Jumat, 31 Oktober 2014

ANTARA TAKOKAK DAN LEUNCA

Buah terung-terungan banyak sekali ragamnya.  Disini kita akan coba bedakan antara Buah Takokak dan Buah Leunca atau Ranti yang bisa dikatakan serupa dan mirip saat masih muda dimana keduanya berwarna hijau.  Takokak  mempunyai nama ilmiah Solanum torvum sedangkan Leunca nama ilmiahnya adalah Solanum nigrum.  Takokak dan Leunca sama-sama bisa dimakan mentah sebagai lalapan. 
Takokak
Leunca

Berikut ini perbedaan antara takokak dan leunca :
1.  Kulit Buah.
Buah Takokak kulitnya lebih tebal dari kulit leunca.
2. Bentuk Daun.
Daun takokak lebih besar dan kasar sedangkan daun lencak daunya kecil dan sedikit agak licin,
3. Batang
Batang takokak berduri sedangkan batang leunca tidak berduri.
4. Rasa. 
Rasa buah takokak agak pahit getir sedangkan buah lencak pahit agak manis.N
5. Warna Buah Masak.
Warna buah Takokak kalau masak oranye, sedangkan warna buah Leunca hitam. 

Nama lain Takokak adalah terong pipit, Rimbang (Minangkabau), cepoka, cokowana, pokak dan tekokak,  dalam bahasa inggris disebut turkey berry atau mini-eggplant.
Nama lain Leunca adalah Rampai, Ranti. 

Minggu, 26 Oktober 2014

CARA BUDIDAYA PEMBIBITAN - PENANAMAN POHON AREN

Pohon Aren atau Enau sudah lama dikenal oleh masyarakat kita dengan berbagai macam produk dari Aren antara lain kolang-kaling, sapu ijuk, Gula Aren  (Brown Sugar) sampai minuman tradisional semacam saguer, tuak atau legen. Aren yang punya nama ilmiah Arenga pinnata mudah dijumpai di daerah pedesaan di seluruh nusantara. Di pedesaan Tanaman Aren umumnya tumbuh secara alami dan belum dibudidayakan secara serius. Proses pembibitan secara alami dibantu oleh binatang seperti musang. Binatang tersebut memakan buah-buahan aren dan bijinya dan bijinya keluar secara utuh dari perutnya bersama kotoran. Bibit tumbuh tersebar secara tidak teratur dan berkelompok. Untuk menanamnya dilapangan, dapat dilakukan dengan mencabut secara putara.

PEMBIBITAN AREN

Untuk memperoleh bibit dalam jumlah yang besar dengan kualitas yang seragam, tentu saja tidak bisa mengandalkan cabutan dari alam. 
Untuk menyemai biji aren bisa berlangsung lama untuk tumbuh. Untuk mempercepatnya dapat dilakukan upaya perlakuan biji sebelum disemai yaitu :
1. Merendam biji dalam larutan HCL dengan kepekatan 95 % dalam waktu 15 – 25 menit.
2. Meredam biji dalam air panas bersuhu 50ยบ selama 3 menit.
3. Mengikir biji pada bagian dekat embrio.


Media penyemaian dapat dibuat dengan kantong plastic ukuran 20 x 25 cm yang diisi dengan kompos, pasir dan tanah 3 : 1 : 1 dan lubangi secukupnya pada bagian bawahnya sebagai saluran drainase.  Biji-biji yang telah diperlakukan tersebut dimasukan kedalam kantong plastic tersebut sedalam sekitar ¾ bagian biji di bawah permukaan tanah dengan lembaga menghadap ke bawah dengan posisi agak miring.
Untuk mencapai bibit siap tanam di lapangan (ukuran = 40 cm) diperlukan waktu persemaian 12 – 15 bulan.
Pemeliharaan bibit di persemaian dilakukan dengan cara :
1. Penyiraman 2 kali sehari, pagi jam 08.00 – 09.00 dan sore hari jam 15.00 – 16.00
2. Penyiangan persemaian yaitu menghilangkan rumput-rumput pengganggu.
3. Pemberantasan hama dan penyakit, apabila ada gejala serangan hama dan penyakit.

PENANAMAN AREN
Teknik penanaman aren dapat dilakukan dengan sistim kultur tunggal (monokultur) seperti perkebunan kelapa sawit atau dengan sistim tumpangsari. Dengan sistim monokultur terlebih dahulu dilakukan pembersihan lahan (land clearing) dan pengolahan tanah dengan pembajakan atau pencangkulan serta pembuatan lubang tanaman.

Pembuatan lubang tanaman dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm dan jarak antar lubang (jarak tanam) 5 x 5 m atau 9 x 9 m. untuk mempercepat pertumbuhan pada lubang tanaman diberi tanah yang telah dicampur dengan pupuk kandang, urea, TSP, sekitar 3 – 5 hari setelah lubang tanaman disiapkan, baru dilakukan penanaman. Bibit yang baru ditanam, sebaiknya diberi naungan atau peneduh.
Sistim agroforestri/tumpangsari, ini dapat dilakukan dengan menamai bagian lahan yang terbuka yaitu diantara kedua tanaman pokok dengan tanaman penutup tanah seperti leguminose atau tanaman palawija

PEMELIHARAAN TANAMAN BELUM MENGHASILKAN
Agar budidaya aren dapat berhasil dengan baik diperlukan pemeliharaan tanaman yang cukup. Pemeliharaan tanaman aren meliputi :

a. Pengendalian Hama Penyakit
Hama dan penyakit pohon aren belum terlalu banyak di ketahui. Namun sebagai langkah pencegahan dapat didekat dengan mengetahui hama dan penyakit yang biasa menyerang jenis palmae yang lain seperti kelapa, kelapa sawit dan sagu.
Hama pada tanaman jenis Palmae antara lain berupa kumbang badak (Oryctes thinoceros), kumbang sagu (Rhinochophorus ferrugineus), belalang (Sexava spp). Hama lain untuk pohon aren ini adalah pengisap nira dan bunga seperti lebah, kelelawar dan musang. Pengendalian hama dapat dilakukan dengan cara :

1. Mekanis, yaitu pohon-pohon aren yang mendapat serangan hama ditebang dan dibakar.
2. Kimiawi, yaitu dengan penyemprotan pestisida tertentu seperti Heptachlor 10 gram, Diazonin 10 gram dan BHC.

Jenis penyakit yang sering menyerang pohon aren di persemaian adalah bercak dan kuning pada daun yang disebabkan oleh Pestalotia sp., Helmiathosporus sp. penanggulangan penyakit ini dapat dilakukan dengan fungisida seperti Dithane N-45, Delsene NX 200.

b. Penanggulangan tanaman pengganggu (gulma)
Tanaman pengganggu (gulma) pada tanaman aren sangat mengganggu pertumbuhannya. Oleh karena itu, pengendalian gulma harus dilakukan.
Gulma pada tanaman/pohon aren umumnya terdapat di dua tempat yaitu pada bagian batang (seperti benalu dan kadaka) dan pada tanah di sekitar pangkal teratur yaitu 4 kali setahun sampai tanamanberumur 3-4 tahun. Teknis pemberantasannya dilakukan dengan cara mekanis yaitu dengan menghilangkan tanaman pengganggu tersebut dari pohon aren.

c. Pemupukan
Pemupukan dilakukan untuk merangsang pertumbuhan pertumbuhan agar lebih cepat. Pemupukan dilakukan pada tanaman berumur 1 -3 tahun dengan memberikan seperti pupuk urea, NPK, pupuk kandang dan KCL yang ditaburkan pada sekeliling batang pohon aren yang telah digemburkan tanahnya.

PANEN
Ijuk
Ijuk dihasilkan dari pohon aren yang telah berumur lebih dari 5 tahun sampai dengan tongkol-tongkol bunganya keluar. Pohon yang masih muda produksi ijuknya kecil. Demikian pula, pohon yang mulai berbunga kualitas dan hasil ijuknya tidak baik.
Pemungutan ijuk dapat dilakukan dengan memotong pangkal pelepah-pelapah daun, kemudian ijuk yang bentuknya berupa lempengan anyaman ijuk itu lepas dengan menggunakan parang dari tempat ijuk itumenempel.
Lempenganlempengan anyaman ijuk yang baru dilepas dari pohon aren, masih mengandung lidi-lidi ijuk. Lidi-lidi ijuk dapat dipisahkan dari serat-serat ijuk dengan menggunakan tangan. Untuk membersihkan serat ijuk dari berbagai kotoran dan ukuran serat ijuk yang besar, digunakan sisir kawat. Ijuk yang sudah dibersihkan dapat dipergunakan untuk membuat tambang ijuk, sapu ijuk, atap ijuk dll.

Nira

Nira aren dihasilkan dari penyadapan tongkol (tandan) bunga, baik bunga jantan maupun bunga betina. Akan tetapi biasanya, tandan bunga jantan yang dapat menghasilkan nira dengan kualitas baik dan jumlah yang banyak. Oleh karena itu, biasanya penyadapan nira hanya dilakukan pada tandan bunga jantan.
Sebelum penyadapan dimulai, dilakukan persiapan penyadapan yaitu :
  • Memilih bunga jantan yang siap disadap, yaitu bunga jantan yang tepung sarinya sudah banyak yang jatuh di tanah. Hal ini dapat dilihat jika disebelah batang pohon aren, permukaan tanah tampak berwarna kuning tertutup oleh tepungsari yang jatuh.
  • Pembersihan tongkol (tandan) bunga dan memukul-mukul serta mengayun-ayunkannya agar dapat memperlancar keluarnya nira.
Pemukulan dan pengayunan dilakukan berulang-ulang selama tiga minggu dengan selang dua hari pada pagi dan sore dengan jumlah pukulan kurang lebih 250 kali.
Untuk mengetahui, apakah bunga jantan yang sudah dipukul-pukul dan diayun-ayun tersebut sudah atau belum menghasilkan nira, dilakukan dengan cara menorah (dilukai) tongkol (tandan) bunga tersebut. Apabila torehan tersebut mengeluarkan nira maka bunga jantan sudah siap disadap.
Penyadapan dilakukan dengan memotong tongkol (tandan) bunga pada bagian yang ditoreh. Kemudian pada potongan tongkol dipasang bumbung bamboo sebagai penampung nira yang keluar.
Penyadapan nira dilakukan 2 kali sehari (dalam 24 jam) pagi dan sore. Pada setiap penggantian bumbung bamboo dilakukan pembaharuan irisan potongan dengan maksud agar saluran/pembuluh kapiler terbuka, sehingga nira dapat keluar dengan lancer.
Setiap tongkol (tandan) bunga jantan dapat dilakukan penyadapan selama 3 – 4 bulan sampai tandan mongering. Hasil dari air aren dapat diolah menjadi gula aren, tuak, cuka dan minuman segar.

Tepung aren
Tepung aren dapat dihasilkan dengan memanfaatkan batang pohon aren dengan proses sebagai berikut :
  • Memiliki batang pohon aren yang banyak mengandung pati/tepungnya dengan cara :
    • Umur pohon relative tua (15 – 25 tahun)
    • Menancapkan kampak atau pahat ke dalam batang sedalam 10 – 12 cm pada dari ketinggian 1,5 m dari permukaan tanah.
    • Periksa ujung kampak atau pahat tersebut apakah terdapat tepung/pati yang menempel.
    • Apabila terdapat tepung/pati, tebang pohon aren tersebut.
  • Potong batang pohon yang sudah ditebang menjadi beberapa bagian sepanjang 1,5 – 2,0 m.
  • Belah dan pisahkan kulit luar dari batang dengan empelurnya.
  • Empelur diparut atau ditumbuk, kemudian dicampur dengan air bersih (diekstraksi).
  • Hasil ekstraksi diendapkan semalaman (±12 jam) dilakukan pemisahan air dengan endapannya. Lakukan pencucian kembali dengan air bersih dan diendapkan lagi, sampai menghasilkan endapan yang bersih
  • Hasil endapan dijemur sampai kering.
Tepung aren dapat dipergunakan sebagai bahan baku seperti mie, soun, cendol, dan campuran bahan perekat kayu lapis.

Kolang Kaling
Kolang kaling dapat diperoleh dari inti biji buah aren yang setengah masak. Tiap buah aren mengandung tiga biji buah. Buah aren yang setengah masak, kulit biji buahnya tipis, lembek dan berwarna kuning inti biji (endosperm) berwarna putih agak bening dan lembek, endosperm inilah yang diolah menjadi kolang-kaling.
Adapun cara untuk membuat kolang-kaling :
  • Membakar buah aren dengan tujuan agar kulit luar dari biji dan lender yang menyebabkan rasa gatal pada kulit dapat dihilangkan. Biji-biji yang hangus, dibersihkan dengan air sampai dihasilkan inti biji yang bersih.
  • Merebus buah aren dalam belanga/kuali sampai mendidih selam 1-2 jam. Dengan merebus buah aren ini, kulit biji menjadi lembek dan memudahkan untuk melepas/memisahkan dengan inti biji. Inti biji ini dicuci berulang-ulang sehingga menghasilkan kolang-kaling yang bersih.
Untuk menghasilkan kolang-kaling yang baik )bersih dan kenyal) inti biji yang sudah dicuci diendapkan dalam air kapur selama 2 – 3 hari. Setelah direndam dlam air kapur, maka kolang-kaling yang terapung inilah yang siao untuk dipasarkan.

Sumber: http://disbun.jabarprov.go.id/data/arsip/Budidaya%20Tan.%20Aren.doc.

Minggu, 21 September 2014

CARA BERTANAM BUAH PEPINO YANG KAYA ANTIOKSIDAN

Buah PEPINO mungkin masih kurang dikenal luas saat ini, karena tergolong buah baru yang masuk ke Indonesia. Buah Pepino dari Indonesia bibitnya berasal dari negeri Belanda.  Nama pepino sendiri dari bahasa spanyol lengkapnya Pepino Dulce yang artinya Ketimun Manis.  Penulis baru tahu ada buah ini saat belanja ke supermarket dan di sana ada nama buah yang disebut Pepino.Pepino punya rasa unix mix antara ketimun, ubi dan melon.
Buah Pepino dikenal ampuh untuk obat berbagai jenis penyakit seperti sakit sariawan, diabetes, wasir, dan juga penyakit lainnya, dan harganya pun juga tidak terlalu mahal.   Nama ilmiah tanaman Pepino adalah Solanum muricatum dan dilihat dari namanya dengan mudah bisa diketahui bahwa tanaman pepino ini kerabat dekat dengan terung.  
Buah Pepino kebanyakan ditanam di dataran tinggi, meski bisa juga ditanam di dataran rendah. Tanaman pepino ini tidak tinggi dan bisa ditanam di dalam pot dan dapat menjadi penghias rumah yang antik.  Namun demikian tanaman pepino tidak berumur panjang, tiap satu tahun akan mati dan harus diganti.

Kandungan dalam Buah Pepino
Berdasarkan hasil analisa laboratorium uji teknologi pangan dan hasil pertanian UGM, pepino memiiiki kandungan air sebesar 95%, asam 79,3 mg per 100 gram pepino, beta karoten 26,6 mg per 100 gram pepino, vitamin C 25,1 mg per 100 gram pepino, protein 0,6 gram per 100 gram pepino,dan serat pangan 1-1,5 gram per 100 gram pepino.
Buah pepino juga mengandung serat pangan 1-1,5 gram per 100 gram.

Manfaat Buah Pepino
a. Pepino mengandung vitamin C dalam kadar yang tinggi, karena itu sangat cocok untuk mengobati sariawan, meningkatkan daya tahan tubuh, dan menurunkan tekanan darah. Vitamin C juga bertindak sebagai antioksidan untuk memperlambat proses penuaan (aging), menurunkan risiko penyakit jantung, dan kerusakan otak. Vitamin C juga sangat dibutuhkan untuk memproduksi kolagen yang penting bagi pertumbuhan dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak. Untuk mendapatkan manfaat vitamin C secara maksimal, konsumsi pepino dalam bentuk segar dengan cara dimakan langsung atau dijus.
b. Pepino mengandung betakaroten, terutama pepino ungu. Betakaroten merupakan provitamin A, yang dalam tubuh akan diubah menjadi vitamin A yang sangat berguna dalam proses penglihatan, reproduksi, dan metabolisme. Betakaroten juga dikenal sebagai antioksidan pencegah kanker. Betakaroten dapat menjangkau lebih banyak bagian tubuh dalam waktu relatif lebih lama dibandingkan dengan vitamin A, sehingga memberikan perlindungan lebih optimal terhadap munculnya kanker.
c. Pepino dipercaya dapat mencegah sembelit, wasir, gangguan pencernaan dan tekanan darah tinggi karena kandungan seratnya. Serat sangat dibutuhkan tubuh untuk menurunkan kadar kolesterol. Di dalam saluran pencernaan, serat akan mengikat kolesterol dan kemudian mengeluarkannya dari dalam tubuh. Serat juga berperan mengikat karsinogen pemicu kanker pada saluran pencernaan. Selain itu, serat pepino juga bermanfaat bagi penderita diabetes karena berperan mengendalikan laju gula dalam darah.



Cara Budidaya Pepino
1. Pembibitan
Pembibitan tanaman ini  dilakukan dengan cara vegetatif.  Hal tersebut dilakukan karena kemampuan germinasi biji pepino sangat buruk, sehingga seringkali tidak dapat tumbuh dengan baik, bahkan gagal tumbuh sama sekali.
Dengan cara vegetatif, tunas-tunas yang sudah ada calon akarnya dipisah dalam polybag dan diperlakukan khusus. Setelah disemai, tunas tersebut akan tumbuh menjadi tanaman lengkap dalam waktu 2 hingga 3 minggu.

2. Perawatan
Perawatannya pun cenderung mudah karena tidak terlalu banyak memerlukan air. Setelah masa tanam 1 bulan, bunga akan tumbuh.

3. Pengendalian Hama dan Penyakit
Musuh utama tanaman ini adalah ulat dan belalang pemakan daun. Pengendaliannya adalah pemberian pestisida organik.
Pengendalian terhadap gulma dan penyakit adalah pemakaian plastik mulsa.

4. Panen
Tiga atau 4 bulan kemudian, dilakukan panen pertama. Buahnya ada dua jenis yaitu berwarna putih bersih dan berwarna ungu, buah yang matang baunya harum (seperti melon). Sayangnya usia tanaman buah pepino ini, tak bertahan lama. Setelah mencapai 1 tahun, harus diganti dengan bibit baru.

Kamis, 18 September 2014

BUAH LANGKA CAMPOLAY aka ALKESA aka SAWO MENTEGA aka SAWO BELANDA aka KANISTEL

Buah yang satu ini namanya ilmiahnya adalah Pouteria campechiana sedangakan nama lokalnya banyak ada yang sebut Campolai, Alkesa, Kanistel, Sawo Belanda, Sawo Mentega dan nama lokal lain yang berbeda di lain daerah.  Buah Campolay disebut Sawo Belanda atau Sawo Mentega ini mungkin agak asing ditelinga kita karena memang termasuk tanaman buah langka di Indonesia yang tidak bisa kita dapatkan secara mudah.  Untuk bisa mencicipi buah campolay atau alkesa ini anda bisa ke daerah Bogor dan bandung Jawa barat.   Bentuk Buah Sawo Belanda ini Cukup lucu yaitu seperti telur dan meruncing pada salah satu ujungnya.
 Tanaman sawo belanda tidak mengenal musim, artinya berbuah sepanjang musim, mau musim hujan atau kemarau dia tetap saja berbuah.  Diduga buah sawo mentega ini berasal dari daerah amerika tengah tepatnya di meksiko kemudian menyebar keseluruh dunia. Dan di meksiko sendiri dikenal sebagai buah Canistel.


Buah Kanistel banyak mengandung kalori, zat tepung, vitamin, mineral dan serat. Bila dilihat dari tekstur buahnya, alkesa juga cocok dijadikan bahan baku selai, dodol maupun dikeringkan menjadi tepung sebagai bahan campuran cake, brownies, kue talam, cookies atau kue kering.  
Sawo Belanda atau sawo mentega ini telah dibudidayakan secara komersiil di banyak negara latin, seperti Nikaragua, Panama, Kuba.  Sekitar tahun 1915 buah yang satu ini dibawa dari Kuba ke wilayan Negara Filipina,dan ahirnya menyebar ke bagian lain Asia Tenggara,dan Filipina adalah termasuk Negara penghasil terbesar buah sawo mentega ini.
Daging buah sawo belanda ini berwarna kuning empuk seolah kering menepung,(hampir mirip dengan ubi cilembu) rasanya manis dan enak tentunya,aromanya sangat khas yaitu harum yang sangat menggoda selera,bijinya warna coklat mengkilat dan kulitnya sangat tipis.

Rabu, 03 September 2014

KEUNIKAN TANAMAN BAMBU CINA (Bambusa Multipleks)

Jika anda pernah menonton film silat cina semacam to liong to, atau pendekar rajawali ada adegan pertarungan di hutan bambu.  Kalau anda perhatikan bambu tersebut tumbuhnya satu batang satu batang saja, tidak berumpun macam bambu pada umumnya.   Tidak hanya itu saja bambu Cina yang nama ilmiahnya Bambusa multiplex ini ternyata punya cara tumbuh yang berbeda juga pada bambu lain pada umumnya. 
Bambu cina ditanam dengan bijinya dan uniknya tanaman Bambu  China hanya berbunga dan berbiji secara masal sekali dalam setiap 120 tahun sekali, namun jumlahnya sangat banyak dan mampu menutupi tanah dengan selimut bijinya.  Ilmuwan memiliki sejumlah teori tentang mengapa kemampuan khusus ini telah berkembang, dan salah satu hipotesis yang paling disepakati adalah bahwa tanaman bambu melakukan hal ini untuk membuat mustahil bagi hewan yang ingin memakan biji bambu sampai habis semuanya.

Tanaman bambu Cina (Bambusa multiplex) terkenal dengan kualitasnya yang sampai sekarang masih menjadi yang terbaik se-dunia. Bambu Cina sangat kuat dan tidak mudah dipatahkan. Ada yang unik tentang cara menanam bambu Cina. Petani bambu Cina harus menyiram bibit bambu Cina setiap pagi sebelum matahari terbit dan sore hari sesudah matahari terbenam. Selama 6 tahun pertama, setiap hari, penyiraman harus dilakukan dengan setia, kalau tidak maka tanaman ini tidak akan pernah tumbuh dan pasti mati. Jadi tidak ada hari-hari absen untuk menyiram atau tanaman ini akan mati dan tidak pernah tumbuh.

Maka si petani ini melakukan kewajibannya dengan setia selama 6 tahun pertama kehidupan si tanaman bambu Cina. Ia mengasihi tanaman ini dan sungguh-sungguh percaya, suatu hari ia akan bangga dengan tanamannya. Bagi orang yang tidak mengerti karakter dari tanaman bambu Cina, tentu akan mengira betapa gilanya si petani bambu Cina ini. Menyiram pot-pot yang tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Memang, tidak ada tanda-tanda kehidupan yang keluar dari pot-pot ini. Selama 6 tahun pertama, tidak ada yang tumbuh yang dapat dilihat dari permukaan tanah di pot tersebut.

Tetapi, sesudah tahun ke-6 berakhir, keluarlah tunas tanaman bambu Cina. Dalam waktu 6 bulan, tanaman bambu Cina ini akan mempunyai ketinggian sampai 20 meter. Ia menjulang lebih tinggi dari tanaman disekelilingnya. Hasil jerih payah anda akan terbayar dengan kepuasan yang tiada tara.  Karena selama menunggu tunas batangnya keluar 5-6 tahun itu Bambu Cina bukan tumbuh ke atas namun menumbuhkan akarnya terlebih dahulu, setelah akarnya kuat baru dia menjulang ke atas dengan sangat cepat.   Model pertumbuhan bambu cina ini mengilhami para filsuf tentang bagaimana menghadapi hidup, organisasi dan mengembangkan bisnis.  Konon, para pebisnis dunia seperti henry ford pernah mencoba menanam bambu cina ini.

Selasa, 12 Agustus 2014

CARA BUDIDAYA TIMUN SURI SECARA MUDAH

Timun Suri yang nama ilmiahnya adalah Cucumis lativus saat ini sudah banyak dikenal dan dikonsumsi masyarakat, meski demikian timun suri merupakan tanaman yang relatif baru di Indonesia.  Timun Suri bisa ditanam kapan saja dan tidak mengenal musim.  Biasanya timun suri ini dikonsumsi sebagai bahan minuman yang menyegarkan.  Timun Suri meski tawar namun berasa segar dan kaya akan kandungan mineral yang bermanfaat untuk tubuh.  Jika dulu dikenal blewah sekarang ada lagi timun suri untuk bahan minuman atau es buah yang lezat.  Timun Suri banyak manfaatnya dengan kandungan vitamin A yang tinggi, anti kanker, penyerap racun dan sumber energi.  Buah timun suri mudah dikenal dengan warnanya kuning dengan bentuk mirip timun namun berukuran lebih besar dan agak membulat.

Timun suri dikenal sebagai tanaman yang bandel karena meskipun hamanya seperti hama pada timun, tapi timun suri tetap bertahan dengan serangan hama-hama tersebut. Ketahanan timun suri pada hama  salah satunya disebabkan oleh keserampakan dalam pertumbuhan cabang dan tunas batangnya yang cukup banyak dan kokoh. Budidaya timun suri biasanya berkisar sampai 130 HST.

Buah timun suri bermanfaat dalam mencegah timbulnya kanker saluran pencernaan. Timun suri kaya akan provitamin A, berfungsi menjaga kesehatan mata dan sebagai antioksidan alami pencegah rusaknya sel tubuh  penyebab penuaan dini. Vitamin C di dalam timun suri juga tinggi, vitamin ini  mampu mencegah timbulnya ganguan penyakit flu dan inveksi karena sifat vitamin C dapat berfungsi sebagai anti virus dan pencegah infeksi. Selain vitamin, mineral esensial seperti kalsium, fosfor dan zat besi juga banyak terdapat di dalam timun suri.

Cara budidaya timun suri

Iklim
Adaptasi mentimun pada berbagai iklim cukup tinggi, namun pertumbuhan optimum pada iklim kering. Cukup mendapat sinar matahari, temperatur (21,1-26,7)°C dan tidak banyak hujan. Ketinggian optimum 1.000-1.200 mdpl.


Benih Timun Suri :
- pilih timun suri berukuran besar
- belah buah secara melintang lalu ambil bijinya
- jemur biji di bawah sinar matahari 2-3 hari hingga kering
- biji bisa disimpan dalam kotak selama 1 tahun
- sebelum ditanam biji dijemur lagi agar tumbuh baik
 

Cara Menanam :
- lahan dicangkul dan digemburkan
- buat bedengan 1.5 x 6 m. tinggi 30-40 cm. jarak 30 cm.
- diamkan selama 2-3 hari agar terkena sinar matahari
- lubangi lahan dengan tajuk berjarak 1x1 m. utk benih dn pupuk
- beri pupuk kandang 0.5 kg tiap tanaman
- beri pupuk NPK, SP36, dan KCL pada awal tanam 10 hr pertama

Penanaman dan Perawatan :
 

- masukkan 5 biji benih tiap lubang yang sudah diberi pupuk
- lakukan penyiraman tiap hari
- bersihkan gulma
- pindahkan bibit jika 1 lubang tumbuh lebih dari dua tanaman
- beri pupuk daun merek Gandasil 2-3 minggu sekali
- semprot pakai insektisida untuk membasmi kutu

Pertumbuhan :
- umur 21 hari keluar bunga
- umur 35 hari keluar pentil
- penyemprotan pupuk daun 2 hari 1 x
- penyemprotan pembasmi kutu dg Endrin 2 x seminggu

Panen :
 

- jika buah keluar getah dari pangkal berarti matang
- potong buah serta tangkai 2 cm
- panen pada pagi hari

Rabu, 16 Juli 2014

CARA BUDIDAYA WIJEN DI LAHAN KERING DAN BASAH

Biji dan minyak wijen sudah sangat akrab dengan kita dan secara tradisional telah digunakan oleh masyarakat kita dalam olahan makanan salah satunya yang terkenal adalah jajanan pasar onde-onde yang dikulitnya dibalut denga biji wijen.   Minyak wijen dikenal mampu mengikat kolesterol sehingga aman buat penderita kolesterol tinggi.  Meski sudah dikenal di Indonesia namun hanya beberapa daerah saja yang telah membudidayakan wijen secara komersial.  Secara alami wijen tumbuh baik di daerah tropis macam di negara kita.  Di supermarket minyak wijen disebut sebagai sesame oil.
Wijen yang nama ilmiahnya adalah Sesamum indicum L. diduga berasal dari benua afrika, tepatnya dari negara Ethiopia.  Tanaman wijen memiliki kandungan protein yang tinggi dan telah diidentifikasi seyidaknya ada 24 jenis tanaman wijen yang bisa dimanfaatkan.


Habitus dari wijen adalah sebagai berikut : 
Batang tegak, berkayu bertekuk empat, kebanyakan bercabang, susunan daun bawah, tengan dan atas antara spesies yang satu dan lainnya berbeda. Tinggi tanaman 0,5 hingga 25 meter, umur tanaman 2,5 sampai 5 bulan tergantung varietas dan kondisi tempat. Bunga muncul dari ketiak daun 1 sampai 3 kuntum per ketiak, warna putih dan ungu dan berbentuk seperti terompet. Penyerbukan biasanya terjadi dibantu oleh serangga dan kadang-kadang dibantu oleh angin. Buah memiliki panjang 2 sampai 3 cm dengan diameter 0,5 sampai 1 cm terdiri dari 4,6 dan 8 lokus(kotak) memanjang. Tiap lokus mengandung 50 hingga 125 biji per polong.

SYARAT TUMBUH

Iklim
Tanaman wijen dapat tumbuh didaerah tropika dan subtropika 35 drajat LU dan 45 drajat LS dengan Ketinggian 1-1.200 meter diatas permukaan laut. Sensitif terhadap suhu rendah, curah hujan yang tinggi, dan cuaca mendung terutama saat pembungaan. Suhu optimal 25 derajat-30 derajat C dengan cahaya penuh. Curah hujan 300-1000 mm, toleran terhadap kekeringan, tetapi tidak tahan tergenang wijen dapat tumbuh optimal dengan pada wilayah kering dengan 3 bulan basa.
Wijen termasuk tanaman hari pendek, sektar 7 jam per hari. Makin panjang hari, panen akan semakin cepat. Namun sudah banyak varietas yang dapat menyesuaikan diri di berbagai daerah yang bervariasi panjang harinya.( Soenardi.2005)
Komoditas ini kurang tahan ternaung, sehngga perlu dipikirkan bila bertanam secara campuran dengan tanaman lain. Terutama yang lebih cepat tumbuh dan tinggi daripada tanaman wijen. Meski pun demikian, tanaman ini dapat ditumpangsarikan dengan tanaman semusim lain.( Soenardi.2005)

Tanah
Tumbuh baik dan berhasil pada semua jenis tanah, tetapi yang terbaik pada tanah lempung berpasir yang subur dengan pH 5,5-8,0. Tanah dangkal dan tanah garaman kurang sesuai. Selain itu, wijen menghendaki drainase baik, karena wijen tidak tahan tergenag. Oleh karena itu, pada tanah berat saluran drainase seringkali diperlukan agar kelebihan air dapat segera dibuang.( Soenardi.2005)


TEKNIK BUDIDAYA
Pembenihan
Tanaman wijen berkembang biak secara generatif, yaitu dengan biji. Untuk memperoleh hasil yang tinggi, biji yang akan dijadikan benih harus berkualitas baik dan berasal dari varietas unggul. Biji yag baik untuk digunakan sebagai benih harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut,
1. berasal dari tanaman yang baik pertumbuhannya, berbatang atau berbyah banyak.
2. berasal dari buah yang sehat , tidak terserang hama atau penyakit.
3. bebas dari segala kotoran
4. utuh, tidak cacat atau luka. Biji yang cacat pada umumnya sulit tumbuh. Jika dapat tumbuh, biasanya mutu bibit jelek.
5. tidak keriput. Untuk memisahkan biji yang keriput,  biji direndam dalam air. Biji-biji yang tenggelam adalah biji yang baik,sedangkan biji yang mengambang adalah biji yang keriput.
6. tidak tercampur dengan varietas yang lain,Macam varietas yang digunakan perlu disesuiakan dengan tujuan pertanaman dan ketersediaan air. Mengingat masing-masing mempunyai kanopi dan umur yang berbeda. Bila jangka waktu ketersediaan air cukup panjang dapat dibudidayakan varietas dalam.
7. Benih diambil dari areal pertanaman yang seragam, sehat dengan daya kecambah lebih dari 80%. Kebutuhan benih untuk pertanaman monokultur sekitar 3-8 kg/ha, tergantung jarak tanam. Umur  tanaman berkisar antara 75-150 hari
Pengadaan benih dapat dilakukan sendiri atau dengan cara membeli. Pengadaan benih sendiri dilakukan dengan memilih tanaman yang sehat  dan berbuah banyak, kemuadian dipotong dan dipisahkan dengan tanaman lain(dari panenan keseluruhan). Selanjutnya, biji dibersihkan dan dijemur. Jika telah mengering, biji dimasukkan ke dalam botol atau kaleng, bagian atas dilapisi dengan abu agak tebal, dan ditutup. Wadah juga dapat berupa kantong plastik, asalkan dapat ditutup rapat.Pengadaan benih juga dapat dilakukan dengan cara membeli di toko-toko pertanian. Sebaiknya dipilih yang bersertifikat, yang lebih terjamin kualitasnya.( Anonymous.2012)

Penanaman Wijen di Lahan Kering/Tegalan
Wijen dapat ditanam atau dibudidayakan di tanah kering atau tanah tegalan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam budidaya wijen secara intensif di lahan kering atau tegalan adalah pengolahan tanah, penentuan saat tanam, dan penanaman.
I. Pengolahan Tanah
Lahan atau kebun untuk menanam wijen perlu dipersiapkan dengan baik agar tanaman dapat tumbuh baik dan bereproduksi tinggi. Tanah untuk menanam wijen harus gembur, memiliki drainase (pembuangan air ) yang baik, memiliki bahan organik cukup, dan steril (bebas patogen). Untuk mendapatkan media tanamyang baik, tanah perlu diolah secara intensif. Pengolahan tanah yang kurang baik dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan pembentukan hasil. Persiapan tanah yang baik dlakukan selama sekitar 60 hari.
Sebelum diolah, tanah diberokan selama 30 hari. Pengolahan tanah tahap pertama adalah membajak tanah dengan traktor atau dengan bajak yang ditarik oleh sapi atau kerbau, bertujuan untuk embalik tanah bagian dalam(lapisan bawah) agar terangkat ke permukaan. Tanah dibajak sedalam 40-60 cm, kemudian dibiarkan selama tujuh hari agar terangin-anginkandan terkena panas matahari. Dengan demikian, tanah akan mengalami desinfeksi secara alami karena akan terjadi proses oksidasi gas-gas beracun(asam sulfida) dan patogen (penyebab penyakit) akan mati, terutama golongan cendawan(jamur).
Pengolahan tanah tahap kedua dilakukan satu minggu kemudian. Pada tahap ini bongkahan-bongkahan-bongkahan tanah hasil pembajakan digemburkan dengan cara dicangkul tipis-tipis hingga tanah hancur dan menjadi remah(gembur), kemudian diratakan. Selanjutnya, tanah dibiarkan lagi selama tujuh hari agar terangin-anginkan dan terkena sinar matahri kembali.
Pengolahan tanah tahap ketiga dilakuakn seminggu barikutnya, tanah dicangkul atau dibajak unutk membalik kembali tanah yang berada di lapisan dalam(bawah).  Pada tahap ini sekaligus dapat dilakuakn pemupukan dasar dan pengapuran (bila perlu). Pemupukan dasar dilakukan dengan menggunakan pupuk kandang yang telah matang agar tidak menghambat pertumbuhan tanaman. Pupuk kandang yang belum matang masih mengeluarkan eneegi panas sampai 75 derajat celcius akibat proses penguraian dan pembusukan masih berlangsung, sehingga dapat menyebabkan kematian tanaman. Di samping itu, pupuk kandang yang belum matang biasanya masih mengandung bibit-bibit penyakit.
Kematangan pupuk kandang terlihat dari struktur dan tingkat kebasahannya. Pupuk kandang yang telah matang memiliki struktur yang remah dan tidak basah namun juga tidak terlalu kering. Pupuk kandang sangat baik digunakan sebagai pupuk dasar karena dapat berfungsi untuk memperbaiki struktur tanah (memperbaiki daya ikat tanah), memperkaya bahan organik tanah, dan dapat menahan air tanah.
Dosis pemberian pupuk kandang adalah 15-20 ton/ha. Setelah pemberian pupuk kandang tanah dibiarkan selama tujuh hari agar terjadi reaksi antara tanah, pupuk kandang, dan kapur. Satu mnggu kemudian dilakukan pengolahan tanah lagi. Tanah dicangkul secara ringan, sekaligus dilakukan pembentukan bedengan-bedengan dan parit-parit.
Pemupukan dasar juga dapat menggunakan pupuk organik Super TW plus sebanyak 3,5 ton/ha atau Harmony BS-1 dan harmony P-1 dengan dosis 8 liter/ha. Pupuk Harmony BS-1 dan Harmony P-1 dilarutkan ke dalam 4.000 liter air,kemudian disiramkan pada bedengan.
Bedengan dibuat dengan lebar 120 cm, tinggi 40 cm, dan panjang 10 m atau disesuaikan dengan kondisi lahan; sedangkan parit dibuat dengan lebar 40 cm dan kedalaman 40 cm-50 cm. Bedengan harus membujur ke arah timur barat agar cahaya matahari dapat diterima oleh seluruh tanaman secara merata. Di sekililing bedengan dibuat saluran pembuangan air, berukuran lebar 60 cm dan kedalaman 60 cm. Karena di lahan kering/tegalan pada umunya tidak memiliki irigasi teknis maka pembuatan parit lebih ditujukan untuk menanggulangi banjir atau genangan air pada saat hujan.
Setelah  pembuatan bedengan dan parit, tanah dibiarkan lagi selama satu minggu, kemudian digemburkan dengan dicangkul tipis-tipis. Selanjutnya, tanah telah siap untuk ditanami.
Pengolahan tanah secara intensif akan menciptakan media tanam yang baik karena akan meningkatkan peredaran udara (oksigen) dalam tanah, tata air, penguraian bahan organik tanah, dan aktifitas biologis tanah yanag menguraikan bahan organik tanah menjadi bahan yang tersedia bagi tanaman. Pengolahan tanah secara intensif juga dapat menghilangkan gas-gas beracun dala tanah, memberantas gulma, memelihara kesuburan tanah, dana memudahkan pemeliharaan tanaman di kebun.

II. Pengapuran Tanah
Pengapuran tanah dilakukan jika nilai keasaman (pH) tanah kurang dari 5,5. Kegiatan ini dilakukan dua minggu sebelum tanam, mengingat pada umumnya akar tanaman tidak tahan terhadap pengapuran secara langsung setelah penanaman.
Sebelum dilakukan pengapuran, dilakukan pengukuran pH tanah terlebih dahulu. Adapun cara pengukuran pH tanah adalah sebagai berikut.
a.  dambil sampel tanah secara acak dan merata pada petak kebun.
b. semua sampel tanah yang telah diambil dicampur hingga merat, kemudian diambil sampel lagi kira-kira satu cangkul.
c. sampel disukkan ke dalam ember yang berisi air dan dibarkan hingga mengendap.
d. air Dipisahkan dari endapan tanah ke dalam ember lain dan diukur pHnya dengan menggunakan kertas lakmus atau pH meter. Nilai pH tersebut menunjukkan derajat keasaman tanah atau pH tanah.
(Anonymous.2012)
Penanaman Wijen di Lahan Basah/Sawah
Tanaman wijen juga dapat ditanam di lahan basah atau sawah. Persiapan yang perlu dilakukan sama dengan penanaman yang dilakukan di lahan kering atau tegalan, yaitu meliputi pengolahan tanah, penentuan saat tanam, dan penanaman.
I. Pengolahan tanah
Pengolahan tanah bekas penanaman padi dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. mula-mula, dilakuakn pengatusan atau pengeringan lahan terlebih dahulu, dengan membuat parit mengelilingi lahan untuk mengeluarkan air dari lahan tersebut.
b. dilakukan pengolahan tanah. Tanah dibajak sedalam 40-60 cm dengan menggunakan traktr atau alat bajak yan ditarik sapi atau kerbau ataupun cangkul.
c. tanah dibiarkan selama satu minggu untuk membunuh kuman-kuman penyakit yang adadi dalamnya dan agar terjadi proses oksidasi gas-gas beracun (penguapan gas-gas beracun dalam tanah).
d. dilakuakan pengolahan tanah tahap kedua, yakni penyisihan tanah untuk memecah dan menghaluskan gumpalan-gumpalan tanah hasil pembajakan. Tanah dicangkul tipis-tipis hingga memperoleh struktur tanah yang gembur dan halus, sekaligus diratakan.
e. tanah dibiarkan lagi selama satu minggu terangin-anginkan dan terkena sinar matahari. Pada tahap ini juga dapat dilakukan pengapuran tanah, terutam bila nilai pH tanah kurang dari 5,5.
f. tanah digemburkan lagi dengan cangkul sedalam 40 cm, sekaligus dilakukan pembentukan bedengan dan parit-parit.  Bedengan dibuat membujur dari timur ke barat, berukuran lebar 120 cm, tinggi 40 cm, dan panjang 10 m atau disesuaikan dengan kondisi lahan. Jika penanaman wijen dilakukan pada musim hujan, bedengan dibuat lebih tinggi,
g. penyiangan dan pembumbunan
Lingkungan yang bersih dari tumbuhan lain, misalnya gulma atau rerumputan, akan lebih menjamin pertumbuhan tanaman. Tumbuhan lain dapat mengganggu kehidupan dan pertumbuhan tanaman pokok (wijen) karena merupakan pesaing dalam penggunaan zat-zat                                                                                         (Mardjono, R. dan Suprijono, 2005)

Pola Tanam
Tanaman wijen dapat ditanam pada lahan sawah maupun lahan kering. Pada lahan sawah umumnya ditanam pada musim kemarau. Oleh karena itu pada awal pertumbuhannya  membutuhkan  pengairan yang cukup sampai dengan pengisian polong (umur 60-70 hari), tetapi pengairan tersebut tidak boleh sampai menggenang. Di lahan kering wijen umumnya ditanam pada musim penghujan. Tanaman wijen selain ditanam monokultur  juga dapat ditumpangsarikan dengan tanaman semusim lain seperti padi gogo, jagung, kacang-kacangan, jarak, dll. Adanya tanaman wijen dalam pola tanam juga bermanfaat untuk menekan nematoda.( Mardjono, R. dan Suprijono, 2005)
Penanaman
Jarak tanam bervariasi (10-25) cm x (30-75) cm, tergantung dari varietas tanaman. Varietas genjah lebih rapat dibanding varietas dalam, begitu pula semakin sedikit percabangannya ditanam semakin rapat. Penanaman dengan tugal sedalam 2-4 cm, tiap lubang tanam diisi 5 biji, bila disebar keperluan benih dapat mencapai 4 kali lipat. Untuk memudahkan penanaman biji dicampur dengan abu atau pasir halus.( Mardjono, R. dan Suprijono, 2005)
Pemupukan
Dosis pupuk 100 kg Urea per hektar.  Sepertiga dosis diberikan bersamaan dengan tanam, sisanya diberikan pada umur 4-5 minggu setelah tanam. Pemberian dapat dilakukan dengan cara ditugal sedalam 5-7,5 cm dengan jarak 5 cm dari lubang tanam. Pupuk Urea yang telah diletakkan dalam lubang harus ditutup. Pupuk P dan K dapat ditambahkan bila daerah tersebut diketahui memerlukan hara tersebut.( Mardjono, R. dan Suprijono, 2005)
Pemeliharan
Penyulaman dilakukan 6 hari setelah tanam. Tanaman wijen mudah hidup bila dipindah, sehingga memungkinkan menggunakan bahan tanaman untuk menyulam dari lubang tanam lain yang tumbuh lebih dari dua tanaman. Untuk sistem ini sebaiknya penyulaman dilaksanakan 15-20 HST. Penjarangan dilakukan 15-20 HST, sehingga tinggal 2 tanaman per lubang tanam. Penyiangan dilakukan bila gulma telah mengganggu dan diupayakan sampai dengan umur 40 HST bebas dari gangguan gulma. Sambil menyiang tanaman dibumbun. Diupayakan agar pertananam tidak tergenag walaupun sehabis hujan, berarti drainase harus baik.( Mardjono, R. dan Suprijono, 2005)
Pengendalian Hama dan Penyakit
Gangguan hama dan penyakit pada tanaman merupan salah satu kendala yang cukup pelik dalam usaha pertanian. Ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan, setiap ada tanaman yang tumbuh, hama dan penyakit selalu menyertainya. Keberadaan hama dan penyakit merupakan faktor yang menghambat pertumbuhan tanaman dan pembentukan hasil. Serangannya pada tanaman dapat datang secara mendadak dan dapat bersifat ekplosif (meluas) sehingga dalam waktu yang relatif singkat sering kali dapat mematikan seluruh tanaman dan menggagalkan panen.
Pemberantasan hama dan penyakit secara total tidak mungkin dapat dilakukan karena perkembangannya yang sangat cepat dan sulit dikontrol. Namun, dengan pengamatan yang baik di lapangan sejak awal penanaman sampai panen, serangan hama dan penyakit dapat ditekan.
Hama adalah binatang yang dianggap dapat mengganggu atau merusak tanaman dengan memakan bagian tanaman yang disukainya. Misalnya; serangga (insekta), cacing (neatoda), binatang menyusui, dan lain-lain. Penyakit yang menyerang tanaman bukan disebabkan oleh binatang, melainkan oleh makhuk mikroskopis, misalnya bakteri, virus, cendawan(jamur), dan lain-lain.
Hama dan penyakit dapat menyerang tanaman pada bagian-bagian tertentu, misalnya daun, akar, batang, buah (polong), dan biji. Kerugian-kerugian akibat serangan yang ditimbulkan antara lain adalah sebagai berikut.
1. tanaman dapat mengalami gangguan fisiologis sehingga mengalami hambatan pertumbuhan.
2. menurunkan hasil (biji wijen), baik dalam hal kuantitas (bobot per satuan luas) maupun kualitas (mutu). Hal ini disebabkan oleh kematian bunga, pembusukan buah, pembentukan daun, dan sebagainya yang menyebabkan pembentukan bunga dan buah terhambat, serta banyak tanaman yang mati.
3. dapat menimbulkan infeksi sekunder sehingga menimbulkan kerusakan yang lebih parah
4. biaya produksi menjadi lebih besar karena harus mengeluarkan biaya untuk obat-obatan dan tenaga kerja untuk penangannya
Untuk menekan kerugian yang ditimbulkan  oleh serangan hama dan penyakit hingga sekecil mungkin, perlu diupayakan pengendalian atau pemberantasan yang tepat. Untuk mengetahui secara tepat hama dan penyakit yang menyerang tanaman diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam menganalisis gejala yang nampak. Setiap jenis hama atau penyakit yang menyerang tanaman akan menunjukkan gejala yang berbeda-beda dan spesifik. Dengan mempelajari gejala-gejala tersebut secara baik, dapat ditemukan secara tepat penyebab kerusakan tanaman. Dengan demikian, pengendalian dapat dilakukan secara tepat sesuai dengan sasaran. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan yang luas tentang hama dan penyakit yang menyerang tanaman wijen serta gejala-gejalanya, dan obat-obatan yang efektif digunakan.
Kegiatan perlindungan tanaman tidak bertujuan untuk meningkatkan hasil seperti kegiatan pemupukan, pengairan, dan lain-lain, melainkan untuk mengurangi kehilangan hasil akibat serangan hama atau penyakit hingga sekecil mungkin. Perlindungan tanaman dapat dilakukan secara preventif dan kuratif.
Pengendalian secara preventif merupakan tindakan pencegahan yang dilakukan sebelum tanaman terinfeksi atau terserang hama dan penyakit. Pengendalian secara preventif dilakukan dengan menanam jenis atau varietas tanaman yang tahan atau resisten terhadap serangan beberapa hama atau penyakit, pergiliran tanaman, penanaman menurut musim, pengolahan tanah, secara baik, sistem tumpang sari, dan penyemprotan pestisida secara berkala dan teratur. Pengendalian secara preventif  sangat dianjurkankarena lebih mudah, murah dan aman.( Ibrahim, N., Soerjono, Subaidah. 1994)

Panen dan pasca panen
Panen yang tepat dilakukan bila 2/3 dari polong buah sudah berwarna hijau kekuningan. Penguningan dimulai dari polong-polong yang berkedudukan di bawah. Bila terlambat polong akan pecah, bila jatuh dan tidak lagi dapat diambil. Pemanenan yang dilakukan saat polng mulai pecah, sebaiknya menggunakan sabit bergerigi, pelan-pelan batang dipegang dan dipotong 10-15 cm di bawah kedudukan buah. Posisi batang masih tetap tegak, kemudian dibalik agar biji dalam polong yang sudah pecah jatuh ke tempat yang sudah dipersiapkan. Pada kondisi yang sangat panas dan kering proses penuaan kadang-kadang tidak begitu jelas. Polong-polong yang berwarna hijau langsung cokelat, kering, dan pecah. Batang wijen sebagai hasil panen diikat, masing-masing ikatan bergaris tengah sekitar 10-15 cm, kemudian dijemur dalam kedudukan berdiri. Dibawah tempat penjemuran diletakan tikar/tempat menampung biji wijen agar biji yang jatuh muda dikumpulkan. Bila lantai jemur ini dari plester, tidak lagi diperlukan tempat menampung.jika Nampak polong-polong sudah pecah, ikatan batang wijen dibalik yaitu ujungnya terletak dibawah sehingga biji keluar. Untuk mendorong biji keluar, batang dipukul-pukul dengan tongkat dab kalau belum semua biji dapat keluar, ikatan batang tadi dijemur ulang dengan kedudukan berdiri seperti semula dan biji dikeluarkan lagi sampai habis. Biji yang sudah keluar dari polong umumnya dijemur selama 1 hari penuh agar kandungan kadar air kurang dari 7 %
.
(sumber :  Mardjono, R. dan Suprijono, 2005)