Saat ini penggunaan formalin, boraks atau bleng untuk bahan pengawet makanan seperti sayuran, bakso, ikan dll banyak sekali dilakukan oleh para pedagang yang kebanyakan dari pedagang kecil agar bisa meraih untung. Namun tentu saja hal ini sangat berbahaya bagi konsumen karena bisa merusak kesehatan dan menimbulkan penyakit yang ganas.
Sebenarnya penggunaan bahan pengawet sacara tradisional sudah dilakukan oleh orang tua kita dulu yaitu dengan memakai bahan alami dari tanaman kecombrang alias honje.
Ekstrak kecombrang bisa dijadikan pengawet makanan alami. Beberapa makanan yang bisa diawetkan menggunakan ekstrak kecombrang di antaranya, tahu, bakso, siomay, mie basah, nughet dan masih banyak lainnya. Pengawet ini cukup aman untuk dikonsumsi karena terbuat dari bahan alami.
Kecombrang punya kandungan antioksidan alami. Kandungan fitokimia bunga, batang, rimpang dan daun kecombrang hasil penelitian Naufalin (2005) diperoleh senyawa alkaloid, saponin, tanin, fenolik, flavonoid, triterpenoid, steroid, dan glikosida yang berperan aktif sebagai antioksidan. Menurut Antoro (1995), pada rimpang ditemukan senyawa alkaloid, flavonoid dan minyak atsiri yang bertindak sebagai antioksidan. Tampubolon et al. (1983) menyebutkan bahwa kecombrang mengandung senyawa bioaktif seperti polifenol, alkaloid, flavonoid, steroid, saponin dan minyak atsiri yang diduga memiliki potensi sebagai antioksidan.
Cara membuat Pengawet Makanan Alami dari Kecombrang :
Pertama, kecombrang dikeringkan dengan lemari pengering dengan suhu 50 derajat celcius selama 20 jam, setelah itu dilakukan penggilingan. Ekstrak kecombrang yang sudah dikeringkan menjadi bubuk kecombrang berwarna merah muda dan siap digunakan sebagai pengawet makanan yang aman dikonsumsi.