ini ditutupi dengan tanah secukupnya agar kelihatan rapi.

Agar terhindar dari sengatan matahari bedengan diberi naungan. Tinggi tiang naungan sekitar 2,5 m. Sebagai atap bisa dari daun kelapa, nipah dan alang-alang , naungan mulai dikurangi setelah bibit berumur 1,5 bulan. Pengurangan ini dilakukan hingga bibit akan dipindahkan pada pembibitan kedua atau sudah berumur 5 bulan.

Polybag yang disiapkan bervolume sekitar 6 kg media tanam. Ke dalam polybag diisi tanah subur 2/3 bagian. Selain tanah subur, ke dalam polybag pun dapat diisi dengan kompos plus. Dari 2/3 bagian polybag yang akan diisi dengan media tanam, 50 % adalah kompos plus(pada bagian bawah) dan 50 % sisanya diisi tanah biasa (pada bagian atas).

Setelah media tanamnya dimasukan didalam polybag besar, bibit dari polybag kecil pada pembibitan tahap pertama dapat dipindahkan. Caranya dengan menyobek polybag kecil, lalu bibit ditanam dalam polybag besar. Tanahnya harus relatif padat dan pangkal batang bibit tepat pada permukaan polybag.

Agar pertumbuhan tanaman dalam polybag lebih sempurna pertumbuhannya perlu dilakukan pemupukan NPK dengan dosis 20 g setiap polybag.

Pada areal pembibitan ke dua ini tidak perlu ada pelindung dari sinar matahari, karena sinar matahari sangat diperlukan bibit untuk pertumbuhannya.

Lokasi pembibitan sebaiknya diberi pagar keliling untuk menghindari gangguan dari hewan peliharaan, sebaiknya lokasi pembibitan dekat dengan sumber air.

Pemeliharaan tahap ke dua ini dilakukan selama tujuh bulan atau hingga bibit berumur satu tahun terhitung dari pembibitan tahap pertama. Dan bibit siap di tanam.

Persiapan Lahan Penanaman
Tahapan yang harus dilakukan setelah lokasi tanam di tentukan lahan perlu dilakukan pengolahan lahan dari pembukaan lahan sampai dengan pembuatan lobang tanam.
Penanaman di lahan pertanaman kelapa (pinang sebagai tanaman sela) dapat dilakukan pada lahan pertanaman kelapa yang memiliki jarak tanam 9 x 9 meter segi empat. Tanaman pinang dapat ditanam diantara dua baris tanaman kelapa dengan jarak tanam 2,5 x 2,5 meter segi empat

Penentuan jarak tanam

Jarak tanam yang biasa di tanam dilapangan adalah 2,7 m X 2,7 m. Jarak tanam ini dianggap cukup efisian untuk pertumbuhan tanaman.

Diantara tanaman dalam barisan dapat ditanami dengan tanaman lain seperti tanaman palawijo sebagai tanaman tumpang sari.
Pemancangan Ajir
Pemancangan dilakukan setelah lahan penanaman bersih. Dengan pemancangan akan memudahkan penentuan letak lubang tanam dengan jarak teratur.

Pemancangan didasarkan pada kerapatan pohon per hektar, jarak tanam, dan topografi daerah setempat. Pemancangan di areal rata dilakukan sesuai jarak tanam. Sedangkan dilahan berbukit atau berkontur, pemancangan dilakukan dengan arah barisan menurut kontur lahan dan jarak antar barisan menurut proyeksi jarak antar barisan.

Alat yang digunakan untuk melakukan pemancangan adalah tali nylon (tali polythylene). Tali nylon disiapkan sepanjang 100 m. Pada tali tersebut diberi tanda (diikat diikat dengan benang) batas setiap panjang 3 m. Sebaiknya ada perbedaan mencolok antara warna tali nylon dengan benang. Fungsi tanda tersebut adalah memudahkan penancapan ajir di areal.

Ajir biasanya dibuat dari bambu dengan diameter minimal 2 cm. Tinggi anjir sekitar 1,5 m. Jumlah ajir yang disiapkan sesuai jumlah tanaman yang seharusnya disiapkan untuk luasan tertentu. Dengan jarak tanam 2,7 m x 2,7 m maka yang perlu disiapkan sekitar 1.300 ajir (untuk luasan 1 hektar). Agar ajir mudah ditancapkan ketanah bagian pangkalnya diruncingkan.

Setelah alat dan ajir disiapkan, pemancangan dapat segera dilakukan. Tancapan satu ajir di sudut tertentu dari lahan, misalnya sudut sebelah timur dan ikatkan tali nylon pada ajir tersebut. Tarik tali seluruhnya kearah sudut lainnya (barat). Beri ajir disudut barat dan ikat tali pada ajir tersebut. Tarikan tali ini nantinya akan merupakan barisan pertama. Tali harus ditarik lurus ke arah sudut lain. Penancapan ajir tersebut dapat disesuaikan dengan lahan terpanjang walaupun tanpa arah.

Setelah itu, tancapan ajir satu per satu sesuai tanda pada tali. Bila sudah selesai, tali dapat dipindahkan pada barisan di sebelahnya atau barisan kedua yang sebelumnya sudah diukur dengan jarak 2,7 m. Lakukan pemancangan ajir seperti pada barisan pertama, demikian seterusnya hingga seluruh lahan diberi ajir. Setiap selesai pemancangan ajir pada satu barisan.

 
Pengaturan jalur dalam kebun jalur A (lebar 1 M) sebagai jalan, jalur B ditanami kacang-kacangan. Jalur X sebagai barisan tanaman pinang.

Pembuatan lubang tanam.

Lubang tanam untuk pinang dibuat dengan ukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm. Lubang tanam harus sudah dibuat 1 bulan sebelum penanaman karena perlu dibiarkan terbuka kena sinar matahari selama 1 bulan. Setelah itu lubang dapat di isi tanah lapisan atas yang telah dicampur dengan kompos atau pupuk kandang sebanyak 1 kg. Selain itu, tanah lapisan atas tersebut pun dapat dicampur pupuk NPK sebanyak 50-75 g/lubang. Tanah tercampur pupuk tersebut dimasukan ke lubang hingga 1/3 bagian saja.

Penanaman tanaman penutup tanah.

Bila lahan luas dan tidak ditanami tanaman tumpang sari, sebaiknya tanah ditanami tanaman penutup tanah (cover crops). Penanaman dilakukan segera setelah lahan bersih, pemancangan ajir, atau penyemprotan herbisida. Penanaman tanaman penutup tanah sebaiknya saat musim penghujan.

Biasanya tanaman penutup tanah adalah dari jenis kacang-kacangan seperti Pueraria javanica, Centrocema pubercen, Calopogonium mucunoides, Psophocarpus palutris, dan Calopogonium caeruleum. Tanaman ini dapat ditanam dari biji atau dari stek.

Tanaman penutup tanah sangat berguna untuk menambah cadangan unsur hara, memperbaiki sifat-sifat tanah, mencegar terjadinya erosi, dan menekan pertumbuhan tanaman pengganggu atau gulma.

Penanaman
Ada dua teknik penanam pinang yang dapat dilakukan, yaitu penaman dengan sistem monokultur dan sistem tumpang sari.
1. Penanaman sistem monokultur.
Penanaman sistem monokultur artinya tanaman yang ditanam dalam satu areal hanya satu jenis tanaman menghasilkan. Penanaman sebaiknya pada musim penghujan. Bibit yang ditanam sebaiknya sudah merupakan hasil seleksi.

2. Penanaman sistem tumpang sari.
Dengan penanaman sistem tumpang sari dapat memberikan nilai tambah petani karena tanaman pinang baru berproduksi pada umur 5 tahun. Tanaman tumpang sari yang biasa ditanam adalah tanaman palawija (Jagung, kacang-kacangan). Dengan adanya tanaman tumpang sari petani sudah mendapat pendapatan sebelum tanaman pinang berproduksi.

Pemeliharaan tanaman

Untuk memperoleh hasil yang maksimal maka yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :

1. Penyisipan tanaman

Penyisipan dilakukan terhadap tanaman pinang yang mati atau tanaman tidak sehat sebaiknya tanaman dicadangkan 5 % dari jumlah total populasi per hektar.

2. Pemupukan tanaman

Pemupukan tanaman dilakukan dua kali dalam 1 tahun yaitu pada awal musim penghujan dan pada akhir musim penghujan. Dosis pupuk untuk tanaman yang berumur 4 tahun keatas (tanaman mulai berbunga) adalah: 100 g N; 40 g P2O5; dan 140 g K2O (setara dengan 220 g urea; 80 g TSP; dan 240 KCL) dan 12 kg kompos atau pupuk kandang per pohon per tahun. Untuk tanaman muda berumur 1 tahun (tanaman baru dipindahkan ke lapangan) sampai 3 tahun, dosis pupuk masing-masing 25 %, 50 % dan 75 % dari dosis tanaman mulai berbunga.

3. Penyiangan gulma.

Penyiangan dilakukan agar tanaman terbebas dari gangguan gulma. Diusahakan agar disekitar batang (daerah piringan) dengan diameter 0,5 sampai 2,0 m tidak ada rumput/gulma yang tumbuhnya melewati pohon pinang. Pengendalian gulma ini dilakukan setiap dua bulan.

a. Strip weeding

Strip weeding artinya membersihkan gulma di sepanjang barisan tanaman hingga bersih. Lebar yang dibersihkan cukup 1 m secara memanjang sesuai barisan tanaman. Alat yang digunakan cangkul, tajak, sabit, Selain itu gulma dapat diberantas dengan bahan kimia. Kegiatan ini dilakukan hingga lima kali setahun secara berulang-ulang. Pinang yang sudah berumur 1-4 tahun cukup dilakukan pembersihan dua kali setahun.

b. Strip spraying

Srtip spraying artinya membersihkan gulma sepanjang barisan tanaman dengan cara penyemprotan herbisida seperti : Paracol dengan konsentrasi 1,2-1,5 l/400 l air/ha dan Gramozone dengan konsentrasi 1,2-1,5 l/400 l air/ha. Kegiatan ini untuk tanaman yang sudah berumur setahun atau lebih. Untuk tanaman yang sudah berumur 2-3 tahun dapat dilakukan dua kali setahun. Lebar jalur Strip spraying cukup 1,5 m, yaitu masing-masing 73 cm dari kanan-kiri batang memanjang sesuai barisan tanaman.

c. Penyiangan bundaran pohon (ring weeding)

Penyiangan dilakukan di sekeliling pohon dengan radius 75-150 cm tergantung besarnya pohon.

4. Pengairan

Tanaman pinang sangat peka terhadap kekeringan, oleh sebab itu penting dilakukan pada daerah yang memiliki musim kering panjang. Tanaman perlu diairi sekali dalam 4-7 hari tergantung jenis tanah dan iklim.

Pengendalian Organisme Pengganggu.

Sebagai tanaman perkebunan lainnya, tanaman pinang tidak dapat terhindar dari berbagai serangan hama dan penyakit yang menyerang tanaman. Beberapa hama dan penyakit penting pada tanaman pinang mulai dari pembibitan sampai di gudang penyimpanan yang perlu diketahui.

HAMA DAN PENYAKIT.

A. H a m a

1. Bagworms.

Penyebab adalah Manatha albipes Moore. Ditemukan di bagian bawah daun dan membuat sejumlah lobang-lobang kecil.

2. Termit atau rayap.

Termit dapat menyerang benih atau bibit pada musim kemarau. Serangan pada bibit dimulai pada pangkal batang, sehingga bagian pucuk menjadi layu dan lama kelamaan tanaman mati. Pengendalian rayap dapat dilakukan dengan menutup bagian pangkal batang dengan pasir ataupun secara kimiawi menggunakan insektisida Aldrin.

3. Belalang (Aularches miliaris Linn)

Menyerang lamina daun sehingga meyebabkan daun berlubang.

4. Kutu (mite)

Dikenal 3 jenis kutu menyerang tanaman pinang. Kutu merah (Raolella indica Hirst) dan kutu putih (Oligonychus Indicus Hirst). Kutu oranye, Kutu merah dan Kutu putih hidup berkelompok di bawah daun dan mengisap cairan di daun mengakibatkan daun berwarna kekuningan, coklat dan akhirnya mengering. Kutu oranye (Dolichotetranychus sp.) menyerang buah yang masih muda dan bersembunyi dibagian dalam perianth buah serta mengisap cairan, sehingga buah akan gugur Pengendalian dilakukan dengan penyemprotan Kelthan 1.86 ml/l air ataupun penggunaan predator antara lain Chilocorus sp.

5. Kepik (Carvalhoia arecae Miller and China)

Kepik ditemukan berkumpul di bagian ujung ketiak daun. Kepik dewasa berwarna hitam dan Kepik muda berwarna hijau kekuningan, keduanya mengisap cairan pada bagian spindle sehingga pertumbuhan tidak normal. Daun yang telah diisap nampak garis-garis nekrotik berwarna coklat tua lama kelamaan daun mengering dan patah. Pengendalian dilakukan dengan insektisida sistemik Sevin 4G dengan dosis 10 g per tanaman setiap 3 bulan.

6. Tempayak akar (Leucopholis burmeisteri Brenske)

Tempayak akar atau dikenal tempayak putih merupakan hama yang cukup merugikan tanaman pinang. Bentuk hama ini seperti hurup ”V” serta tubuh lembut dengan kaki berbulu warna coklat.

7. Ulat bunga (Tirathaba mundella Walk)

Ulat bunga menyerang mayang dengan mengisap cairan dalam bunga. Ulat dewasa meletakan telurnya pada bagian spatha. Sehingga Spadix tidak dapat membuka dengan sempurna. Pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan Endre x 20 EC 0.125 % atau Malathion 50 % EC dengan dosis 2 ml / l air
8. Gugur buah muda

Gugur buah muda disebabkan oleh kepik Pentatomid (Halyomorpha marmorea F). Buah pinang yang ditusuk dengan belalai akan mengeluarkan cairan. Buah yang ditusuk akan berwarna hitam pada permukaan kulit buah dan dagingn buah akan berwarna coklat gelap. Gejala ini akan berkembang terus sehingga menyebabkan buah gugur. Pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan menyemprot Endosulfan 0.05% pada tandan.

9. Kumbang pinang (Coccotrypes carpophagus Horn).

Kumbang pinang dewasa menyebabkan kerusakan dengan menggerek buah sehingga berlubang sampai pada bagian biji. Besar lubang gerekan kira-kira berdiameter 0.6 - 1.0 mm.

10. Coffee bean weevil (Araecerus fasculatus D.)

Coffee bean weevil menyerang biji pinang yang mengakibatkan buah berlubang sebesar 1.5 - 2.5 mm. Hama ini ditemukan pada buah pinang di bagian dalam perianth. Musuh alami adalah parasit Anisopteromatus calandra Howard.

11. Kumbang sigaret (Lasioderma serricome F.)

Kumbang dewasa berwarna coklat kekuningan dengan bulu-bulu bercahaya . Kumbang ini menggerek buah dan bekas gerekannya terlihat seperti tepung . Musuh alaminya yaitu parasit Anisopteromatus calandrae Howard.

12. Ngengat padi (Corcyra cephalonica Stainton)

Ngengat membuat rongga-rongga didalam buah pinang dan memakan daging buahnya. Pengendalian hama gudang ini dengan mengguunakan tablet phostoxin dengan dosis 800 g/1000 cm³ luas gudang.

B. Penyakit

1. Bercak daun menguning (yellow leaf spot)

Penyebabnya penyakit brtcak daun adalah cendawan Curvularia sp. Gejala pada lamina daun, terlihat bercak-bercak kuning 3-10 mm diameter. Infeksi lanjut dapat menyebabkan kematian bibit. Penyemprotan dengan Dithane dapat mengurangi serangan.

2. Leaf blight.

Penyebabnya adalah Pestalotia palmarum Cooke. Gejala penyakit berupa bercak-bercak coklat kekuningan pada helaian daun. Pemupukan N dan K2O ataupun dengan pemberian naungan dapat menekan penyakit.

3. Karat merah daun (red rust)

Penyebabnya yaitu Cephaleuros sp. Cendawan ini menginfeksi batang dan daun. Sehingga terlihat bercak tak beraturan pada bagian batang dan daun yang berwarna kekuningan. Untuk menghindari perlu dibuat naungan secukupnya.

4. Busuk akar/pangkal batang (root/collar rot)

Penyebabnya adalah cendawan Fusarium sp. dan Rhizoctoria sp. Penyakit ini biasanya terlihat di pembibitan dengan sistim drainase jelek. Serangan cendawan ini mengakibatkan tanaman layu.

5. Busuk buah (fruit rot)

Penyebabnya adalah Phytopthora arecae. Gejala bercak basah terlihat pada permukaan buah dekat kelopak bunga (perianth). Bercak ini akan menyebar sehingga warna buah berubah menjadi hijau tua. Jika bercak mencapai bagian apikal buah maka akan menyebabkan buah gugur. Pengendalian secara kimia dapat di lakukan dengan fungisida Copper oxychlorride serta fitosanitasi (pembersihan) kebun. Pengendalian lainnya dengan melakukan fotosanitasi pada kebun-kebun.

6. Busuk pucuk (bud rof)

Penyebabnya sama dengan penyakit busuk buah. Yaitu P. Arecal. Bagian yang diserang adalah pangkal spidel pangkal spindle berwarna berangsur bagian yang terinfeksi serangan berat menyebabkan kuning coklat pucuk membusuk dengan bau khas. Pembersihan lokasi pertanaman dari tanaman terserang akan mencegah penyebaran penyakit.

7. Daun menguning (yellow leaf disease)

Penyebabnya adalah mycoplasm like organism (MLO). Daun yang terserang memperlihatkan warna kekuningan dan terdapat garis-garis nekrotik. Pada lamina daun. Pertumbuhan daun akan mengecil sehingga produksi buah menurun. Daging buah berwarna kehitaman. Pengendalian dengan cara terpadu dengan pemupukan, penggunaan fungisida 2 g phorate granula per pohon serta fitosanitasi.

8. Busuk kaki (foot rot)

Penyebabnya adalah Ganoderma lucidum. Munculnya penyakit ini karena kurang pemeliharaan kebun, drainase jelek. Tanaman yang terserang menunjukan gejala kekeringan dimana daun menguning, terkulai dan akhirnya patah. Infeksi lanjut yaitu batang terlihat bercak coklat tidak beraturan dan mengeluarkan cairan. Akar tanaman akan membusuk. Untuk menghindari perlu pengaturan sistim drainase, kebersihan kebun. Bebeberapa mikroorganisme antagonis seperti Trichoderma sp, Streptomyces sp. dapat menjadi agen hayati pengendalian penyakit ini.

9. Die back pembungaan dan bubur buah.

Cooletotrichum gloesporioides berasosiasi dengan penyakit ini. Gejalanya terlihat tulang daun menguning dan terlihat mengering mulai ujung daun sampai ke arah pangkal. Bunga betina akan gugur. Faktor lainnya yang menyebabkan gugur buah adalah kegagalan polinasi, kandungan unsur hara kurang, cekaman air dan temperatur atupun faktor fisiologis.

Pengendalian dengan fungisida Dithane 4 g/L air pada 2 tahap yaitu dilakukan pada saat bunga betina terbuka dan pada 20-24 hari berikutnya.

10. Bacterial leaf stripe.

Penyebab yaitu Xanthomonas campestris pv. Arecae. Gejala daun terlihat bercak-bercak selebar 0.5-1.0 cm. Permukaan bagian bawah daun ditutupi oleh bakteri. Daun yang terserang menimbulkan bercak yang tidak teratur berwarna putih keabuan atau kekuningan. Penyemprotan dengan antibiotik tetracyclin 1 g/2 L air yang dilakukan setiap 2 minggu.

11. Mengecil (Band)

Penyebab penyakit ini belum diketahui. Gejalanya yaitu daun menjadi pendek, mengecil dan berbentuk sapu. Warna daun menjadi hijau tua, batang meruncing dan jarak antar ruas batang memendek. Mahkota pohon bentuk seperti berbunga mawar, sehingga pembungaan menjadi tidak sempurna, dan produksi buah menurun. Pengendalian penyakit dilakukan dengan perbaikan drainase, penggemburan tanah. Pemberian campuran Copper sulfat dengan kapur perbandingan 1 : 1 dengan dosis 225 g per pohon per 6 bulan dapat memperbaiki kondisi lingkungan tumbuh.

12. Batang berdarah (stem bleeding)

Penyebabnya adalah Thielaviopsis paradoxa Von Hohn (Ceralostomelia paradoxa). Terjadi perobahan warna pada bagian yang terinfeksi di bagian batang dan jaringan lembut serta mengeluarkan cairan berwarna coklat gelap. Dugaan bahwa penyakit ini berkembang akibat air tanah yang dangkal dan drainase jelek. Untuk menghindari serangan hama Xyleborus sp. Yang dapat masuk melalui lobang tersebut dilakukan penempelan dengan tar dan insektisida.

13. Buah retak (nut splitting)

Penyebabnya karena ketidak seimbangan fisiologis. Karakteristik penyakit ini terlihat dari buah pinang yang retak-retak. Gejala yang dimulai dengan buah kekuningan ketika buah setengah matang atau tiga per empat bagian matang. Perbaikan drainase dan penyemprotan dengan Borax 2 g/1 l air pada tahap awal dapat menekan serangan penyakit.

Umumnya buah pinang akan terserang penyakit pada saat panen, prosesing sampai penyimpanan. Sumber infeksi terutama berasal dari :

a). Infeksi pada tanaman. Buah pinang yang berasal dari tanaman terserang penyakit buah pecah (nut spliting) akan mudah terserang juga oleh organisme sekunder seperti: Aspergiles sp., Penicilium sp.

b). Infeksi selama panen dan prosesing. Buah pinang yang biasanya panen kemudian terjatuh ketanah sering ditemukan adanya infeksi ke buah tersebut. Jenis cendawan yang ditemukan seperti Aspergillus niger, A. Flavus, Botryodiplodia theobromae dan Rhizopos sp. Kurangnya pemanasan selama proeses pengeringan awal tentu akan memudahkan tumbuhnya cendawan-cendawan tertentu.

c). Infeksi selama pengangkutan dan penyimpanan. Buah pinang yang dipanen dan keranjang yang digunakan untuk menampung harus bersih. Demikian pula pada penyimpanan di gudang haruslah dalam keadaan yang terkontrol. Cendawan yang sering ditemukan pada proses pasca panen adalah Aspergillus niger arecae, Subramanella arecae.

Perlu diketahui untuk pengendalian penyakit selama panen sampai di gudang yang perlu diketahui adalah : menghindari kontak langsung buah pinang dengan tanah, buah pinang sebaiknya dimasukan ke dalam karung goni polyetylen dan melakukan fumigasi ruang penyimpanan dengan ethylene dibromide.

PANEN DAN PASCA PANEN

A. Panen dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Panen buah masak penuh.

Panen dapat dilakukan pada buah yang menjelang masak atau sudah masak. Tanda buah siap panen adalah warna kulit berwarna kuning atau kemerahan. Panen dapat dilakukan setiap bulan dengan menggilir beberapa kelompok tanaman. Pada skala usaha luas 1 ha, panen dapat diatur sekali sebulan dengan produksi rata-rata 400 kg biji pinang kering.

2. Panen buah muda.

pinang kacung 110Panen dilakukan saat buah masih berwarna hijau tua atau berumur antara 7-8 bulan (Gambar 4). Biasanya buah yang dipanen cara seperti ini, dalam proses pasca panen melalui perebusan sehingga buah akan mengeras dan tidak mudah terserang hama/penyakit.

B. Penanganan pasca panen

Sesudah di panen buah dibelah menjadi dua tujuannya adalah agar buah cepat kering, setelah buah terbelah semua segera dikeringkan dengan panas sinar matahari, setelah kering buah yang masih mempunyai kulit tadi di cungkil setelah itu buah di jemur kembali selama 50 jam. Penjemuran berlangsung selama 4 hari secara berturur-turut. Setelah kering biji pinang dapat dikemas dalam karung plastik untuk dijual atau disimpan dalam gudang.

Minggu, 21 April 2013

CARA PERBANYAKAN DAN BUDIDAYA SIRIH MERAH

Sirih Merah banyak dikenal sebagai tanaman obat yang sangat berguna bagi masyarakat.  Untuk budidaya sirih merah perlu memperhatikan cara-cara yang benar sehingga tanaman sirih merah anda akan sehat dan banyak daunnya, karena bagian yang dimanfaatkan adalah daun.
 
CARA PERBANYAKAN SIRIH MERAH
Secara alami, Sirih merah menyukai tempat ternaung.   Seperti di bawah pohon di hutan. Tumbuh subur di tempat yang berhawa sejuk.  Untuk sinar matahari sirih merah  butuh 60 – 75 persen cahaya matahari.   Di tempat teduh, daunnya akan melebar, warna merah yang cantik akan segera terlihat bila daunnya dibalik. Batangnya pun tumbuh gemuk. Bila terkena banyak sinar matahari, batangnya cepat mengering. Sebaliknya bila terlalu banyak kena air akar dan batangnya akan membusuk.
Jika kebanyakan air, tanaman akan mati. Kena panas terus pun akan mati juga. Artinya, jika di pot tidak boleh langsung kena matahari. Sangat baik jika menggunakan paranet sehingga tak langsung kena hujan.  
Budidaya sirih merah bisa lewat pembibitan atau perbanyakan. Bisa melalui stek, dan runduk batang.   Untuk perbanyakan dengan runduk batang, bisa dilakukan bila tanaman sirih merah sudah mulai menjalar atau berkembang pesat.
Musuh utama sirih merah adalah keong, bekicot kecil, dan semut. Kalau daunnya akan dipakai obat, hendaknya jangan menggunakan pestisida untuk menghalau hama.
Bagi Anda yang ingin mencoba menanam sirih merah, cobalah dengan cara stek. Cara ini adalah yang paling mudah bagi pemula. Caranya: 1.Sediakan media tanam stek berupa pasir, tanah dan kompos. Perbandingannya 1:1:
1. Masukkan ke dalam polybag berdiameter 10 cm yang bagian bawahnya sudah dilubangi. 
2.Pilih batang sirih merah yang sudah tua. 
3.Potong batang sirih kira-kira dua ruas. Jangan asal potong. Sebaiknya batang yang diplih sudah memiliki 2 sampai 3 lembar daun. 
4.Rendam potongan batang ini ke dalam air biasa kira-kira 15 menit lalu angkat. 
5.Masukkan setek ke dalam media tanam yang sudah disediakan. 
6.Letakkan setek yang sudah ditanam di tempat teduh. Sinar matahari kira-kira 60 persen saja.
CARA PEMANENAN DAUN SIRIH MERAH
Tanaman siap panen minimal berumur 4 bulan. Saat itu sirih merah terdiri atas 16 sampai 20 daun. Pada saat itu daun sudah relatif lebar, dengan panjang 15 sampai 20 cm. Daun siap petik harus berumur 1 bulan, bersih, dan warna mengkilap. Daun yang dipetik berumur sedang, tidak terlalu tua atau muda, karena kadar zat aktifnya tinggi.
Daun yang subur berukuran 10 cm dan 5 cm. Bila dipegang, daun terasa tebal dan kaku (tidak lemas). “Semakin tua warna daun, semakin tebal. Semakin tebal daun, semakin kaku,” kata Soekardipengelola kebun pembibitan tanaman obat di Bogor. Aroma daun tajam dan rasanya pahit. Dalam sepekan panen sekali, tapi bila tanaman rimbun panen setiap hari juga memungkinkan. Hindari memetik daun yang terkena cipratan tanah, terutama pada waktu musim hujan.
Pemetikan dimulai dari tanaman bagian bawah menuju atas. “Daun dipetik sekitar 60 cm dari permukaan tanah , dengan tujuan meminimalkan bila ada kotoran atau debu yang menempel,” ujar Bambang Sudewo. Bila daun dipetik sekitar 10 cm dari permukaan tanah, kotoran terlalu banyak sehingga kurang layak panen. “Semakin sering daun dipanen, semakin cepat tunas tumbuh,” lanjutnya. Pemetikan sebaiknya pada pagi hingga pukul 11.00. Bila dipetik pada sore hari, menghambat proses pengeringan. Pemetikan dengan pisau tajam dan steril.
PASCA PANEN DAUN SIRIH MERAH

Selesai dipetik, daun disortir dengan standar mutu : daun bersih, segar, tebal, dan mengkilap. Daun kotor, cacat, dan kusam dibuang. Daun direndam dalam air selama 1530 menit untuk membersihkan kotoran dan debu yang menempel. Kemudian dibilas hingga bersih, dan ditiriskan.
Langkah berikutnya daun dirajang dengan alat yang bersih, steril, dan tajam. Lebar irisan sekitar 1 cm, langsung dikeringanginkan di atas tampah beralas kertas selama 1 jam. Rajangan yang telah kering 60% ditutup dengan kain hitam transparan untuk menghindari debu, serangga, atau kemungkinan terbang karena tertiup angin.
Setelah kering, daun dimasukkan ke kantong plastik tebal transparan. Bila perlu berikan silica gel untuk menyerap kadar air. Tutup rapat kantong, beri label, dan tanggal kering. Kemudian simpan di tempat bersih, tidak lembap, dan mudah dijangkau, misalnya stoples kaca. Dengan cara ini kualitas sirih merah tetap terjaga hingga setahun. Ketika hendak mengkonsumsi, ambil rajangan kering sirih merah 34 lembar, dan rebus hingga mendidih. Minumlah setelah rebusan dingin dan melalui penyaringan.