Rabu, 16 Juli 2014

CARA BUDIDAYA WIJEN DI LAHAN KERING DAN BASAH

Biji dan minyak wijen sudah sangat akrab dengan kita dan secara tradisional telah digunakan oleh masyarakat kita dalam olahan makanan salah satunya yang terkenal adalah jajanan pasar onde-onde yang dikulitnya dibalut denga biji wijen.   Minyak wijen dikenal mampu mengikat kolesterol sehingga aman buat penderita kolesterol tinggi.  Meski sudah dikenal di Indonesia namun hanya beberapa daerah saja yang telah membudidayakan wijen secara komersial.  Secara alami wijen tumbuh baik di daerah tropis macam di negara kita.  Di supermarket minyak wijen disebut sebagai sesame oil.
Wijen yang nama ilmiahnya adalah Sesamum indicum L. diduga berasal dari benua afrika, tepatnya dari negara Ethiopia.  Tanaman wijen memiliki kandungan protein yang tinggi dan telah diidentifikasi seyidaknya ada 24 jenis tanaman wijen yang bisa dimanfaatkan.


Habitus dari wijen adalah sebagai berikut : 
Batang tegak, berkayu bertekuk empat, kebanyakan bercabang, susunan daun bawah, tengan dan atas antara spesies yang satu dan lainnya berbeda. Tinggi tanaman 0,5 hingga 25 meter, umur tanaman 2,5 sampai 5 bulan tergantung varietas dan kondisi tempat. Bunga muncul dari ketiak daun 1 sampai 3 kuntum per ketiak, warna putih dan ungu dan berbentuk seperti terompet. Penyerbukan biasanya terjadi dibantu oleh serangga dan kadang-kadang dibantu oleh angin. Buah memiliki panjang 2 sampai 3 cm dengan diameter 0,5 sampai 1 cm terdiri dari 4,6 dan 8 lokus(kotak) memanjang. Tiap lokus mengandung 50 hingga 125 biji per polong.

SYARAT TUMBUH

Iklim
Tanaman wijen dapat tumbuh didaerah tropika dan subtropika 35 drajat LU dan 45 drajat LS dengan Ketinggian 1-1.200 meter diatas permukaan laut. Sensitif terhadap suhu rendah, curah hujan yang tinggi, dan cuaca mendung terutama saat pembungaan. Suhu optimal 25 derajat-30 derajat C dengan cahaya penuh. Curah hujan 300-1000 mm, toleran terhadap kekeringan, tetapi tidak tahan tergenang wijen dapat tumbuh optimal dengan pada wilayah kering dengan 3 bulan basa.
Wijen termasuk tanaman hari pendek, sektar 7 jam per hari. Makin panjang hari, panen akan semakin cepat. Namun sudah banyak varietas yang dapat menyesuaikan diri di berbagai daerah yang bervariasi panjang harinya.( Soenardi.2005)
Komoditas ini kurang tahan ternaung, sehngga perlu dipikirkan bila bertanam secara campuran dengan tanaman lain. Terutama yang lebih cepat tumbuh dan tinggi daripada tanaman wijen. Meski pun demikian, tanaman ini dapat ditumpangsarikan dengan tanaman semusim lain.( Soenardi.2005)

Tanah
Tumbuh baik dan berhasil pada semua jenis tanah, tetapi yang terbaik pada tanah lempung berpasir yang subur dengan pH 5,5-8,0. Tanah dangkal dan tanah garaman kurang sesuai. Selain itu, wijen menghendaki drainase baik, karena wijen tidak tahan tergenag. Oleh karena itu, pada tanah berat saluran drainase seringkali diperlukan agar kelebihan air dapat segera dibuang.( Soenardi.2005)


TEKNIK BUDIDAYA
Pembenihan
Tanaman wijen berkembang biak secara generatif, yaitu dengan biji. Untuk memperoleh hasil yang tinggi, biji yang akan dijadikan benih harus berkualitas baik dan berasal dari varietas unggul. Biji yag baik untuk digunakan sebagai benih harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut,
1. berasal dari tanaman yang baik pertumbuhannya, berbatang atau berbyah banyak.
2. berasal dari buah yang sehat , tidak terserang hama atau penyakit.
3. bebas dari segala kotoran
4. utuh, tidak cacat atau luka. Biji yang cacat pada umumnya sulit tumbuh. Jika dapat tumbuh, biasanya mutu bibit jelek.
5. tidak keriput. Untuk memisahkan biji yang keriput,  biji direndam dalam air. Biji-biji yang tenggelam adalah biji yang baik,sedangkan biji yang mengambang adalah biji yang keriput.
6. tidak tercampur dengan varietas yang lain,Macam varietas yang digunakan perlu disesuiakan dengan tujuan pertanaman dan ketersediaan air. Mengingat masing-masing mempunyai kanopi dan umur yang berbeda. Bila jangka waktu ketersediaan air cukup panjang dapat dibudidayakan varietas dalam.
7. Benih diambil dari areal pertanaman yang seragam, sehat dengan daya kecambah lebih dari 80%. Kebutuhan benih untuk pertanaman monokultur sekitar 3-8 kg/ha, tergantung jarak tanam. Umur  tanaman berkisar antara 75-150 hari
Pengadaan benih dapat dilakukan sendiri atau dengan cara membeli. Pengadaan benih sendiri dilakukan dengan memilih tanaman yang sehat  dan berbuah banyak, kemuadian dipotong dan dipisahkan dengan tanaman lain(dari panenan keseluruhan). Selanjutnya, biji dibersihkan dan dijemur. Jika telah mengering, biji dimasukkan ke dalam botol atau kaleng, bagian atas dilapisi dengan abu agak tebal, dan ditutup. Wadah juga dapat berupa kantong plastik, asalkan dapat ditutup rapat.Pengadaan benih juga dapat dilakukan dengan cara membeli di toko-toko pertanian. Sebaiknya dipilih yang bersertifikat, yang lebih terjamin kualitasnya.( Anonymous.2012)

Penanaman Wijen di Lahan Kering/Tegalan
Wijen dapat ditanam atau dibudidayakan di tanah kering atau tanah tegalan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam budidaya wijen secara intensif di lahan kering atau tegalan adalah pengolahan tanah, penentuan saat tanam, dan penanaman.
I. Pengolahan Tanah
Lahan atau kebun untuk menanam wijen perlu dipersiapkan dengan baik agar tanaman dapat tumbuh baik dan bereproduksi tinggi. Tanah untuk menanam wijen harus gembur, memiliki drainase (pembuangan air ) yang baik, memiliki bahan organik cukup, dan steril (bebas patogen). Untuk mendapatkan media tanamyang baik, tanah perlu diolah secara intensif. Pengolahan tanah yang kurang baik dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan pembentukan hasil. Persiapan tanah yang baik dlakukan selama sekitar 60 hari.
Sebelum diolah, tanah diberokan selama 30 hari. Pengolahan tanah tahap pertama adalah membajak tanah dengan traktor atau dengan bajak yang ditarik oleh sapi atau kerbau, bertujuan untuk embalik tanah bagian dalam(lapisan bawah) agar terangkat ke permukaan. Tanah dibajak sedalam 40-60 cm, kemudian dibiarkan selama tujuh hari agar terangin-anginkandan terkena panas matahari. Dengan demikian, tanah akan mengalami desinfeksi secara alami karena akan terjadi proses oksidasi gas-gas beracun(asam sulfida) dan patogen (penyebab penyakit) akan mati, terutama golongan cendawan(jamur).
Pengolahan tanah tahap kedua dilakukan satu minggu kemudian. Pada tahap ini bongkahan-bongkahan-bongkahan tanah hasil pembajakan digemburkan dengan cara dicangkul tipis-tipis hingga tanah hancur dan menjadi remah(gembur), kemudian diratakan. Selanjutnya, tanah dibiarkan lagi selama tujuh hari agar terangin-anginkan dan terkena sinar matahri kembali.
Pengolahan tanah tahap ketiga dilakuakn seminggu barikutnya, tanah dicangkul atau dibajak unutk membalik kembali tanah yang berada di lapisan dalam(bawah).  Pada tahap ini sekaligus dapat dilakuakn pemupukan dasar dan pengapuran (bila perlu). Pemupukan dasar dilakukan dengan menggunakan pupuk kandang yang telah matang agar tidak menghambat pertumbuhan tanaman. Pupuk kandang yang belum matang masih mengeluarkan eneegi panas sampai 75 derajat celcius akibat proses penguraian dan pembusukan masih berlangsung, sehingga dapat menyebabkan kematian tanaman. Di samping itu, pupuk kandang yang belum matang biasanya masih mengandung bibit-bibit penyakit.
Kematangan pupuk kandang terlihat dari struktur dan tingkat kebasahannya. Pupuk kandang yang telah matang memiliki struktur yang remah dan tidak basah namun juga tidak terlalu kering. Pupuk kandang sangat baik digunakan sebagai pupuk dasar karena dapat berfungsi untuk memperbaiki struktur tanah (memperbaiki daya ikat tanah), memperkaya bahan organik tanah, dan dapat menahan air tanah.
Dosis pemberian pupuk kandang adalah 15-20 ton/ha. Setelah pemberian pupuk kandang tanah dibiarkan selama tujuh hari agar terjadi reaksi antara tanah, pupuk kandang, dan kapur. Satu mnggu kemudian dilakukan pengolahan tanah lagi. Tanah dicangkul secara ringan, sekaligus dilakukan pembentukan bedengan-bedengan dan parit-parit.
Pemupukan dasar juga dapat menggunakan pupuk organik Super TW plus sebanyak 3,5 ton/ha atau Harmony BS-1 dan harmony P-1 dengan dosis 8 liter/ha. Pupuk Harmony BS-1 dan Harmony P-1 dilarutkan ke dalam 4.000 liter air,kemudian disiramkan pada bedengan.
Bedengan dibuat dengan lebar 120 cm, tinggi 40 cm, dan panjang 10 m atau disesuaikan dengan kondisi lahan; sedangkan parit dibuat dengan lebar 40 cm dan kedalaman 40 cm-50 cm. Bedengan harus membujur ke arah timur barat agar cahaya matahari dapat diterima oleh seluruh tanaman secara merata. Di sekililing bedengan dibuat saluran pembuangan air, berukuran lebar 60 cm dan kedalaman 60 cm. Karena di lahan kering/tegalan pada umunya tidak memiliki irigasi teknis maka pembuatan parit lebih ditujukan untuk menanggulangi banjir atau genangan air pada saat hujan.
Setelah  pembuatan bedengan dan parit, tanah dibiarkan lagi selama satu minggu, kemudian digemburkan dengan dicangkul tipis-tipis. Selanjutnya, tanah telah siap untuk ditanami.
Pengolahan tanah secara intensif akan menciptakan media tanam yang baik karena akan meningkatkan peredaran udara (oksigen) dalam tanah, tata air, penguraian bahan organik tanah, dan aktifitas biologis tanah yanag menguraikan bahan organik tanah menjadi bahan yang tersedia bagi tanaman. Pengolahan tanah secara intensif juga dapat menghilangkan gas-gas beracun dala tanah, memberantas gulma, memelihara kesuburan tanah, dana memudahkan pemeliharaan tanaman di kebun.

II. Pengapuran Tanah
Pengapuran tanah dilakukan jika nilai keasaman (pH) tanah kurang dari 5,5. Kegiatan ini dilakukan dua minggu sebelum tanam, mengingat pada umumnya akar tanaman tidak tahan terhadap pengapuran secara langsung setelah penanaman.
Sebelum dilakukan pengapuran, dilakukan pengukuran pH tanah terlebih dahulu. Adapun cara pengukuran pH tanah adalah sebagai berikut.
a.  dambil sampel tanah secara acak dan merata pada petak kebun.
b. semua sampel tanah yang telah diambil dicampur hingga merat, kemudian diambil sampel lagi kira-kira satu cangkul.
c. sampel disukkan ke dalam ember yang berisi air dan dibarkan hingga mengendap.
d. air Dipisahkan dari endapan tanah ke dalam ember lain dan diukur pHnya dengan menggunakan kertas lakmus atau pH meter. Nilai pH tersebut menunjukkan derajat keasaman tanah atau pH tanah.
(Anonymous.2012)
Penanaman Wijen di Lahan Basah/Sawah
Tanaman wijen juga dapat ditanam di lahan basah atau sawah. Persiapan yang perlu dilakukan sama dengan penanaman yang dilakukan di lahan kering atau tegalan, yaitu meliputi pengolahan tanah, penentuan saat tanam, dan penanaman.
I. Pengolahan tanah
Pengolahan tanah bekas penanaman padi dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. mula-mula, dilakuakn pengatusan atau pengeringan lahan terlebih dahulu, dengan membuat parit mengelilingi lahan untuk mengeluarkan air dari lahan tersebut.
b. dilakukan pengolahan tanah. Tanah dibajak sedalam 40-60 cm dengan menggunakan traktr atau alat bajak yan ditarik sapi atau kerbau ataupun cangkul.
c. tanah dibiarkan selama satu minggu untuk membunuh kuman-kuman penyakit yang adadi dalamnya dan agar terjadi proses oksidasi gas-gas beracun (penguapan gas-gas beracun dalam tanah).
d. dilakuakan pengolahan tanah tahap kedua, yakni penyisihan tanah untuk memecah dan menghaluskan gumpalan-gumpalan tanah hasil pembajakan. Tanah dicangkul tipis-tipis hingga memperoleh struktur tanah yang gembur dan halus, sekaligus diratakan.
e. tanah dibiarkan lagi selama satu minggu terangin-anginkan dan terkena sinar matahari. Pada tahap ini juga dapat dilakukan pengapuran tanah, terutam bila nilai pH tanah kurang dari 5,5.
f. tanah digemburkan lagi dengan cangkul sedalam 40 cm, sekaligus dilakukan pembentukan bedengan dan parit-parit.  Bedengan dibuat membujur dari timur ke barat, berukuran lebar 120 cm, tinggi 40 cm, dan panjang 10 m atau disesuaikan dengan kondisi lahan. Jika penanaman wijen dilakukan pada musim hujan, bedengan dibuat lebih tinggi,
g. penyiangan dan pembumbunan
Lingkungan yang bersih dari tumbuhan lain, misalnya gulma atau rerumputan, akan lebih menjamin pertumbuhan tanaman. Tumbuhan lain dapat mengganggu kehidupan dan pertumbuhan tanaman pokok (wijen) karena merupakan pesaing dalam penggunaan zat-zat                                                                                         (Mardjono, R. dan Suprijono, 2005)

Pola Tanam
Tanaman wijen dapat ditanam pada lahan sawah maupun lahan kering. Pada lahan sawah umumnya ditanam pada musim kemarau. Oleh karena itu pada awal pertumbuhannya  membutuhkan  pengairan yang cukup sampai dengan pengisian polong (umur 60-70 hari), tetapi pengairan tersebut tidak boleh sampai menggenang. Di lahan kering wijen umumnya ditanam pada musim penghujan. Tanaman wijen selain ditanam monokultur  juga dapat ditumpangsarikan dengan tanaman semusim lain seperti padi gogo, jagung, kacang-kacangan, jarak, dll. Adanya tanaman wijen dalam pola tanam juga bermanfaat untuk menekan nematoda.( Mardjono, R. dan Suprijono, 2005)
Penanaman
Jarak tanam bervariasi (10-25) cm x (30-75) cm, tergantung dari varietas tanaman. Varietas genjah lebih rapat dibanding varietas dalam, begitu pula semakin sedikit percabangannya ditanam semakin rapat. Penanaman dengan tugal sedalam 2-4 cm, tiap lubang tanam diisi 5 biji, bila disebar keperluan benih dapat mencapai 4 kali lipat. Untuk memudahkan penanaman biji dicampur dengan abu atau pasir halus.( Mardjono, R. dan Suprijono, 2005)
Pemupukan
Dosis pupuk 100 kg Urea per hektar.  Sepertiga dosis diberikan bersamaan dengan tanam, sisanya diberikan pada umur 4-5 minggu setelah tanam. Pemberian dapat dilakukan dengan cara ditugal sedalam 5-7,5 cm dengan jarak 5 cm dari lubang tanam. Pupuk Urea yang telah diletakkan dalam lubang harus ditutup. Pupuk P dan K dapat ditambahkan bila daerah tersebut diketahui memerlukan hara tersebut.( Mardjono, R. dan Suprijono, 2005)
Pemeliharan
Penyulaman dilakukan 6 hari setelah tanam. Tanaman wijen mudah hidup bila dipindah, sehingga memungkinkan menggunakan bahan tanaman untuk menyulam dari lubang tanam lain yang tumbuh lebih dari dua tanaman. Untuk sistem ini sebaiknya penyulaman dilaksanakan 15-20 HST. Penjarangan dilakukan 15-20 HST, sehingga tinggal 2 tanaman per lubang tanam. Penyiangan dilakukan bila gulma telah mengganggu dan diupayakan sampai dengan umur 40 HST bebas dari gangguan gulma. Sambil menyiang tanaman dibumbun. Diupayakan agar pertananam tidak tergenag walaupun sehabis hujan, berarti drainase harus baik.( Mardjono, R. dan Suprijono, 2005)
Pengendalian Hama dan Penyakit
Gangguan hama dan penyakit pada tanaman merupan salah satu kendala yang cukup pelik dalam usaha pertanian. Ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan, setiap ada tanaman yang tumbuh, hama dan penyakit selalu menyertainya. Keberadaan hama dan penyakit merupakan faktor yang menghambat pertumbuhan tanaman dan pembentukan hasil. Serangannya pada tanaman dapat datang secara mendadak dan dapat bersifat ekplosif (meluas) sehingga dalam waktu yang relatif singkat sering kali dapat mematikan seluruh tanaman dan menggagalkan panen.
Pemberantasan hama dan penyakit secara total tidak mungkin dapat dilakukan karena perkembangannya yang sangat cepat dan sulit dikontrol. Namun, dengan pengamatan yang baik di lapangan sejak awal penanaman sampai panen, serangan hama dan penyakit dapat ditekan.
Hama adalah binatang yang dianggap dapat mengganggu atau merusak tanaman dengan memakan bagian tanaman yang disukainya. Misalnya; serangga (insekta), cacing (neatoda), binatang menyusui, dan lain-lain. Penyakit yang menyerang tanaman bukan disebabkan oleh binatang, melainkan oleh makhuk mikroskopis, misalnya bakteri, virus, cendawan(jamur), dan lain-lain.
Hama dan penyakit dapat menyerang tanaman pada bagian-bagian tertentu, misalnya daun, akar, batang, buah (polong), dan biji. Kerugian-kerugian akibat serangan yang ditimbulkan antara lain adalah sebagai berikut.
1. tanaman dapat mengalami gangguan fisiologis sehingga mengalami hambatan pertumbuhan.
2. menurunkan hasil (biji wijen), baik dalam hal kuantitas (bobot per satuan luas) maupun kualitas (mutu). Hal ini disebabkan oleh kematian bunga, pembusukan buah, pembentukan daun, dan sebagainya yang menyebabkan pembentukan bunga dan buah terhambat, serta banyak tanaman yang mati.
3. dapat menimbulkan infeksi sekunder sehingga menimbulkan kerusakan yang lebih parah
4. biaya produksi menjadi lebih besar karena harus mengeluarkan biaya untuk obat-obatan dan tenaga kerja untuk penangannya
Untuk menekan kerugian yang ditimbulkan  oleh serangan hama dan penyakit hingga sekecil mungkin, perlu diupayakan pengendalian atau pemberantasan yang tepat. Untuk mengetahui secara tepat hama dan penyakit yang menyerang tanaman diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam menganalisis gejala yang nampak. Setiap jenis hama atau penyakit yang menyerang tanaman akan menunjukkan gejala yang berbeda-beda dan spesifik. Dengan mempelajari gejala-gejala tersebut secara baik, dapat ditemukan secara tepat penyebab kerusakan tanaman. Dengan demikian, pengendalian dapat dilakukan secara tepat sesuai dengan sasaran. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan yang luas tentang hama dan penyakit yang menyerang tanaman wijen serta gejala-gejalanya, dan obat-obatan yang efektif digunakan.
Kegiatan perlindungan tanaman tidak bertujuan untuk meningkatkan hasil seperti kegiatan pemupukan, pengairan, dan lain-lain, melainkan untuk mengurangi kehilangan hasil akibat serangan hama atau penyakit hingga sekecil mungkin. Perlindungan tanaman dapat dilakukan secara preventif dan kuratif.
Pengendalian secara preventif merupakan tindakan pencegahan yang dilakukan sebelum tanaman terinfeksi atau terserang hama dan penyakit. Pengendalian secara preventif dilakukan dengan menanam jenis atau varietas tanaman yang tahan atau resisten terhadap serangan beberapa hama atau penyakit, pergiliran tanaman, penanaman menurut musim, pengolahan tanah, secara baik, sistem tumpang sari, dan penyemprotan pestisida secara berkala dan teratur. Pengendalian secara preventif  sangat dianjurkankarena lebih mudah, murah dan aman.( Ibrahim, N., Soerjono, Subaidah. 1994)

Panen dan pasca panen
Panen yang tepat dilakukan bila 2/3 dari polong buah sudah berwarna hijau kekuningan. Penguningan dimulai dari polong-polong yang berkedudukan di bawah. Bila terlambat polong akan pecah, bila jatuh dan tidak lagi dapat diambil. Pemanenan yang dilakukan saat polng mulai pecah, sebaiknya menggunakan sabit bergerigi, pelan-pelan batang dipegang dan dipotong 10-15 cm di bawah kedudukan buah. Posisi batang masih tetap tegak, kemudian dibalik agar biji dalam polong yang sudah pecah jatuh ke tempat yang sudah dipersiapkan. Pada kondisi yang sangat panas dan kering proses penuaan kadang-kadang tidak begitu jelas. Polong-polong yang berwarna hijau langsung cokelat, kering, dan pecah. Batang wijen sebagai hasil panen diikat, masing-masing ikatan bergaris tengah sekitar 10-15 cm, kemudian dijemur dalam kedudukan berdiri. Dibawah tempat penjemuran diletakan tikar/tempat menampung biji wijen agar biji yang jatuh muda dikumpulkan. Bila lantai jemur ini dari plester, tidak lagi diperlukan tempat menampung.jika Nampak polong-polong sudah pecah, ikatan batang wijen dibalik yaitu ujungnya terletak dibawah sehingga biji keluar. Untuk mendorong biji keluar, batang dipukul-pukul dengan tongkat dab kalau belum semua biji dapat keluar, ikatan batang tadi dijemur ulang dengan kedudukan berdiri seperti semula dan biji dikeluarkan lagi sampai habis. Biji yang sudah keluar dari polong umumnya dijemur selama 1 hari penuh agar kandungan kadar air kurang dari 7 %
.
(sumber :  Mardjono, R. dan Suprijono, 2005)

Rabu, 25 Juni 2014

CARA MEMBUAT PUPUK HIJAU DENGAN TANAMAN OROK-OROK

Dulu sebelum pupuk-pupuk organik dalam kemasan muncul, kita mengenal yang namanya pupuk hijau.  Yaa...pupuk hijau dengan tanaman andalan adalah orok-orok. Mungkin saat ini orok-orok sudah tidak begitu dikenal lagi padahal tanaman ini punya potensi yang sangat besar.  Di zaman era pertanian organik, pupuk hijau kembali mulai dikenal lagi.
Orok-Orok biasa digunakan sebagai tanaman penutup tanah atau cover crop yang dapat membantu menyuburkan tanah.
Penggunaan pupuk kimia atau anorganik memang telah menambah daya hasil tanaman budidaya, namun terbukti dengan pemakaian dalam periode waktu yang lama bisa mengakibatkan kerusakan sifat-sifat tanah, baik karakter kimia, fisika, maupun biologi tanah.

Perubahan pola pertanian menjadi organik dan munculnya kesadaran akan pentingnya melindungi lingkungan serta keberlanjutan dalam sistem pertanian, pupuk anorganik mulai sedikit dikurangi serta berpindah pada pupuk yang memanglah dari awal telah di kenal petani.
Satu diantara pupuk organik yang telah di kenal lama yaitu pupuk hijau. yang dimaksud pupuk hijau lantaran yang digunakan untuk pupuk yaitu hijauan tanaman seperti daun, tangkai, serta batang tanaman yang tetap muda.

Orok-orok merupakan salah satu tanaman untuk pupuk hijau. Orok-orok termasuk dalam keluarga polong-polongan (Fabaceae).  yang disebut orok-orok bisa banyak jenis antara lain : Crotalaria juncea, C. lanceolata, C. ochraleuca, dan C. retusa.

Tanaman Orok-orok termasuk tanaman liat dan mudah hidup di berbagai kondisi iklim.  Tanaman orok-orok bisa tumbuh sampai meraih ketinggian 3 m, berbatang tegak, pertumbuhannya cepat, batang bercabang-cabang, berdaun tunggal berupa lonjong meruncing dengan panjang 4-10 cm, berbunga kuning dengan panjang 2, 5 cm, berbuah dalam wujud polong ukuran 3 cm serta banyak memiliki kandungan N.  Tanaman orok-orok seluas 1 ha dapat menghasilkan biomassa 15-25 ton yang dapat menaikkan nitrogen 113 N, atau setara 250 kg urea keluaran pabrik.

Pemanfaatan orok-orok sebagai pupuk hija dapat dilakukan dengan cara:
 (1) Tanaman orok-orok langsung direbahkan dan dibenamkan dalam tanah, utamanya pada tanah sawah yang pengolahan tanah menggunakan traktor.
(2) Tanaman Orok-Orok dicabut dan diletakkan pada alur-alur yang sudah disiapkan, kemudian ditimbun dengan tanah, utamanya pada tanah kering.
(3) Tanaman orok-orok dicabut, dipotong kecil-kecil, ditebarkan di seluruh lahan dan diinjak-injak.
(4) Taaman orok-orok dicabut, dihamparkan disekeliling tanaman pokok hingga membusuk, dijadikan sebagai mulsa. 


Perbanyakan orok-orok umumnya di ambil bijinya untuk di tanam. Biji orok-orok yang diambil harus dari biji yang telah tua.  Biji dijemur, dipisahkan dari kotoran, serta dimasukkan ke dalam kantong plastik.

Selasa, 24 Juni 2014

CARA BUDIDAYA AKAR WANGI (RUMPUT VETIVER) YANG CUKUP MENJANJIKAN

Akar wangi (Vetiveria zizanioides) merupakan jenis tanaman dengan bentuk rerumputan yang dikenal mampu menghasilkan minyak atsiri dari akarnya, makanya namanya akar wangi.  Penampakan fisiknya menyerupai rumput atau tanaman serai karena tumbuhan ini memang masih sekeluarga dengan serai atau alang-alang.  Akar wangi mempunyai perakaran yang dalam dan sangat kuat sehingga biasa digunakan sebagai tanaman penahan longsor pada daerah lereng bukit yang miring seperti di pinggir jalan yang terletak di tebing yang dipotong seperti gambar dibawah ini.
Akar wangi sebagai penahan longsor pada daerah lereng bukit

Kalau kita ke Jogja dengan mudah kita bisa jumpai kerajinan dari akar wangi.  Selain sebagai bahan kerajinan, Akar dari tanaman Akar Wangi secara tradisional dikenal sebagai pengharum lemari penyimpan pakaian atau barang-barang penting, seperti batik, baju, keris dan juga bahan pembuatan kerajinan yang cukup unik seperti tas, Kap kampu, dan Alas meja.  

Akar tanaman ini juga dapat diproses dengan penyulingan untuk menghasilkan minyak atsiri.  Minyak atsiri ini dapat digunakan sebagai bahan kosmetik seperti untuk parfum, obat-obatan, dan aroma terapi. Hasil penyulingan akar wangi dalam bentuk minyak atsiri ini juga merupakan salah satu komoditas ekspor yang sangat menjanjikan.  Indonesia merupakan eksportir minyak akar wangi terbesar ke dua setelah Haiti. Peluang pasar untuk minyak atsiri dari akar wangi ini masih terbuka lebar mengingat posisi Indonesia hanya mampu memenuhi permintaan minyak akar wangi di dunia sebesar 50 ton/tahun dari total permintaan dunia sebesar 300 ton/tahun.   Kebutuhan dunia akan akar wangi selalu meningkat tiap tahunnya. 

Habitat Akar Wangi
Akar wangi adalah salah satu tanaman liar yang sengaja ditanam diberbagai negara beriklim tropis dan sub tropis. Tanaman akar wangi termasuk keluarga graminae, berumpun lebat, akar tinggal bercabang banyak dan berwarna kuning pucat dan abu-abu sampai merah tua. Rumpun tanaman akar wangi terdiri atas beberapa anak rumpun yang dapat dijadikan bibit. Dari akar tinggal yang halus tersebut akan tumbuh tangkai daun yang panjangnya mencapai sekitar 1,5 - 2 meter.Daunnya sedikit kaku, berwarna hijau sampai kelabu dengan panjang daun 75-100 cm dan tidak mengandung minyak. Tanaman ini berbunga dengan warna hijau atau ungu dan berada di pucuk tangkai daun.
Nama akar wangi di beberapa daerah berbeda yaitu:
Sumatera : Gayo dengan nama useur; Batak dengan nama hapias, usar, Minangkabau dengan nama urek usa.
Jawa : Sunda dengan nama janur, narwastu, usar; Jawa tengah dengan nama larasetu, larawastu; Madura dengan nama karabistu, lorowistu
Nusa Tenggara: Roti dengan nama nausina fuik
Sulawesi : Gorontalo dengan nama tahele; Buol dengan nama akadu; Bugis dengaan nama narawasatu, sare ambong
Maluku : Halmahera dengan nama babuwamendi; Ternate dengan nama garamkusu batawi; Tidore dengan nama barama kusu batai.


Persyaratan tumbuh
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan kualitas minyak akar wangi antara lain keadaan tanah dan iklim.
Keadaan tanah, tanah akar wangi cocok tumbuh ditanah yang berpasir (antosol) atau tanah abu vulkanik di lereng-lereng bukit. Pada tanah tersebut pertumbuhan akar wangi akan lebat dan panjang dan akar mudah dicabut. Tanaman akar wangi juga bisa tumbuh di tanah-tanah liat yang banyak mengandung air, namun pertumbuhan perakaran kurang bagus sehingga produksi minyaknya tidak maksimal. Akar wangi memerlukan derajat keasaman tanah (pH) sekitar 6-7, pada tanah yang terlalu masam (pH dibawah 5,5) akan menyebabkan tanaman kerdil. Tapi bila tanah terlalu basa menyebabkan garam Mangan (Mn) tidak terserap sehingga bentuk akarnya kurus dan kecil.
Iklim, tanaman akar wangi dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian sekitar 300 - 2.000 meter diatas permukaan laut dan akan berproduksi dengan baik pada ketinggian 600 - 1.500 meter diatas permukaan laut. Tanaman akar wangi memerlukan curah hujan yang cukup yaitu sekitar 140 hari per tahun, sedang suhu yang cocok untuk pertumbuhan tanaman sekitar 17-27 derajat Celcius. Akar wangi menyukai sinar matahari langsung, bila ditanam ditempat yang teduh akan berpengaruh terhadap sistem pertumbuhan akar dan mutu minyaknya.

Teknologi Budidaya Akar Wangi :
Penyiapan Lahan dan Penanaman
Lahan untuk pertanaman akar wangi hendaknya bersih dari gulma. Jika sudah bersih, tanah dibuat lubang tanam (20x20x20)cm. Jarak tanam tergantung kesuburan dan kemiringan tanah. Pada kemiringan 15-30%, jarak tanam berkisar antara (60×20)-(50×100)cm. Dua minggu sebelum tanam, lubnag diisi pupuk kandang/kompos sebanyak 2 kg/lubang. Kedalaman tanam tidak lebih dari 4 cm, karena akan mengurangi persentse tumbuh tanaman.

PemeliharaanPenyulaman
Penyulaman dilakukan paling lambat 2 minggu setelah tanam. Tanaman yang tidak tumbuh biasanya terlihat pad umur 1-2 minggu setelah tanam, terutama bila ditanam berupa bibit sobekan dari bonggol yang ditanam langsung atau anakan tanpa akar.
Khususnya di Indonesia, akar wangi yang baru dipanen, harus di cuci di sungai atau dipancuran, kemudian dijemur langsung dibawah sinar matahari atau diangin-anginkan pada tempat yang agak teduh. Bila ditujukan pada ekspor, maka akar kering dipres dan diikat sehingga berbentuk bundel dan berat setiap bundel sekitar 100 kg, kemudian dikemas dalam keranjang. Petani penanam menjual akar wangi trsebut kepada pedagang perantara, untuk selanjutnya dijual ke pabrik penyulingan atau eksportir yang berada di Jakarta dan Surabaya.

Penyiraman
Pada musim kemarau, penyiraman diperlukan setiap hari selama 2 minggu, sampai akar-akar baru tumbuh dan menempel ke tanah.

Pemupukan
Petani di Garut umumnya tidak melakukan pemupukan pada tanamannya, kecuali jika ditumpangsarikan dengan sayuran.

Pemangkasan
Sama halnya dengan pemupukan, pemangkasan biasanya dilakukan pada tanaman yang ditumpangsarikan dengan tanaman sayuran.
Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
Hama dan penyakit pada akar wangi belum menjadi masalah yang penting, sehingga pengendaliannya jarang dilakukan.
Penanganan Pasca Panen :
Waktu pemanenan tergantung pada musim. Bila areal yang sama akan ditanami kembali, maka pemanenan harus dilakukan pada musim hujan, agar dapat tumbuh dengan baik. Akar wangi yang diperoleh dari petani berupa akar kering panen yang masih mengandung bonggol dan tanah yang menempel. Sebelum penyulingan, biasanya akar wangi dikeringkan dan dibersihkan terlebih dahulu untuk meningkatkan rendemen dan mutu minyak akar wangi yang dihasilkan.
Pemotongan Bonggol
Bonggol dapat dipotong dengan alat pemotong secara manual dengan golok atau dengan menggunakan mesin pemotong (perajang).

Pencucian Akar
Akar tanpa bonggol dicuci dalam air (dalam air mengalir) sambil dikibaskan/dikeprik sampai semua tanah yang menempel terlepas dari akar. Air yang menempel pada akar juga dikibaskan atau ditiriskan hingga siap dijemur.

Penjemuran Akar
Pengeringan dilakukan di atas lantai penjemur yang diberi alas tikar, atau bambu anyam dengan ketebalan 20-30 cm. Penjemuran dilakukan dari jam 09.00-14.00 dan dibolak-balik sebanyak 2-3 kali selama kurang lebih 2 hari. Penjemuran telah selesai jika menghasilkan akar wangi kering dengan kadar air 15%.Pengeringan akar membutuhkan waktu lebih singkat sehingga kemungkinan minyak yang menguap selama penjemuran lebih kecil.

Penyimpanan
Jika tidak segera disuling, akar wangi dikemas dalam karung plastik dan ditutup rapat, kemudian disimpan dengan cara ditumpuk dalam gudang yang tidak tembus cahaya matahari, tidak lembab, suhu 20-30oC, dan letaknya jauh dari ketel suling. Tujuannya adalah untuk mengurangi penguapan minyak selama penyimpanan.

Perajangan Akar
Tujuan perajangan akar adalah untuk mengurangi sifat kamba akar, mempermudah keluarnya minyak dari dalam akar melalui proses hidrodifusi. Merajang dapat dilakukan dengan golok atau dengan mesin khusus perajang akar, dengan panjang sekitar 10-15 cm.
Akar setelah dirajang harus segera dimasukkan ke dalam ketel suling untuk menghindari penguapan minyak dari bagian akar yang dipotong.

Manfaat menanam akar wangi
Selain bernilai ekonomis, tanaman akar wangi dapat berfungsi sebagai usaha konservasi tanah dan air karena kelebatan akarnya mencapai lebih dari100 cm. Maka akar wangi dapat ditanam di pematang-pematang sawah untuk menghindari atau mengendalikan kerusakan pematang sawah. Selain itu akar wangi dapat melindungi lahan terasering, melindungi lahan sekitar jembatan dan sekitar dam.

Kamis, 19 Juni 2014

TANAMAN AKAR WANGI, ZODIA, SERAI, GERANIUM, LAVENDER PENGUSIR NYAMUK SECARA ALAMI

Jika di sekitar rumah anda banyak nyamuk dan anda ingin terbebas dari kesal karena diserbu yamuk tiap harinya, sebaiknya anda mempertimbangkan untuk menanam beberapa tanaman yang dikenal mampu mengusir nyamuk secara alami.  Namun selain itu anda juga harus tetap memperhatikan prisnsip 3M agar nayamuk tidak berkembang biak dengan baik.
Nyamuk merupakan jenis serangga yang tidak suka dengan bau yang menyengat.  Beberapa tanaman ini mempunyai aroma yang diduga tidak disukai serangga. Cara menanam tanaman ini cukup mudah, yaitu cukup diletakkan di dalam ruangan atau ditanam di pekarangan rumah.

Akar Wangi (Vertiver zizanoides)
Akar wangi biasanya juga dijual sebagai bahan kerajinan atau cenderamata. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Sri Murwarni (2002) berupa pemanfaatan ekstrak akar wangi untuk mengendalikan nyamuk Aedes aegypti dan Anopheles aconitus, yaitu meliputi uji hayati daya racun ekstrak akar wangi untuk LC50 maupun LT50 terhadap jentik nyamuk Aedes aegypti. Berdasarkan percobaan tersebut, maka dari uji toksitas yang dilakukan menunjukkan, ekstrak akar wangi dengan konsentrasi 0,20%, dan 0,25% mampu membunuh larva nyamuk Aedes aegypti kurang lebih dalam waktu 2 jam.



Zodia (Evodia suaveolens Scheff)

Orang Papua biasa pakai tanaman ini dengan menggosok kulitnya dengan dedaunan tertentu sebelum masuk ke hutan. Maksudnya agar terlindungi dari serangan serangga, khususnya nyamuk. Daun-daun tersebut berasal dari tanaman yang disebut zodia (Evodia suaveolens). Kita ketahui, zodia ini tanaman asli Indonesia yang berasal dari Papua.

Kenapa nyamuk takut pada zodia? Tanaman zodia termasuk famili Rutaceae.Ia mengandung zat evodiamine dan rutaecarpine. Menurut Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro), minyak yang disuling dari daun zodia mengandung linalool 46 persen dan apinene
13,26 persen. Nah, linalool inilah yang berfungsi sebagai pengusir nyamuk. Menurut Agus Kardinan (2004), daun zodia mampu menghalau nyamuk selama 6 jam, dengan daya halau (daya proteksi) sebesar lebih dari 70 persen.

Selain efektif mengusir nyamuk, belakangan ini para ilmuwan menemukan khasiat lain dari zodia, misalnya penyembuh sakit kepala, disentri, dan pembunuh sel kanker. Bunganya pun dapat dijadikan obat gosok untuk mengobati masuk angin. Selain itu, daun zodia terasa pahit, bisa digunakan sebagai obat tradisional, antara lain untuk menambah stamina tubuh, sementara rebusan kulit batangnya bermanfaat sebagai pereda demam malaria.

Zodia akan mengeluarkan aroma bila daun-daunnya saling menggosok. Letakkan tanaman di sekitar tempat angin masuk dalam ruangan, bisa juga di sudut ruangan tertentu, kemudian tiup dengan kipas angin. Aroma yang cukup wangi pun akan keluar. Namun demikian, kita tetap harus waspada. Seandainya tanaman zodia diletakkan di ruangan yang sempit dan sedikit sirkulasi udara, bisa-bisa orang yang ada di dalamnya pun pusing atau mabuk.

Lazimnya, tanaman ini ditanam dalam pot, dan digunakan sebagai tanaman dalam ruangan (indoor plant). Namun, baik juga bisa langsung ditanam di halaman rumah. Bahkan, bisa memberikan kesejukan tersendiri. Tinggi tanaman ­ bila dibiarkan bebas di lapangan ­ bisa mencapai 200 cm. Daunnya cantik sekali, hijau agak kekuningan, pipih panjang tapi lentur, dan menyejukkan mata yang memandang.

Tanaman perdu ini berasal dari keluarga Rutacea. Tinggi tanaman 0,3 – 2 m dan panjang daun dewasa 20 – 30 cm. Bentuk zodia cukup menarik sehingga banyak digunakan sebagai tanaman hias. Tanaman ini memang berasal dari Papua, namun saat ini sudah banyak tumbuh di Pulau Jawa. Tanaman ini tumbuh baik di ketinggian 400 – 1.000 m dpl.

Tanaman zodia juga cukup mudah diperbanyak, baik melalui stek ranting maupun bijinya. Ketika sudah berbunga dan berbiji, biji zodia akan jatuh dan tumbuh di sekitarnya. Hanya saja, fase pertumbuhan membutuhkan perhatian tersendiri. Bila langsung kena sinar matahari, bisa-bisa malah mati. Sebaliknya, bila kurang sinar matahari justru pertumbuhannya tidak sehat. Tanaman ini akan tumbuh subur bila dikembangkan di daerah yang cukup dingin.

Geranium (Geranium homeanum, Turez)

Tanaman ini merupakan keluarga Geraniaceae, tanaman perdu ini tingginya 20 – 60 cm. Sebagai tanaman perdu, umur tanaman ini cukup panjang karena mampu bertahan hidup 3 – 5 tahun. Karena penampilannya yang indah, geranium sering dijadikan tanaman hias yang ditanam dalam pot dan diletakkan di halaman atau dalam rumah.

Selain penampilan yang indah, tanaman ini mengeluarkan aroma yang cukup harum. Namun, aroma tersebut tidak disukai serangga. Daun geranium berjumlah tunggal, berwarna hijau, berbulu, berbau harum, tepi bergerigi dan ujungnya tumpul. Batangnya berkayu, berbulu, ketika masih muda berwarna hijau, tetapi setelah tua berwarna kecoklatan.
Perkembangbiakan tanaman ini dengan cara stek batang. Geranium memiliki akar tunggang. Caranya, dengan mematahkan batang yang masih muda lalu menancapkannya ke tanah. Geranium memiliki kandungan geraniol dan sitronelol yang merupakan bahan yang berbau menyengat dan harum, sehingga sering digunakan sebagai bahan untuk membuat sabun mandi. bahan tersebut bersifat antiseptik dan tidak disukai nyamuk.

Kalau zodia lebih banyak ditanam di dalam pot, maka geranium lazim ditanam outdoor, meskipun cara penggunaannya sama, yakni dengan menggoyang-goyang helaian daun, atau tertiup oleh angin maupun kipas angin, lalu keluar bau wangi yang khas (agak langu).

Tanaman geranium (Pelargonium citrosa) tumbuh merumpun, banyak anakan. Daunnya hijau, berbentuk menjangkar (menyerupai jangkar), tepi daun bergerigi. Batangnya banyak mengandung air. Lazimnya diperbanyak dengan menggunakan stek anakan.

Tanaman geranium sekurang-kurangnya memiliki tiga varian, yakni Citrosa mosquito fighter, Cirosa queen of lemon, dan Citrosa lady diana. Citrosa mosquito fighter dulu-dulunya cukup mudah ditemukan di kawasan sekitar Bandung dan Sukabumi. Tumbuh liar di seputar sawah dan digunakan oleh orang-orang kampung. Daunnya diambil lalu diselipkan di antara pakaian dalam almari. Khasiatnya mampu mengusir nyamuk dan ngengat, juga memberikan aroma khas. Sekarang, tanaman ini kembali diburu orang, terlebih di zaman dimana pola hidup "kembali ke alam" makin ngetren.

Selasih (Ocimum spp)

Tanaman perdu ini dari keluarga Labiatae. Tanaman ini sangat banyak variasinya dan sering berubah-ubah penampilan, khususnya warna daun jika ditanam di lingkungan yang berbeda-beda. Selasih tumbuh di daerah dengan ketinggian 1 – 1.100 m dpl. Tempat favoritnya adalah daerah yang teduh dan lembab. Perkembangbiakan selasih adalah dari bijinya. Daya adaptasi tanaman ini dengan lingkungan cukup baik, sehingga mudah tumbuh di hampir semua tempat.

Selasih mengandung eugenol, linalool dan geraniol yang dikenal sebagai zat penolak serangga, sehingga zat-za tersebut juga berfungsi sebagai pengusir nyamuk. Bau daun selasih tercium sangat tajam, bahkan jika tercium agak lama atau disimpan dalam ruangan dapat mengakibatkan rasa mual dan pening. Komponen-komponen utama selasih yang bersifat volatil (menguap) menyebabkan nyamuk enggan mendekati tanaman ini. Biji selasih bermanfaat untuk menurunkan kolesterol, membantu pencernaan, mengobati kram usus dan melancarkan buang air besar.

Lavender (Lavandula latifolia Chaix)

Penampilan bunga lavender memang amat menarik. Bunganya berwarna ungu kecil-kecil. Bunga ini mengeluarkan aroma wangi. Bunga ini sering digosok-gosok ke tubuh untuk menghindari gigitan nyamuk. Perbanyakan tanaman lavender (Lavandula angustifolia) biasanya dengan menggunakan bijinya. Biji-biji yang tua dan sehat disemaikan. Bila sudah tumbuh, dipindahkan ke polybag. Ketika tingginya mencapai 15 - 20 cm, dapat dipindahkan ke dalam pot atau ditanam di halaman rumah.

Keberadaan tanaman lavender mengundang para penyuling minyak atsiri untuk menyuling bunganya karena selain bisa digunakan langsung untuk pengusir nyamuk, bunganya juga menghasilkan minyak yang digunakan sebagai bahan penolak serangga (repellant dan antifeedant), bahkan termasuk bahan yang sering digunakan sebagai lotion anti nyamuk.Minyak lavender memang sering dipakai sebagai aromaterapi. Bahkan, di beberapa rumah, minyak lavender ini ditempatkan di ruang tamu. Komposisi utama dalam minyak lavender adalah linalool asetat. Tanaman ini dapat diperbanyak secara stek batang dan biji.

Tanaman yang merupakan keluarga Lamiaceae ini berbentuk seperti semak atau pohon kecil. Daunnya bertulang sejajar, memiliki bunga kecil berwarna ungu kebiruan yang tumbuh di ujung cabang. Aroma bunga tersebut sangat harum mirip kamper, yang tidak disukai serangga. Lavender tumbuh baik di ketinggian 500 –1.300 m dpl. Semakin tinggi tempat tumbuhnya, semakin baik kualitas minyaknya.

Serai Wangi (Cymbopogon nardus)

Selama ini, serai wangi dipakai untuk bumbu masak dan bahan pencampur jamu. Namun, ternyata serai wangi ­ terutama batang dan daun ­ bisa pula dimanfaatkan sebagai pengusir nyamuk. Ya, pasalnya tanaman serai wangi ini mengandung zat-zat seperti geraniol, metilheptenon, terpen-terpen, terpen-alkohol, asam-asam organik, dan terutama adalah sitronelal. Zat sitronelal ini memiliki sifat racun kontak. Sebagai racun kontak, ia dapat menyebabkan kematian akibat kehilangan cairan secara terus-menerus sehingga tubuh nyamuk kekurangan cairan.

Secara sederhana kita dapat membuat ekstrak serai wangi. Caranya, sediakan 1 kg daun dan batang serai wangi, lalu cuci dan tiriskan sampai kering. Masukkan dalam blender, lalu haluskan. Masukkan hasil blenderan ke dalam 250 ml air, lantas rendam selama semalam. Setelah itu, saring dan masukkan ke dalam botol, lalu encerkan dengan aquades.
Untuk menggunakannya, tuangkan ekstrak serai wangi ke dalam alat penyemprot, lalu semprotkan ke tempat dimana nyamuk-nyamuk bersembunyi.

Tanaman serai wangi (Cymbopogon nardus) tumbuh berumpun dengan tinggi sekitar 50 - 100 cm. Daun tunggal berjumbai, panjang sampai 1 meter, lebar 1,5 cm, bagian bawahnya agak kasar, tulang daun sejajar. Batang tidak berkayu, berusuk-rusuk pendek, dan berwarna putih. Akarnya serabut.

Perbanyakan dilakukan dengan pemisahan stek anakan. Stek diperoleh dengan cara memecah rumpun yang berukuran besar namun tidak beruas. Poting sebagian daun stek atau kurangi hingga 3 - 5 cm dari pelepah daun. Sebagian akar juga dikurangi dan tinggalkan sekitar 2,5 cm di bawah leher akar. Setelah itu, ditanam di halaman rumah.

Jumat, 13 Juni 2014

MENGENAL TANAMAN LANGKA KAWISTA

Tanaman kawista termasuk tanaman yang langka di Indonesia dan hanya bisa dijumpai di beberapa tempat saja. Buah  Kawista terkenal sebagai bahan pembuat sirup kawista.  Sirup buah kawista biasa disebut jawacola karena dari segi rasa mirip cocacola.   Di Rembang Jawa Tengah, Sirup Kawista menjadi oleh-oleh khas kota tersebut.   

Buah kawista diduga berasal dari daerah India, kemudian menyebar ke daerah asia termasuk Indonesia. Pertumbuhannya sangat lambat, dari mulai menanam sampai kita dapat menikmati manfaat buah kawista diperlukan waktu antara10 sampai 15 tahun.


Buah Kawista bentuknya bulat kurang lebih sebesar Apel, kulit buahnya keras kasar layaknya kulit melon; Daging buah kecoklatan, berserabut dengan bertaburkan biji – biji kecil seperti biji jambu biji, rasa asam agak manis dan segar.

Buah Kawista atau buah Kawis ini dalam 100gram daging buah mengandung 70an gram air, protein 8 grm, lemak 1,5 gram, asam nitrat, karbohidat 7,5 gram  serta kalsium dan zat besi, dan dipercaya dapat menambah stamina tubuh yang lelah.
Pohon kawista masih satu keluarga dengan Jeruk (Rutaceae) dan bisa di sambung dengan pohon jeruk. Buah hasil sambung ini biasanya disebut dengan buah Kajer yang berasal dari kata “Kawista” dan “Jeruk”. Kajer banyak dijumpai didaeah pulau Madura.

Kulit buah dapat dijadikan bahan membuat kerajinan, diambil minyaknya untuk bahan kosmetik, dan menghasilkan bahan pewarna sutera. Lapisan lengket yang menyelaputi biji pada buah yang belum masak dapat dijadikan lem. Batang menghasilkan gum yang dapat dimakan dan kayu keras untuk bahan bangunan.

Rabu, 11 Juni 2014

CARA DAN TEKNIK BUDIDAYA KETUMBAR DI PEKARANGAN RUMAH

Ketumbar yang nama ilmiahnya adalah Coriandrum sativum Linn secara sekilas bijinya memang mirip dengan merica, tak jarang orang tidak bisa membedakan mana ketumbar mana merica.  Kalau dari bentuk tanamannya, tentu saja tanaman ketumbar sangat berbeda jauh dari merica. Secara fisik, tanaman ketumbar mirip dengan seledri.  Anda bisa menanam sendiri ketumbar di sekitar rumah.  Ketumbar saat kecil mirip dengan seledri.  Daun ketumbar juga bisa dipakai sebagai penyedap masakan terutama untuk sup.

Ketumbar  bukanlah tanaman asli negara kita, biasanya dibudidayakan untuk diambil daunnya yang masih muda untuk lalap, sayuran.  Sampai saat ini kita masih impor biji ketumbar dari luar negeri sampai 20 ribu ton pertahun. Selain sebagai bumbu masakan,  ketumbar digunakan sebagai bahan baku bermacam-macam obat, industri penyamak kulit, dan bahan baku pembuatan minyak wangi.

Cara Tanam Ketumbar
Sebelum ditanam, tentunya biji harus diperlakukan dahulu dengan cara merendam biji ketumbar di dalam air hangat selama 2 hingga 12 jam untuk mengaktifkan biji tersebut.


Setelah itu tabur biji pada tanah dalam wadah bekas, dengan kedalaman 1-2 cm.  Biji akan tumbuh dalam masa 7-10 hari.   Ketumbar bisa ditanam di pot kecil, polybag atau kaleng dan botol plastik bekas minuman.  Siram tiap hari dengan sprayer, tapi jangan sampai tergenang.

Selasa, 10 Juni 2014

MITOS TANAMAN YANG BOLEH DAN TIDAK DITANAM DI HALAMAN / SEKITAR RUMAH

Dunia mitos tentang tanaman ini adalah kepercayaan nenek moyang kita, mitos bisa jadi benar bisa jadi salah.  Dalam sebuah mitos, sebenarnya ada hal yang logis yang tersirat, namun disampaikan dengan dengan cara yang masih tergolong primitif.  Dimasyarakat kita yang masih kental dengan dunia mistis dan mitos, memaknai beberapa tanaman sebagai simbol akan sesuatu hal.  Berikut ini kami sampaikan beberapa mitos tentang tanaman yang baik ditanam di pekarangan rumah dan tanaman yang kurang baik ditanam di rumah anda. 

a. Tanaman yang disarankan di tanam di pekarangan atau halaman Rumah
1. Pohon Kemuning atau Sedap malam
makna yang didapat, pemilik rumah yang menanam pohon itu dipekarangan rumah, akan mendapatkan rasa tentram dan damai dalam kehidupan keluarga.

2.  Pinang Merah
makna yang didapat, akan dapat mengundang rezeki. Dapat pula menjadi penangkal niat jahat dari orang yang hobby meneluh, guna-guna, santet dan sebagainya.

3. bunga matahari
makna yang didapat, kebahagiaan dan kedamaian serta keharmonisan dalam rumah tangga pemiliknya.

4. Sawo kecik
makna yang didapat, sang pemilik rumah akan selalu dihormati masyarakat

5. Pohon kenanga
makna yang didapat, sebagai penangkal ilmu hitam, guna-guna, santet, teluh, dan sejenisnya.

6. Pohon kelor
makna yang didapat, sebagai penangkal ilmu hitam, guna-guna, santet, teluh, dan sejenisnya.

7. Kuping gajah
makna yang didapat, akan membawa rezeki lebih lagi jika pohon tumbuh subur

8. Bunga wijayakusuma
makna yang didapat, akan sebagai pengundang rezeki kepada pemilik rumah, terutama jika sedang mekar

9. Bunga mawar
makna yang didapat, sebagai pengundang rezeki bagi pemilik rumah

10. Talas besar
Talas besar sebaiknya ditanam diempat sudut pekarangan rumah.  Makna yang didapat, sebagai penangkal pencuri masuk ke dalam rumah

11. Jahe
makna yang didapat, sebagai penangkal roh halus yang jahat

b. Tanaman yang disarankan tidak ditanam di pekarangan rumah
1. Anggur.
jangan tanam anggur jika anda pebisnis, karena semua usaha atau bisnis akan bangkrut, atau
pemiliknya akan kehilangan mata pencaharian.

2. Beringin. 
Jangan tanam beringin di pekarangan rumah, karena akan menjadi tempat tinggal roh-roh jahat

3. Maja.
Janganlah anda menanam pohon maja di halaman rumah, karena usaha bisnis akan bangkrut

4. Padi
Janganlah menanam padi di halaman rumah
makna yang didapat, anda akan menderita kemiskinan seumur hidup

5. Pepaya
Janganlah menanam pohon pepaya dihalam rumah, makna yang didapat, pemilik rumah akan menderita kesialan, karena hasil usahanya akan merosot tajam dari hari-kehari.

6. Belimbing Wuluh
Janganlah menanam pohon belimbing wuluh, makna yang didapat, sang pemilik rumah akan selalu diganggu roh halus yang jahat

7. Jagung
Janganlah menanam jagung di halaman rumah
makna yang didapat, sang pemilik akan selalu sakit-sakitan dan akan selalu bertengkar dengan tetangga atau keluarga.

8. Kamboja
Janganlah menanam pohon kemboja dihalaman rumah, makna yang didapat, akan selalu menimbulakn kesan seram seperti suasana kuburan, dan konon dapat mengundang roh jahat yang aka selalu mengganggu.

9. Bawang
Janganlah menanam pohon bawang, makna yang didapat, bila menanam di pekarangn rumah akan memberi pengaruh yang menyedihkan yaitu, pemilik akan selalu ditimpa kesialan.

10. Cabe
Janganlah menanam pohon cabe di halaman rumah, makna yang didapat, bila menanamnya dipekarangan rumah sang pemilik rumah akan selalu bertengkar dan berselisih diantara sesama anggota keluarga dalam rumah tangga.

Itulah beberapa mitos tentang tanaman di rumah kita, tidak perlu dipercaya sekali, hanya sebagai pengetahuan saja atau intermeso saja.