Jumat, 10 Mei 2013

TEKNIS BUDIDAYA UBI CILEMBU ST1 SUMEDANG

Ubi Jalar meskipun banyak mengandung karbohidrat, oleh masyarakat kita tidak dijadikan makanan pokok seperti halnya nasi. Ubi Jalar umumnya dijadikan penganan karena rasanya yang cukup lezat.  Salah satunya Ubi Cilembu yang terkenal dengan rasanya yang enak dan lezat.  Karena banyak peminatnya, panganan dari ubi jalar ini pun banyak dijajakan di berbagai kota, yang terkenal adalah Ubi Bakar Cilembu.
Untuk Budidaya Ubi Cilembu Atau dikenal juga dengan Ubi Madu, cukup mudah dan tidak banyak neko-nekonya.


Tanaman ubi jalar (Ipomoea batatas Poir) adalah salah satu tanaman yang cukup penting, sebagai makanan pokok alternatif di musim paceklik maupun makanan tambahan dalam rangka diversifikasi makanan pengganti beras atau nasi. 

Ubi jalar mengandung air 64,60-79,59%, abu 0,92-0,98%., pati 17,06-28,19%, Protein 1,19-2,07%, gula 0,38-0,43%, serat kasar 2,16-5,24% dan beta karoten 17,42-51,20%. 
Ubi jalar adalah salah satu komoditi yang penting dalam ketahanan pangan masyarakat sebagai bahan makanan pengganti nasi yang sangat kaya manfaat dan sehat. .

Hampir seluruh bagian ubi jalar dapat dimanfaatkan yaitu 

a) Daun: sayuran, pakan ternak, 
b) Batang: bahan tanam, pakan ternak, 
c) Kulit ubi: pakan ternak, 
d) Ubi segar: bahan makanan, 
e) Tepung ubi jalar: makanan, 
f) Pati ubi jalar : fermentasi, pakan ternak, asam sitrat.
 

Di luar negeri seperi di negara Jepang, ubi jalar telah digunakan bahan pangan dan dikatakan tidak kalah dengan makanan cepat saji mcam hamburger dan pizza. Di negara tersebut berbagai makanan berbahan baku ubi jalar banyak dijumpai di toko-toko dan restoran bertarap internasional. Untuk Ubi Jalar Cilembu ST 1, sejak lama menembus pasar Singapura, Malaysia, Korea, dan Jepang.
 

Ubi Cilembu ST 1, merupakan salah satu komoditi unggulan varietas ini dirilis oleh menteri pertanian RI pada Tahun 2001. Nama cilembu diambil dari nama daerah asal ubi tersebut diproduksi yaitu Desa Cilembu Kecamatan Pamulihan, ST merupkan singkatan dari Sumedang Tandang, sedangkan angka 1 menunjukan bahwa di Kabupaten Sumedang memiliki varietas lokal ubi jalar lain yang memiliki keunggulan tidak jauh berbeda dengan Cilembu ST 1, namun belum di rilis oleh menteri pertanian. 
Ubi ini hanya memiliki rasa dan aroma yang khas apabila di tanam di daerah Cilembu dan sekitarnya. Tanaman ubi jalar yang tumbuhnya baik dan tidak mendapat serangan hama penyakit yang berarti (berat) di Kecamatan Pamulihan dapat menghasilkan umbi basah 15-20 ton sedangkan di Kecamatan Rancakalong dapat menghasilkan 20- 25 ton ubi basah per hektar.
Keunggulan ubi jalar ini adalah apabila ubi yang telah disimpan lebih dari 10 hari , dimasak dengan cara dioven selama 30-90 menit (bergantung ukuran), bagian tengah umbi akan menghasilkan cairan sangat manis seperti madu. Lebih manisnya ubi jalar cilembu disebabkan kadar gula ubi cilembu lebih tinggi dari ubi jalar lain yaitu ubi mentah mencapai 11-13% dan ubi masak 19-23%, sehingga sangat digemari oleh konsumen
Kulit ubi cilembu berwarna putih kekuningan (gading) dengan bentuk umbi bulat memanjang. Ubi ini memiliki keunikan lain yaitu tidak mengakibatkan gangguan perut.

TEKNIK BUDIDAYA UBI CILEMBU
A. Pembibitan
Tanaman ubi jalar dapat diperbanyak secara generatif dengan biji dan secara vegetatif berupa stek batang atau stek pucuk. Perbanyakan tanaman secara generatif hanya dilakukan pada skala penelitian untuk menghasilkan varietas baru.
1. Persyaratan Bibit
Bahan tanaman (bibit) berupa stek pucuk atau stek batang harus memenuhi syarat sebagai berikut:

    Bibit berasal dari varietas Cilembu ST
    Bahan tanaman berumur 2 bulan atau lebih.
    Bahan tanaman (stek) dapat berasal dari tanaman produksi dan dari tunas-tunas ubi yang secara khusus disemai atau melalui proses penunasan.
    Perbanyakan tanaman dengan stek batang atau stek pucuk secara terus-menerus cenderung menurunkan hasil pada generasi-generasi berikutnya. Oleh karena itu, setelah 3-5 generasi perbanyakan harus diperbaharui dengan cara menanam atau menunaskan umbi untuk bahan perbanyakan.


2. Penyiapan Bibit

Pilih tanaman ubi jalar yang sudah berumur 2 bulan atau lebih, pertumbuhannya sehat dan normal tidak terlalu subur.
Stek dipotong sepanjang 25-30 cm atau 3-4 ruas, diambil dari ujung batang atau cabang dan maksimal 3 stek untuk setiap cabang atau batang bagian tanaman bibit, pemotongan menggunakan pisau yang tajam, dan dilakukan pada pagi
Setelah dipotong, bibit direndam dalam larutan fungisida dengan konsentrasi 2 g/L larutan selama 5 menit


Pengolahan Tanah
a) Penyiapan Lahan Tegalan

Bersihkan lahan dari rumput-rumput liar (gulma)
Olahan tanah dengan cangkul atau bajak hingga gembur sambil membenamkan rumput-rumput liar
Biarkan tanah kering selama minimal 1 minggu
Buat guludan-guludan dengan ukuran lebar bawah 60 cm, tinggi 30-40 cm, jarak antar guludan 70-100 cm, dan panjang guludan disesuaikan dengan keadaan lahan
Rapikan guludan sambil memperbaiki saluran air.


b) Penyiapan Lahan Sawah Bekas Tanaman Padi

Babat jerami sebatas permukaan tanah
Tumpuk jerami secara teratur menjadi tumpukan kecil memanjang berjarak 1 meter antar tumpukan
Olah tanah di luar bidang tumpukan jerami dengan cangkul atau bajak, kemudian tanahnya ditimbunkan pada tumpukan jerami sambil membentuk guludan. Ukuran guludan adalah lebar bawah 60 cm, tinggi 40 cm, lebar atas 40 cm ( untuk ukuran guludan dengan jarak antara gulud 100 cm ) sedangkan untuk jarak antar guludan 80 cm digunakan ukuran lebar bawah 50 cm, lebar atas 30 cm, tinggi guludan 30 cm
Rapikan guludan sambil memperbaiki saluran air antar guludan. Pembuatan guludan di atas tumpukan jerami atau sisa-sisa tanaman dapat menambah bahan organik tanah yang berpengaruh baik terhadap struktur dan kesuburan tanah sehingga ubi dapat berkembang dengan baik dan permukaan kulit ubi rata. Kelemahan penggunaan jerami adalah pertumbuhan tanaman ubi jalar pada bulan pertama sedikit menguning, namun segera sembuh dan tumbuh normal pada bulan berikutnya.


Bila jerami tidak digunakan sebagai tumpukan guludan, tata laksana penyiapan lahan sebagai berikut :

Babat jerami sebatas permukaan tanah
Singkirkan jerami ke tempat lain untuk dijadikan bahan kompos
Olah tanah dengan cangkul atau bajak hingga gembur
Biarkan tanah kering selama minimal satu minggu
Buat guludan-gululudan berukuran lebar bawah ±60 cm, tinggi 35 cm dan jarak antar guludan 80-100 cm.
Rapikan guludan sambil memperbaiki saluran air antar guludan.


Hal yang penting diperhatikan dalam pembuatan guludan adalah ukuran tinggi tidak melebihi 40 cm. Guludan yang terlalu tinggi cenderung menyebabkan terbentuknya ubi berukuran panjang dan dalam sehingga menyulitkan pada saat panen. Sebaliknya, guludan yang terlalu dangkal dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan atau perkembangan ubi, dan memudahkan serangan hama boleng Cylas sp.


Teknik Penanaman

Penanaman ubi jalar di lahan kering dilakukan pada awal musim hujan (Oktober), atau awal musim kemarau (Maret) bila keadaan cuaca normal. Dilahan sawah, waktu tanam yang paling tepat adalah segera setelah padi rendengan atau padi gadu, yakni pada awal musim kemarau
Penanaman stek dilakukan pagi hari, setelah direndam dalam larutan fungisida, stek sebaiknya searah ( menghadap ke timur ) agar pertumbuhan tanaman menjadi searah
Stek ditanam miring pada guludan, dengan 1/2-2/3 bagian masuk ke dalam tanah. Jarak tanam 30-40 cm
Pada tiap bedengan ditanam 2 deretan dengan jarak kira-kira 30-40 cm.


Pemeliharaan Tanaman
1. Penyulaman
Selama 3 (tiga) minggu setelah ditanam, penanaman ubi jalar harus diamati kontinu, terutama bibit yang mati atau tumbuh secara abnormal. Bibit yang mati harus segera disulam. Cara menyulam adalah dengan mencabut bibit yang mati, kemudian diganti dengan bibit yang baru. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, pada saat sinar matahari tidak terlalu terik dan suhu tidak terlalu panas. Bibit (setek) untuk penyulaman sebelumnya dipersiapkan atau ditanam ditempat yang teduh.
2. Penyiangan
Pada sistem tanam tanpa mulsa jerami, lahan biasanya mudah ditumbuhi rumput liar (gulma) yang merupakan pesaing dalam pemenuhan kebutuhan akan air, unsur hara, dan sinar matahari. Oleh karena itu, gulma harus segera disiangi. Bersamaan dengan penyiangan dilakukan pembumbunan, yaitu menggemburkan tanah guludan, kemudian ditimbunkan pada guludan tersebut.
Pengendalian gulma dilakukan secara manual menggunakan kored dan cangkul pada umur 2 minggu setelah tanam (MST), 5 MST, dan 8 MST atau dilakukan tergantung dari keadaan rumput
Tata cara penyiangan dan pembumbunan sebagai berikut:

Bersihkan rumput liar (gulma) dengan kored atau cangkul secara hati-hati agar tidak merusak akar.
Gemburkan tanah disekitar guludan dengan cara memotong lereng guludan, kemudian tanahnya diturunkan ke dalam saluran antar guludan.
Timbunkan kembali tanah ke guludan semula, kemudian lakukan pengairan hingga tanah cukup basah


3. Pemupukan
Pemupukan bertujuan menggantikan unsur hara yang terangkut saat panen, menambah kesuburan tanah, dan menyediakan unsur hara bagi tanaman. Sebaiknya lahan dipupuk dengan pupuk organik baik pepuk kandang maupun kompos dengan dosis 10.000 - 20.000 ton/ha. Dosis pupuk yang tepat harus berdasarkan hasil analisis tanah atau tanaman di daerah setempat. Sebagai acuan dosis pupuk/ha yang dianjurkan adalah :
- 100 kg N ( ± 200-250 kg Urea)
- 50 Kg P2O5 (± 100-150 kg TSP/SP-36)
- 200 kg K2O (± 300-350 kg KCL)
Pemberian pupuk dilakukan dalam larikan dengan jarak garitan 10 cm dari lubang setek sedalam 5 cm. Waktu pemupukan sebagai berikut:
- Saat tanam : Urea diberikan 1/3 takaran, SP-36, KCL diberikan seluruhnya pada saat tanam.
- Umur 6 minggu setelah tanam ; Urea 1/3 dari takaran
- Umur 12 minggu setelah tanam ; Urea 1/3 dari takaran
4. Pembalikan batang dan pucuk
      Pembalikan batang dan pucuk bertujuan untuk meningkatkan hasil umbi, pembalikan dan pengangkatan batang dilakukan tiap 3 minggu sekali, sebab pada tanaman yang pertumbuhannya subur dalam waktu satu bulan akan menjalar sepanjang 1-1,5 m. Bila batang terus dibiarkan menjalar di atas tanah dengan segera akan tumbuh akar di ketiak-ketiak daun. Akar akan membentuk umbi-umbi kecil yang mengurangi cadangan makanan bagi umbi di batang utama. Pembalikan batang dimaksudkan untuk mematikan akar yang tumbuh pada ketiak daun.

5. Pemangkasan
Tanaman yang terlalu subur perlu dipangkasan sebab tanaman yang daunya terlalu rimbun akan mengurangi hasil umbi. Pemangkasan dilakukan dengan menggunakan pisau tajam. Mengenai berapa daun yang harus dibuang tidak bisa ditentukan kapasitasnya karena sangat tergantung pada keadaan tanaman. Pemangkasan dilakukan pada sulur-sulur yang merayap dalam saluran di sela-sela bedengan. Hasil pemangkasan dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak.
6. Pengairan dan Penyiraman
Meskipun ubi jalar tahan kekeringan, fase awal pertumbuhan memerlukan air tanah yang memadai.

Seusai tanam, guludan diairi selama 15-30 menit hingga tanah cukup basah, kemudian airnya dibuang.
Pengairan berikutnya masih diperlukan secara kontinu hingga tanaman berumur 1-2 bulan.
Pada periode pembentukan dan perkembangan ubi, yaitu umur 2-3 minggu sebelum panen, pengairan dikurangi atau dihentikan.
Waktu pengairan yang paling baik pagi atau sore hari.
Di daerah yang sumber airnya memadai, pengairan dapat dilakukan kontinu seminggu sekali. Hal yang penting diperhatikan dalam pengairan adalah menghindari agar tanah tidak terlalu becek (air menggenang).


PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
A. Hama
a) Penggerek Batang Ubi Jalar
Stadium hama yang merusak tanaman ubi jalar adalah larva (ulat). Cirinya adalah membuat lubang kecil memanjang (korek) pada batang hingga ke bagian ubi. Di dalam lubang tersebut dapat ditemukan larva (ulat). Gejala: terjadi pembengkakan batang, beberapa bagian batang mudah patah, daun-daun menjadi layu, dan akhirnya cabang-cabang tanaman akan mati. Pengendalian: (1) rotasi tanaman untuk memutus daur atau siklus hama; (2) pengamatan tanaman pada stadium umur muda terhadap gejala serangan hama: bila serangan hama >5%, perlu dilakukan pengendalian secara kimiawi; (3) pemotongan dan pemusnahan bagian tanaman yang terserang berat; (4) penyemprotan insektisida yang mangkus dan sangkil, seperti Curacron 500 EC atau Matador 25 dengan konsentrasi yang dianjurkan.
b) Hama Boleng atau Lanas
Serangga dewasa hama ini (Cylas formicarius Fabr.) berupa kumbang kecil yang bagian sayap dan moncongnya berwarna biru, namun toraknya berwarna merah. Kumbang betina dewasa hidup pada permukaan daun sambil meletakkan telur di tempat yang terlindung (ternaungi). Telur menetas menjadi larva (ulat), selanjutnya ulat akan membuat gerekan (lubang kecil) pada batang atau ubi yang terdapat di permukaan tanah terbuka. Gejala: terdapat lubang-lubang kecil bekas gerekan yang tertutup oleh kotoran berwarna hijau dan berbau menyengat. Hama ini biasanya menyerang tanaman ubi jalar yang sudah berubi. Bila hama terbawa oleh ubi ke gudang penyimpanan, sering merusak ubi hingga menurunkan kuantitas dan kualitas produksi secara nyata. Pengendalian: (1) pergiliran atau rotasi tanaman dengan jenis tanaman yang tidak sefamili dengan ubi jalar, misalnya padi-ubi jalar-padi; (2) pembumbunan atau penimbunan guludan untuk menutup ubi yang terbuka; (3) pengambilan dan pemusnahan ubi yang terserang hama cukup berat; (4) pengamatan/monitoring hama di pertanaman ubi jalar secara periodik: bila ditemukan tingkat serangan > 5 %, segera dilakukan tindakan pengendalian hama secara kimiawi; (5) penyemprotan insektisida yang mangkus dan sangkil, dengan konsentrasi yang dianjurkan; (6) penanaman jenis ubi jalar yang berkulit tebal dan bergetah banyak; (7) pemanenan tidak terlambat untuk mengurangi tingkat kerusakan yang lebih berat.
c) Tikus (Rattus rattus sp)
Hama tikus biasanya menyerang tanaman ubi jalar yang berumur cukup tua atau sudah pada stadium membentuk ubi. Hama Ini menyerang ubi dengan cara mengerat dan memakan daging ubi hingga menjadi rusak secara tidak beraturan. Bekas gigitan tikus menyebabkan infeksi pada ubi dan kadang-kadang diikuti dengan gejala pembusukan ubi. Pengendalian: (1) sistem gerepyokan untuk menangkap tikus dan langsung dibunuh; (2) penyiangan dilakukan sebaik mungkin agar tidak banyak sarang tikus disekitar ubi jalar; (3) pemasangan umpan beracun, seperti Ramortal atau Klerat.
 

B. Penyakit
a) Kudis atau Scab
Penyebab: cendawan Elsinoe batatas. Gejala: adanya benjolan pada tangkai serta urat daun, dan daun-daun berkerut seperti kerupuk. Tingkat serangan yang berat menyebabkan daun tidak produktif dalam melakukan fotosintesis sehingga hasil ubi menurun bahkan tidak menghasilkan sama sekali. Pengendalian: (1) pergiliran/ rotasi tanaman untuk memutus siklus hidup penyakit; (2) penanaman ubi jalar bervarietas tahan penyakit kudis, seperti daya dan gedang; (3) kultur teknik budi daya secara intensif; (4) penggunaan bahan tanaman (bibit) yang sehat.
b) Layu fusarium
     Penyebab: jamur Fusarium oxysporum, F. batatas. Gejala: tanaman tampak lemas, urat daun menguning, layu, dan akhirnya mati. Cendawan fusarium dapat bertahan selama beberapa tahun dalam tanah. Penularan penyakit dapat terjadi melalui tanah, udara, air, dan terbawa oleh bibit. Pengendalian: (1) penggunaan bibit yang sehat (bebas penyakit); (2) pergiliran /rotasi tanaman yang serasi di suatu daerah dengan tanaman yang bukan famili; (3) penanaman jenis atau varietas ubi jalar yang tahan terhadap penyakit Fusarium.
c) Virus
     Beberapa jenis virus yang menyerang tanaman ubi jalar adalah Internal Cork, Chlorotic Leaf Spot, Yellow Dwarf. Gejala: pertumbuhan batang dan daun tidak normal, ukuran tanaman kecil dengan tata letak daun bergerombol di bagian puncak, dan warna daun klorosis atau hijau kekuning-kuningan. Pada tingkat serangan yang berat, tanaman ubi jalar tidak menghasilkan. Pengendalian: (1) penggunaan bibit yang sehat dan bebas virus; (2) pergiliran/rotasi tanaman selama beberapa tahun, terutama di daerah basis (endemis) virus; (3) pembongkaran/eradikasi tanaman untuk dimusnahkan.
d) Penyakit Lain-lain
     Penyakit-penyakit yang lain adalah, misalnya, bercak daun cercospora oleh jamur Cercospora batatas Zimmermann, busuk basah akar dan ubi oleh jamur Rhizopus nigricans Ehrenberg, dan klorosis daun oleh jamur Albugo ipomeae pandurata Schweinitz. Pengendalian: dilakukan secara terpadu, meliputi perbaikan kultur teknik budi daya, penggunaan bibit yang sehat, sortasi dan seleksi ubi di gudang, dan penggunaan pestisida selektif.
PANEN
1. Ciri dan Umur Panen
     Tanaman ubi jalar dapat dipanen bila ubi-ubinya sudah tua (matang fisiologis). Ciri fisik ubi jalar matang, antara lain: bila kandungan tepungnya sudah maksimum, ditandai dengan kadar serat yang rendah dan bila direbus (dikukus) rasanya enak serta tidak berair. Penentuan waktu panen ubi jalar didasarkan atas umur tanaman. Jenis atau varietas ubi jalar berumur pendek (genjah) dipanen pada umur 3-3,5 bulan, sedangkan varietas berumur panjang (dalam) sewaktu berumur 4,5-5 bulan. Panen ubi jalar yang ideal dimulai pada umur 3 bulan, dengan penundaan paling lambat sampai umur 4 bulan. Panen pada umur lebih dari 4 bulan, selain resiko serangan hama boleng cukup tinggi, juga tidak akan memberikan kenaikan hasil ubi.
2. Cara Panen
Tata cara panen ubi jalar melalui tahapan sebagai berikut:

    Tentukan pertanaman ubi jalar yang telah siap dipanen.
    Potong (pangkas) batang ubi jalar dengan menggunakan parang atau sabit, kemudian batang-batangnya disingkirkan ke luar petakan sambil dikumpulkan.
    Galilah guludan dengan cangkul hingga terkuak ubi-ubinya.
    Ambil dan kumpulkan ubi jalar di suatu tempat pengumpulan hasil.
    Bersihkan ubi dari tanah atau kotoran dan akar yang masih menempel.
    Lakukan seleksi dan sortasi ubi berdasarkan ukuran besar dan kecil ubi secara terpisah dan warna kulit ubi yang seragam. Pisahkan ubi utuh dari ubi terluka ataupun terserang oleh hama atau penyakit.
    Masukkan ke dalam wadah atau karung goni, lalu angkut ke tempat penampungan (pengumpulan) hasil.


PASCAPANEN
1. Pengumpulan
    Hasil panen dikumpulkan di lokasi yang cukup strategis, aman dan mudah dijangkau oleh angkutan. Pemilihan atau penyortiran ubi jalar dapat dilakukan pada saat pencabutan berlangsung atau setelah semua pohon dicabut dan ditampung dalam suatu tempat. Penyortiran dilakukan untuk memilih umbi berdasarkan warna kulit umbi kecacatan, ukuran umbi, bentuk serta bercak hitam/garis- garis pada daging umbi.
2. Penyimpanan
   Penyimpanan ubi jalar cilembu selain ditujukan untuk mempertahankan daya simpan, juga bertujuan agar umbi lebih manis. Penyimpanan ubi yang paling baik dilakukan dalam pasir atau abu dengan cara sebagai berikut:

Angin-anginkan ubi yang baru dipanen di tempat yang berlantai kering selama 2-3 hari.
Siapkan tempat penyimpanan berupa ruangan khusus atau gudang yang kering, sejuk, dan peredaran udaranya baik.
Tumpukkan ubi di lantai gudang, kemudian timbun dengan pasir kering atau abu setebal 20-30 cm hingga semua permukaan ubi tertutup. Cara penyimpanan ini dapat mempertahankan daya simpan ubi sampai 5 bulan. Ubi jalar yang mengalami proses penyimpanan dengan baik biasanya akan menghasilkan rasa ubi yang manis dan enak bila dibandingkan dengan ubi yang baru dipanen. Hal yang penting dilakukan dalam penyimpanan ubi jalar adalah melakukan pemilihan ubi yang baik, tidak ada yang rusak atau terluka, dan tempat (ruang) penyimpanan bersuhu rendah antara 27-300C (suhu kamar) dengan kelembapan udara antara 85-90%.
Penyimpanan juga dapat dilakukan pada rak-rak atau menghindari penyimpanan umbi di lantai secara langsung atau dalam keranjang bambu dengan alas berupa abu atau pasir kering dan Penyimpanan ubi pada para-para ( rak bambu ) yang diletakan dekat dapur.


SELAMAT MENCOBA BUDIDAYA UBI CILEMBU

Jumat, 03 Mei 2013

POHON PALEM CANTIK PENGHIAS RUMAH DAN TAMAN

Tanaman dari suku areacaceae alias palem-paleman ini sangat disukai oleh masyarakat sebagai pohon penghias halaman rumah. Daunnya yang cantik dan mudah perawatannya membuat tanaman ini selalu menjadi pilihan saat merancang taman.  Jenisnya pun beraneka ragam dari yang kecil sampai yang besar.  Ada yang cocok ditanam di dalam pot sampai penghias keindahan lingkungan dan kota.
Berikut ini beberapa jenis palem yang cocok ditanam di halaman rumah dan penghias rumah anda.



1. Palem Merah 
Palem Merah (Cyrtostachys renda) ini sangat cantik dan keunikan utamanya pada pelepah yang berwarna merah menyala.  Pelem merah adalah flora maskot provinsi Jambi. Dinamakan sering juga disebut  dengan Pinang Lipstik. Karena banyak diburu, Palem ini pun termasuk salah satu dari 14 jenis palem yang dilindungi di Indonesia. Nama lain dalam bahasa inggris adalah Lipstick Palm, Scarlet Palm, Sealing Wax Palm, Red Palm, dan Sumatra Wax Palm.
Palem merah ini pohonnya tidak terlalu besar dan tumbuh bergerombol, sangat cocok ditanama bila lahan untuk taman rumah anda agak sempit.

2. Palem Ekor Tupai
Palem ekor tupai ini punya penampilandaun mirip ekor tupai yang cantik.  Palem ini sangat digemari dan banyak dicari penggemar tanaman hias. Bentuknya yang menjulang tinggi mampu meneduhkan rumah bila ditanam berderet. Dari berbagai jenis tanaman palem, jenis palem ekor tupai paling sulit ditemukan, sehingga harganya cukup mahal. Palem Ekor Tupai punya nama ilmiah  Wodyetia bifurcata  ini oleh sebagian orang diyakini mampu mendatangkan berkah dan kebijakan.

 3. Palem Botol
Pelem ini nama ilmiahnya adalah Hyophorbe lagenicaulis, dikenal umum sebagai palem botol, Bottle Palm or Palmiste Gargoulette, adalah anggota palem yang biasa ditanam di pekarangan rumah sebagai tanaman hias. Asalnya dari Mauritius, tepatnya di Round Island.
4. Palem Putri

Palem putri memiliki bentuk tubuh seperti palem raja hanya saja lebih kecil (sehingga disebut palem putri). Palem ini menunjukkan kecantikkannya ketika sudah memiliki buah layaknya putri raja memerkan perhiasannya.


5.  Palem Raja

Palem Raja aslinya berasal dari daerah Karibia dan Amerika tropika. Nama ilmiahnya adalah Roystonea reria,  untuk menghormati seorang insinyur yang bekerja di kemiliteran AS, Roy Stone. Karena pohonnya yang besar palem ini banyak ditanam di pinggir jalan atau di taman-taman kota, atau taman rumah dan kantor yang punya lahan luas.

6. Palem Kuning
Mungkin Palem Kuning adalah tanaman hias yang paling banyak dipeliharan oleh masyarakat kita, biasanya ditanam dalam pot. Palem Kuning  ini berasal dari Madagaskar namun di tempat asalnya sekarang terancam.Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga mencapai 6 meter, meskipun biasanya di pekarangan hanya setinggi 3m karena alasan keindahan. Seperti palem lainnya, daun tersusun majemuk, menyirip. Warna helai daun hijau terang, cenderung kekuningan (sehingga disebut palem kuning). Daun ini memiliki pelepah daun yang cukup panjang dan menutupi batang yang beruas-ruas. Jumlah anak daun sekitar 80 hingga 100 lembar.

Rabu, 01 Mei 2013

CARA BUDIDAYA BUAH UNGGUL PEPAYA CALINA

Salah satu pepaya unggul yang saat ini sedang ngetrend dibudidayaka adalah Pepaya California yang di indonesia telah dimuliakan menjadi varietas Calina atau juga IPB-9. Pepaya ini adalah hasil pemuliaan PKBT - IPB.  
Pepaya Unggul dari jenis Calina sangat berpotensi jika dibudidayakan secara intensif.  Pepaya Calina ini  mampu berbuah sepanjang masa tanpa mengenal musim. Rasanya manis, tinggi pohonnya  hanya sekitar 1,5 meter. Karena itu, Pepaya Calina dapat ditanam dengan populasi padat antara 1.000 1.500 pohon / hektare.  Kelebihan tanaman ini mudah perawatannya dan tidak membutuhkan banyak air.  Meski ditanam di daerah tandus dan gersang, pepaya calina tetap akan memiliki rasa manis dan segar. Pendek kata pepaya calina, rasanya lebih manis jika dibandingkan dengan pepaya lain.   Pepaya calina adalah komoditas yang sangat cocok unutk memaksimalkan tanah marginal yang tidak produktif menjadi tanah produktif yang menguntungkan secara ekonomi. Pepaya Calina ini sangat diminati konsumen, hasil produktivitasnya sangat tinggi dan harga lumayan tinggi, sangat cocok untuk meningkatkan pendapatan para petani yang tinggal di daerah tandus.
Pepaya Calina atau juga dikenal dengan nama Pepaya IPB-9 mulai berbunga pada usia tanam 4 bulan dan akan terus berbuah sepanjang tahun. Pada lahan satu hektar bisa ditanam pepaya calina dengan jarak tanam 2.50 m x 2.50 m sehingga jumlah tanaman akan sebanyak 1521 pohon/hektar.
Buah pepaya Calina
Buahnya Pepaya Calina ini tidak terlalu besar, Berat buahnya antara 0,8 sampai 2 kilogram per buahnya, kulit tebal dan agak lonjong. Buah matang cenderung berwarna kuning dengan rasa yang manis, tekstur yang kenyal dan daging yang tebal.

Cara Budidaya Pepaya Calina/IPB-9
Jenis pepaya Calina termasuk pepaya dengan usia yang lebih pendek dibanding jenis lainnya. Meski demikian, pepaya ini sanggup hidup hingga 4 tahun dengan kemampuan produksi buah yang baik jika dirawat dengan baik. Pepaya California tumbuh optimal di area yang subur dengan tanah yang sedikit berpasir. Ia sanggup hidup di permukaan tanah dengan ketinggian 700 meter di atas permukaan laut. Pepaya baiknya ditanam di lahan yang terbuka dan dilengkapi dengan sistem pengairan yang baik. Kelembaban tanah sebaiknya 6 sampai 7 pH dan suhu antara 25 sampai 30 derajat celcius. Curah hujan sebaiknya antara 1000 sampai 2000 mm per tahunnya.

Bibit
Dalam sistem budidaya pepaya California, sama seperti jenis pepaya lainnya, biasanya diperbanyak dengan cara generatif yakni dengan menggunakan bijinya. Sebaiknya soal bibit ini diusahakan sendiri dengan mengambil biji buah yang sengaja dibiarkan masak di atas pohon. Jika dianggap repot, biji atau benih pepaya California juga banyak dijual di toko pertanian. Setelah mendapatkan benih, terlebih dahulu harus disemaikan dengan cara direndam. Jangan pilih bibit yang mengambang sebab tak layak tanam. Bibit yang tenggelam kemudian diperam di dalam kertas Koran yang dibuat lembab kemudian simpan di tempat yang teduh hingga tumbuh tunas. Jika sudah terlihat tunasnya, pindahkan ke polybag untuk proses penyemaian.
Budidaya Pepaya California

Persiapan Lahan Tanam
Setelah bibit tersedia, sebelum ditanam, tanah harus dipersiapkan terlebih dahulu. Persiapannya cukup sederhana. Lakukan pembersihan lahan terutama dari rumput dan gulma. Kemudian buatlah lubang tana dengan jarak dan ukuran 60 x 60 x 50 cm. Adapun soal jarak masing-masing lubang disesuaikan dengan jarak tanam pepaya. Untuk jenis California, jarak tanamnya adalah 2,5 m x 2,5 m bisa juga 2,5 x 2,75 m. Lubang tanam yang telah disiapkan dibiarkan kosong minimal selama 15 hari sebelum kemudian ditutup dengan tanah yang telah dicampur dengan pupuk kandang atau kompos.

Proses Penanaman
Dalam budidaya pepaya California, proses tanam dilakukan dengan hati-hati yakni memindahkan bibit yang telah disemaikan dari polybag menuju lubang tanam yang telah dipersiapkan. Bibit yang telah disemai selama 1, 5 bulan adalah bibit yang telah siap tanam. Sebaiknya, 1 hari sebelum penanaman, lahan diairi terlebih dahulu. Proses tanam harus dilakukan pada saat sore hari. Lakukan perlahan sebab tanah pada polybag tidak boleh hancur jika tidak, bibit akan layu dan mati.

Proses Pemeliharaan
Proses penyulaman harus dilakukan sesegera mungkin apabila ada bibit yang mati karena penyakit tau hama. Atau apabila bibit yang menyimpang. Jadi, Anda harus mempunyai stok 25% bibit sulam dari jumlah total bibit yang ditanam. Proses pemeliharaan selanjutnya adalah pengairan. Pepaya menyukai air tetapi tidak tahan jika air menggenang sebab batangnya cepat busuk. Jadi sistem pengairannya harus tepat. Buat saluran drainase yang tidak membuat air mengepung pohon pisang. Misalnya dibuatkan parit di sekitar lubang tanam.

Proses pemeliharaan selanjutnya adalah pemupukan. Untuk hasil produksi yang optimal dan unggul, tentu pupuk diperlukan. Sebaiknya gunakan pupuk organik agar buah pepaya jauh lebih sehat untuk dikonsumsi. Pemupukan dimulai saat lubang tanam dipersiapkan dengan hitungan 40 kg pupuk organik per lubang tanam. Selanjutnya pemupukan dilakukan pada:

Pemupukan setelah seminggu ditanam. Gunakan jenis pupuk NPK dengan hitungan 200 gram pupuk per pohonnya.
Saat tanaman memasuki usia 3 bulan, berikan pupuk NPK sebanyak 300 gram per pohonnya.
Memasuki usia 6 bulan, gunakan pupuk NPK sebanyak 500 gram per pohon dan ditambah dengan pupuk kandang sebanyak kurang lebih 40 kilogram per pohonnya.
Memasuki usia 9 bulan, berikan lagi pupuk NPK sebanyak 500 gram per pohonnya.
Di usia 12 bulan berikan pupuk NPK sebanyak 500 gram per pohonnya dan tambahkan 40 kilogram pupuk kandang.
Setelah pohon berbuah, berikan pupuk KCI agar daya tahannya lebih kuat dan buahnya lebih manis.


Hama Juga Penyakit
Ada beberapa jenis hama yang biasa menyerang tanaman pepaya California. Antara lain hama kutu putih. Jenis hama yang satu ini bisa dikendalikan dengan menyemprotkan Regent, Bestox, Pestisida Akothion secara bergantian. Hama selanjutnya adalah Aphid dan juga tungu. Hama jenis ini menyerang dengan menghisap semua cairan yang ada pada daun muda pohon pepaya California. Pengendaliannya dengan disemprot pestisida curacron, mesurol dan akarisida.
Sementara itu, beberapa jenis penyakit yang ditakuti dalam budidaya pepaya California adalah Phytphora parasitica, P. Palmivora, juga Collectricum dan Pythium. Penyakit ini menyerang umumnya pada musim penghujan. Bagian yang diserang adalah daun, akar, batang bahkan buah. Pengendaliannya bisa dilakukan dengan cara penyemprotan seperti pada hama. Yang digunakan adalah larutan fungisida yang dicampur bersama air sebanyak 1 liter. Lakukan hingga sembuh.

Panen
Dalam budidaya pepaya California, pemanenan dilakukan saat pohon berusia 8 sampai 9 bulan. Buah dipanen saat telah terlihat tanda matang yakni ada semburat berwarna kuning di bagian buah pepaya utamanya di ujung buah. Panen sebaiknya dilakukan dengan memotong bagian tangkai. Gunakan gunting pangkas dan bisa juga dengan pisau yang tajam. Panen dilakukan dengan periode wakti 10 hari sekali. Setelah buah pepaya dipanen, sebaiknya diletakkan di tempat yang terlindungi dari sinar matahari langusng dan diberi alas misalnya plastik. 

Selasa, 30 April 2013

TEKNIK BERTANAM JABON PENGHASIL LOG KAYU dan PENGHIJAUAN

Semakin berkurangnya pasokan kayu dari hutan alam membuat semakin menipisnya suplai kayu sementara populasi dan pembangunan terus saja meningkat.   Hal ini membuat program kehutanan rakyat semakin menguntungkan untuk dikembangkan. Salah satu penghasil kayu yang bagus adalah Pohon Jabon. Kayu jabon merupakan jenis kayu yang bagus untuk memenuhi kebutuhan kayu di Indonesia. Selain karena pertumbuhanya yang sangat cepat, kayu jabon memiliki batang yang lurus dan kayunya tidak berserat. Jenis kayu seperti ini sangat diminati oleh kalangan perindustrian kayu di Indonesia. Jabon merupakan senis tumbuhan yang cukup kebal terhadap hama dan penyakit, sehingga tidak begitu memerlukan perawatan yang istimewa.  Saat ini sudah banyak sekali kebun Jabon yang diusahakan oleh masyarakat kita.
Jabon yang sering ditanam masyarakat sendiri ada dua jenis yaitu Jabon Putih yang nama ilmiahnya adalah Anthocephalus cadamba dan Jabon Merah yang nama ilmiahnya Anthocephalus machropyllus, keduanya dari keluarga Rubiaceae, yang sebenarnya termasuk tanaman asli Indonesia juga. 

Cara Tanam :
1. Penyiapan Lahan
Dalam proses penyiapan ini ada dua hal penting yang harus dilakukan. Pertama, pembersihan lahan dari unsur pengganggu. Seperti semak belukar, alang-alang dan berbagai tanaman yang sudah mati. Proses pembersihan bisa dilakukan dengan cara manual atau menggunakan zat kimia seperti Sodium Chlorate (5-10 g / m2).
Kedua, pengolahan tanah. Dalam hal ini, tanah perlu dikelola agar mampu memberikan kesuburan bagi tanaman yang akan hidup di tanah tersebut. Pengelolaan ini meliputi proses pemupukan, baik pupuk organik (pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan, dan manusia) maupun anorganik (pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk dengan meramu bahan-bahan kimia anorganik berkadar hara tinggi). untuk pupuk organis bisa menggunakan pupuk kandang, sementara pupuk anorganik yang biasanya dipakai adalah NPK, TSP, KCL dan SP36.
2. Penentuan Jarak Tanam
Jarak tanam memiliki peran penting dalam menentukan kualitas tanam. Karena jarak tanam ini akan mempengaruhi sebuah tanaman dalam proses memperoleh sinar matahari. Untuk budidaya Jabon, jarak tanam ideal adalah 3×4 meter dengan pola tanam monokultur. Hal ini diperlukan, mengingat ketika Jabon sudah mulai meninggi, maka masing-masing cabang akan tumbuh dan bersinggungan.
Perkebunan pada umumnya menggunakan jarak tanam yang direkomendasikan yaitu 4 x 5 m. jarak tersebut dapat memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan diameter batangnya, sebab radius lingkaran bayangan kebawah batang atas pohon adalah wilayah penyerapan unsur-unsur hara ditanah oleh akar pohon, jadi jarak 4 x 5 m adalah yang paling baik bagi pertumbuhan pohon jabon tetapi bisa juga menggunakan jarak 4 x 4 m tergantung kondisi lahan, jabon dapat hidup pada tanah Alluvial lembab (Pinggir sungai), Tanah liat, tanah lempung, podsolik coklat, tanah daerah yang ada pasang surut, iklim basah dan tropis.
Bila terlalu rapat, akan berdampak menghalangi sinar matahari yang bisa ditangkap oleh batang Jabon. Selain itu, dibagian akar akan terjadi perebutan zat makanan oleh setiap tanaman. Sehingga tanaman Jabon tidak akan bisa tumbuh secara sempurna dan pertumbuhannya hanya cenderung kurus tinggi saja.
Proses pembuatan lubang ini sebaiknya dilakukan seminggu sebelum bibit ditanam. Hal ini dilakukan guna menciptakan pemupukan awal bagi lubang tempat bibit Jabon akan ditanam.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan selama proses penanaman ini, di antaranya adalah :
  • Gali kembali tanah yang sudah diisi pupuk sebelumnya.
  • Siapkan bibit Jabon dengan cara melepasnya dari kantung atau polybag. Pada proses ini harus dilakukan secara hati-hati guna menghindari rusaknya akar.
  • Masukan bibit ke dalam lubang denga hati-hati dan tegak lurus.
  • Timbun sekeliling bibit dengan tanah bekas galian.
3. Perawatan
Semprot pestisida secara aktif per 1 atau 2 minggu sekali selama 3-4 bulan tergantung keadaan gangguan, agar daun tidak dimakan ulat. Setelah daun cukup banyak fungisida sudah tidak perlu disemprotkan lagi, sebab daun tidak akan habis dimakan ulat karena daun sudah banyak.
4. Pemupukan
Untuk pertumbuhan, pemupukan dapat dilakukan minimal cukup sampai usia 3 tahun karena usia 3 tahun ke atas sumber makanan dan unsur hara dari serasah sudah terdekomposisi secara alami selama 1-3 tahun. Periode pemupukan 1-2 kali/setahun, tetapi jika ada kemampuan lebih baik pemupukan sampai batas usia mendekati masa panen.
  • Awal tanam – 1 Tahun : NPK 1 sendok makan (tabur jangan kena/menumpuk pada batang pangkal).
  • 1 tahun – 2 tahun : Kompos /Bokhasi /Pupuk Kandang 5 kilo + NPK 2,5 Ons.
  • 2 tahun – 3 tahun : Kompos /Bokhasi /Pupuk Kandang 10 kilo + NPK 7,5 Ons.
Dapat juga hanya dengan kompos :
  • 1 tahun – 2 tahun : Kompos /Bokhasi /Pupuk Kandang 20 kilo.
  • 2 tahun -3 tahun : Kompos /Bokhasi /Pupuk Kandang 20 kilo.
Kompos sangat penting perananny, Kompos /Bokhasi /Pupuk Kandang berperan sebagai absorbent yang dapat menyimpan mineral dan unsur hara dan memperlancar pertukaran kation di dalam tanah. Tanpa Kompos /Bokhasi /Pupuk Kandang tanah semakin lama semakin jenuh. Jika tanah jenuh tidak dapat lagi mengikat mineral sehingga pupuk yang diberikan tidak dapat mengurai ke dalam tanah dan akan menguap atau tercuci. Kompos memperbaharui kondisi tanah dan menjadikan tanah disekitar pangkal pohon/akar menjadi lembab dan subur.

TEKNIK BUDIDAYA PALA SECARA INTENSIF

pala
Salah satu rempah-rempah yang cukup terkenal adalah Buah Pala.  Tanaman Pala ini termasuk tanaman asli dari Indonesia.  Meski tanaman ini asli Indonesia namun belum tentu anda pernah melihatnya.  Salah satu oleh-oleh yang cukup terkenal adalah manisan pala yang rasanya semriwing itu. Nama ilmiah dari pala adalah Myristica Fragan  dan tanaman ini berasal dari Banda dan Maluku. Tanaman pala menyebar ke Sulawesi, Jawa.  Kisah persebaran buah pala juga terkait dengan perjalanan Marcopollo ke Tiongkok yang melewati pulau Jawa pada tahun 1271 sampai 1295 pembudidayaan tanaman pala terus meluas sampai Sumatera dan daerah lain.
Jenis pala yang banyak diusahakan masyarakat kita adalah Myristica fragrans, sebab jenis pala ini mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi daripada jenis lainnya.
Tanaman Pala banyak biasa dipelihara sebagai tanaman pengisi kebun campuran dan belum banyak dipelihara secara intensif.
Tanaman pala memerlukan iklim tropis yang panas dengan curah hujan yang tinggi tanpa adanya periode(masa) kering yang nyata. Di daerah yang tropis seperti Indonesia, tanaman pala dapat beradaptasi luas terhadap lingkungan tumbuh. Misalnya, di Pulau Banda tanaman pala tumbuh pada ketinggian 500 m dari permukaan laut(dpl). Namun, tanaman pala di daerah yang ketinggian tempatnya di atas 700 m dpl., dinilai tidak produktif.

Secara umum tanaman pala tumbuh dan berproduksi dengan baik pada daerah dataran rendah sampai ketinggian 700 m dpl., dengan suhu udara optimum berkisar antara 20°C-30°C, kelembapan antara 50%-80%, curah hujan antara 2.000 mm-3.500 mm/tahun, dan tempatnya terbuka (mendapat cukup sinar matahari). Jumlah curah hujan yang baik bagi pertumbuhan dan produksi tanaman pala belum diketahui dengan pasti, tetapi dari pengalaman menunjukkan bahwa curah hujan 2.175 mm-3.550 mm/tahun merupakan curah hujan yang baik bagi pertumbuhan tanaman pala. Makin tinggi curah hujan makin tinggi pula produksi yang dihasilkan

Kondisi  Tanah

Pada prinsipnya tanaman pala dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah. Namun, untuk memperoleh pertumbuhan dan produksi yang optimum, tanaman pala menghendaki tanah yang ringan(gembur), berstektur pasir sampai lempung, terutama tanah vulkanis atau tanah di sekitar gunung berapi dengan keadaan aerasi dan drainase yang baik, subur, dan mempunyai pH 5,5-7,0. Tanaman pala cocok ditanam pada tanah andosol, latosol, dan alluvial yang kaya bahan organic.

Pada tanah miskin hara, tanaman pala masih dapat tumbuh apabila disertai pemupukan dan perawatan yang baik. Untuk mendukung pertumbuhan tanaman pala dengan baik, perlu dipilih tanah yang terhindar dari erosi, tanah mudah dikerjakan atau tidak terlalu keras, pengaturan tata air, dan udara dalam tanah yang baik, serta unsure hara cukup tersedia.

Tanaman pala peka terhadap genangan air (becek), karena genangan air dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat dan mudah terserang penyakit busuk akar. Oleh karena itu, tanaman pala akan cocok diusahakan pada areal yang tofografinya tidak datar (bergelombang) dan drainasenya baik.

Tanaman pala yang sudah berumur 4-5 tahun memerlukan sinar matahari yang banyak untuk dapat berproduksi. Penjarangan pohon pelindung harus diperhatikan untuk mencegah tanaman pala tumbuh tidak normal(memanjang ke atas), dan untuk mencegah persaingan dalam pengambilan unsure hara antara pala dengan pohon pelindung.

Teknik Budi Daya Tanaman Pala

Kegiatan pokok dalam tehnik budidaya tanaman pala meliputi aktivitas-aktivitas sebagai berikut.

1.    Penyiapan Lahan

Pekerjaan penyiapan lahan untuk menanam tanaman pala sebaiknya dilakukan pada musim kemarau atau minimal satu bulan sebelum tanam. Tahap-tahap penyiapan lahan meliputi berikut ini.

        Pembukaan Lahan

Pekerjaan membuka lahan diawali dengan pembabatan semak belukar dan penebangan pohon-pohon, kemudian semua pohon-pohon tersebut dikumpulkan di suatu tempat agar mudah di manfaatkan untuk kebutuhan kayu bakar.

        Pengolahan Tanah

Lahan yang sudah bersih dari pepohonan dapat segera dicangkul sedalam 30 cm hingga gembur sambil tanahnya dibalikkan. Pengolahan tanah bertujuan menggemburkan tanah, menyingkirkan akar dan sisa-sisa tanaman, serta menciptakan areal yang aerasi dan drainasenya baik. Pengolahan tanah pada lahan yang miring harus dilakukan menurut arah melintang lereng(contour) agar terbentuk alur yang dapatr menghambat aliran permukaan dan menghindari terjadinya erosi.

Pembuatan Lubang Tanam

Tata cara membuat lubang tanam meliputi langkah-langkah kerja sebagai berikut.

1)    Tetapkan tempat lubang tanam yang pertama sejauh setengah jarak tanam dari pinggir atau batas  kebun, yaitu jarak 4,5 m-5,0 m apabila digunakan jarak tanam 9 m x 9 m atau 10 m x 9 m.

2)    Pasang ajir dari bilah bamboo sebagai ciri tempat lubang tanam dengan jarak antarajir 3 m x 3 m.

3)    Buat lubang berbentuk segi empat ukuran 60 cm x 60 cm atau 1 m x 1 m, tergantung kesuburan tanah.

4)    Galilah tanah dalam lubang tersebut sedalam 30 cm, kemudian tanah galiannya di angkat ke bagian kiri lubang yang terkena sinar matahari pagi.

5)    Perdalam lubang tadi menjadi 60 cm, hingga ukurannya menjadi 60 cm x 60 cm atau 1 m x 1 m x 0,6 m. Tanah galiannya diangkat ke bagian kanan lubang atau tempat yang terkena sinar matahari siang atau sore.

6)    Keringkan lubang tanam minimal 15 hari agar gas-gas beracun dalam tanah menguap.

7)    Masukkan kembali lapisan tanah yang berasal dari dasar lubang ke tempat semula.

8)    Lapisan tanah atas dicampur dengan pupuk kandang sebanyak 20 kg-40 kg, kemudian masukkan ke dalam lubang tanam.

2.    Penyiapan Bibit

Binit tanaman pala yang siap ditanam adalah bibit yang telah berumur lebih  dari satu tahun dan tidak lebih dari dua tahun. Jika umur bibit melebihi dari ketentuan tersebut karena terlalu lama di tempat pembibitan, maka pertumbuhannya akan terhambat dan akarnya berlipat-lipat.

Pedoman mennetukan jumlah bibit per satuan luas lahan digunakan pendekatan rumus sebagai berikut.

Jumlah bibit yang dibutuhkan = Luas lahan(m²) : Jarak tanam x 1 batang bibit
Lahan seluas 1 hektar dengan  jarak tanam 9 m x 9 m dan lahan yang efektif ditanami 90%, dibutuhkan bibit tanaman pala sebanyak kurang lebih 111 batang bibit tanaman pala. Sebulan sebelum tanam sebaiknya bibit diadaptasikan dulu di lokasi dekat kebun.

3.    Penanaman

Waktu tanam yang paling baik adalah pada musim hujan untuk menjamin tersedianya sumber air yang sangat dibutuhkan pada fase awal pertumbuhan bibit tanaman pala. Bibit dipindahkan dari pesemaian dengan system putaran.Bibit putaran dibungkus dengan gedebok pisang atau pembungkus lainnya yang dapat merembeskan air. Namun, bibit dalam polibag dapat langsung ditanam pada lubang tanam yang tewrsedia.

Pengaturan jarak tanam sangat penting karena tanpa mengatur jarak tanam yang tepat, maka tanaman tidak dapat berproduksi secara maksimal. Jarak tanam pada tanah datar adalah 9 m x 10 m, sedangkan pada tanah bergelombang(bukit) 9 m x 9 m.

Tata cara menanam bibit tanaman meliputi langkah-langkah kerja sebagai berikut.

1)    Siapkan alat dan bahan yang terdiri atas bibit tanaman pala dalam polibag, cangkul, gembor (embrat), dan sarana penunjang lainnya.

2)    Galilah tanah seukuran daun cangkul pada lubang tanam yang telah disiapkan jauh sebelumnya.

3)    Siramlah medium tanam pada polibag yang berisi bibit tanaman pala dengan air bersih hingga cukup basah atau lembap.

4)    Keluarkan bibit bersama medium tanamnya dari polibag secara hati-hati agar tidak merusak akar.

5)    Bibit tersebut segera ditanam tepat di tengah-tengah lubang tanam dengan posisi tegak.

6)    Tanah di sekitar pangkal batang bibit tanaman pala dopadatkan pelan-pelan agar akar tanaman langsung kontak dengan air tanah.

7)    Tanah di sekeliling bibit tanaman pala disiram hingga cukup basah atau lembap.

8)    Pasanglah kayu atau bilah bamboo penyangga di sisi kiri dan kanan batang tanaman tersebut.

9)    Seusai menanam dilakukan penyiraman hingga tanah di sekitar pangkal batang dan akar cukup basah

Pemeliharaan Tanaman Pala


Kegiatan pokok pemeliharaan tanaman pala meliputi aktivitas-aktivitas sbagai berikut.

Penyulaman

Pada periode sejak bibit pala ditanam sampai berumur 1 bulan perlu diperhatikan pengamatan tanaman secara teliti Bibit tanaman yang mati atau tumbuhnya abnormal segera disulam atau diganti dengan bibit yang baru.

Cara menyulam adalah mula-mula bibit tanaman yang lama dibongkar, kemudian bibit yang baru dikeluarkan  dari polibag bersama akar dan mediumnya. Bibit tersebut ditanam di tengah-tengah lubang tanam secara tegak  dan tanah di sekitar pangkal batang di padatkan pelan-pelan.Setelah selesai menyulam segera disiram air seperlunya.

Pengairan

Tanaman pala membutuhkan cukup air, karena apabila kekurangan air pada fase vegetative akan menghambat pertumbuhan tunas dan akar. Sedangkan kekurangan air pada fase generative mengakibatkan kerontokan bunga atau buah, sehingga menurunkan produksi dan mutu buah, sehingga menurunkan produksi dan mutu buah.

Persediaan air dan pengairan harus cukup, terutama selama musim kering (kemarau). Sumber air dapat berasal dari sungai, kolam, waduk, serta sumur pantek. Pada tanaman pala yang baru ditanam, pengairan dapat dilakukan 1-2 kali sehari, terutama jika tidak hujan. Pada tanaman pala yang dewasa, pengairan dapat disesuaikan dengan keadaan tanah.

Cara mengairi dapat dilakukan dengan system jaringan pipa PVC atau pipa ledeng yang ditanam dalam tanah dan peralatan pompamuntuk mengatur distribusi air. Pemberian air bisa dikontrol hanya pada saat dibutuhkan dan dalam jumlah tertentu. Pengairan dapat pula dengan system percikan (springkler) atau tetesan yang digerakakkan mesin agar air yang disalurkan dapatmmemancar rata membasahi bidang lahan yang diinginkan.

Penyiangan dan Penggemburan Tanah

Sebulan setelah tanam biasanya lahan kebun tanaman pala ditumbuhi dengan rumput-rumput liar (gulma). Gulma tersebut perlu disiangi karena gulma akan menjadi pesaing bagi tanaman pala dalam hal kebutuhan unsure hara, air, dan sinar matahari, bahkan gulma kadang-kadang menjadi sarang hama atau penyakit. Penyiangan selanjutnya dilakukan secara teratur, yaitu setiap 3 bulan atau pada saat rumput telah tumbuh kembali.

Penyiangan dilakukan dengan membersihkan gulma yang terdapat di bawah tajuk tanaman, sekitar 30 cm-50 cm dari pangkal batang. Sambil menyiangi dilakukan penggemburan tanah secara hati-hati, kemudian tanahnya ditimbunkan dekat pangkal batang atau perakaran yang muncul ke permukaan tanah.

Pohon pelindung

Tanaman muda umumnya tidaktahan terhadap panas matahari. Oleh karena itu untuk menghindari kerusakan tanaman perlu disiapkan pohon pelindung yang cukup. Setelah tanaman berumur 4 tahun, pohon pelindung dapat diperjarang.

Pemupukan

Untuk menjamin tanaman pala tumbuh dengan baik dan terus menerus berproduksi tinggi, pemupukan perlu dilakukan. Pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk organic (pupuk kandang, kompos) dan pupuk buatan (urea,TSP, dan KCL). Pupuk organic sangat baik untuk menjaga keremehan tanah serta kesuburannya. Syarat penting pupuk organic adalah unsure N harus terdapat dalam persenyawaan organic agar mudah diserap tanaman dan pupuk tidak meninggalkan sisa asam organic di dalam tanah.

Pupuk anorganik yang paling dibutuhkan adalah Nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K), serta unsure-unsur hara makro atau mikro seperti Zn, Cu, Mn, dan lain-lain.

Dosis pupuk yang diberikan terdiri atas 1 kg Urea + 1,1 kg TSP + 1,2 kg KCL per pohon. Pupuk diberikan 2 kali dalam setahun, yaitu pada awal musim hujan dan pada akhir musim hujan dengan menyesuaikan kandungan unsure dari pupuk yang digunakan. Pupuk kandang dapat diberikan asal telah masak sehingga kontaminasi antara tanaman dengan zat yang berbahaya dapat dihindari.

Sumberr pupuk organic dan kandungan mineralnya setiap jenis pupuk tersebut.Sebelum dipupuk, sekeliling tanaman dibersihkan dahulu kemudian dibuat parit melingkari tanaman selebar kanopi sedalam 2-10 cm. pupuk ditaburkan di dalamnya dan kemudian ditutup kembali.

Pananaman Tanaman Sela

Pada fase vegetative, yaitu sejak bibit pala ditanam sampai tanaman mulai belajar berbuah, maka di antara tanaman-tanaman pala tersebut masih longgar. Lahan tersebut di olah dengan baik dan dibuat bedengan-bedengan untuk ditanami tanaman sela, misalnya menanam kacang-kacangan atau sayuran.

Setelah tanaman pala mulai belajar berbuah, tanamana sela dapat diganti dengan tanaman penutup tanah atau rumput. Penutup tanah berguna untuk menjaga kelembapan tanah, memperbaiki struktur tanah, menekan pertumbuhan gulma, dan mencegah erosi lahan di sekitar tanaman.


Hama dan Penyakit

Hama uatama yang sering menyerang tanaman pala di antaranya adalah sebagai berikut.

1.    Penggerek Batang (Batocera spp.)

Serangan hama penggerek batang menimbulkan gejala terdapat gerekan pada batang dengan diameter ½-2 cm, dan dalam lubang gerekan tadi terdapat serbuk kayu. Akibat serangan hama ini dalam waktu yang lama dapat mematikan tanaman.

Pengendalian hama penggerek batang dapat dilakukan dengan cara menutup lubang gerekan dengan kayu, menginjeksi racun sehingga sistemik ke dalam batang, membuat lekukan pada lubang gerekan dan membunuh hamanya.

2.    Rayap

Serangan rayap banyak dijumpai pada kebun-kebun yang kurang bersih dari semak dan tunggul-tunggul pohon. Rayap biasanya menyerang bagian bawah tanaman, dimulai dari akar dan pangkal batang hingga bagian dalam batang, sehingga seluruh bagian batang terserang.

Tanda khusus serangan rayap adalah terjadinya bercak hitam pada permukaan batang. Apabila bercah hitam dikupas, maka kelihatan sarang serta saluran yang dibuat oleh rayap di dalamnya. Akhirnya batang tanaman yang terserang berat akan mati.

Pengendalian rayap dapat dilakukan dengan cara menyemprot larutan insektisida dua kali dalam setahun. Penyemprotan ditujukan pada tanah dan sekitar batang untuk mencegah naiknya rayap ke bagian batang sebelah atas.

3.    Kumbang (areoceum foriculatus)

Hama Ini menyerang biji pala yang telah jatuh. Imago menggerek biji, kemudian meletakkan telur di dalamnya. Dalam biji tersebut, telur akan berkembang menjadi lundi yang dapat menggerek biji pala secara keseluruhan.

Pengendalian hama kumbang dapat dilakukan dengan cara memetik buah pala yang terserang, kemudian buah atau biji pala tersebut segera dikeringkan.

Penyakit Pada Tanaman Pala

Penyakit utama yang sering merugikan tanaman pala diantaranya adalah sebagai berikut.

1.    Busuk Buah Kering

Penyebab penyakit busuk buah kering adalah cendawan (jamur) Siigmina myristicae (Stein) Mand. Sum Et Rifai. Gejala serangan yang dapat diamati secara visual adalah pada buah yang terinfeksi mula-mula terdapat bercak-bercak kecil bulat bergaris tengah kurang lebih 0,3 cm, berwarna cokelat atau mengendap (cekung).

Bercak tersebut akan terus meluas mencapai kurang lebih 2,5 cm. Pada permukaan bercak, jamur akan membentuk massa berwarna hitam kehijauan. Akhirnya bercak akan mongering dan menjadi keras, sehingga buah pecah dan gugur.

Pengendalian penyakit busuk buah kering dapat dilakukan dengan cara mengurangi kelembapan dengan mengadakan pembabatam gulma dan sanitasi kebun, membakar sisa-sisa tanaman yang sakit, dan penyemprotan fungisida Dithame M-45 konsentrasi 0,2%.

2.    Busuk Buah Basah

Penyebab penyakit busuk buah basah adalahcendawan (jamur) Colletotrichum gloeosporioides Penz. Gejala serangan yang dapat diamati adalah paha pangkal buah yang terinfeksi terdapat bercak-bercak berwarna cokelat. Perkembangan bercak cepat sekali, sehingga dalam beberapa hari garis tengahnya mencapai 2,5 cm . Bagian dalam daging buah menjadi rusak, lunak, dan berair kebasah –basahan. Buah yang sakit menjadi mudah gugur dan berwarna cokelat seperti habis direbus.

Pengendalian penyakit busuk buah basah dapat di lakukan dengan cara menjaga kebersihan (sanitasi) kebun, memangkas buah yang terserang berat, dan menyemprot tanaman dengan fungisida selama musim hujan antara lain dengan Dithane M-45 konsentrasi 0,2%.

3.    Busuk Buah dan Gugur Daun

Penyebab penyakit busuk buah dan gugur daun adalah cendawan (jamur) phythopthora palmivora (Butl) Butl. Gejala serangan penyakit ini adalah terdapat bercak-bercak kecil berwarna kehitaman pada buah yang masih muda. Bercak tersebut terus meluas, sehingga akhirnya buah menjadi pecah, dan fuli berwarna putih tampak dari luar, hingga akhirnya buah busuk.

Serangan pada buah pala yang masak menyebabkan kulit buah bebercak-bercak berwarna kuning sampai cokelat tua kehitaman. Daun dan pangkal daun yang terinfeksi menjadi berwarna cokelat tua kehitaman, daun rontok, dan akhirnya pohon menjadi gundul.

Pengendalian penyakit busuk buah dan gugur daun dapat dilakukan dengan cara mengatur jarak tanam yang lebar (jarang), pemangkasan bagian tanaman yang sakit, dan sanitsi kebun.

4.    Terbelah putih

Penyebab penyakit terbelah putih adalah cendawan (jamur) Coreneum sp. Gejala serangannya adalah terdapat bercak-bercak kecil berwarna ungu kecokelatan pada bagian luar daging buah yang berumur antara 5-8 bulan. Beecak tersebut bertambah besar dan berubah menjadi hitam. Daging buah yang terinfeksi menjadi hitam. Daging buah yang terinfeksi menjadi terbelah dan kemudian buah akan jatuh sebelum tua.

Pengendalian penyakit terbelah putih dapat dilakukan dengan cara membuat saluran pembuangan air (drainase) yang baik, pengasapan belerang di bawah pohon dengan dosis 100 gram belerang/pohon, membuang buah-buah yang terserang, dan penyemprotan fungisida.

5.    Pecah Buah Mentah

Penyakit pecah buah mentah disebut penyakit fisiologis yang disebabkan oleh beberapa factor, di antaranya umur pohon telah tua, penyerbukan dan pembuahan yang menyimpang, sifst-sifat keturunan, jarak tanam rapat, dan kondisi kebun tidak terpelihara. Serangan penyakit fisiologis biasanya terjadi pada buah yang berumur 4-6 bulan. Gejala serangan yang dapat diamati adalah buah pecah, sehingga biji dan fuli yang masih berwarna putih kemerahan sampai merah muda terlihat dari luar. Pengendalian penyakit fisiologis dapat dilakukan dengan cara memelihara tanaman secara intensif, terutama pemupukan dan sanitasi kebun.

6.    Penyakit Lain

Penyakit lain yang sering ditemukan adalah kanker batang dan rumah laba-laba. Penyakit kanker batang  menyerang batang, cabang,dan ranting, sehingga membengkak. Sedangkan penyakit rumah laba-laba menyerang cabang, ranting, dan daun, yang menimbulkan gejala daun mongering, kemudian diikuti oleh ranting serta cabang.

Pengendalian kedua jenis penyakit ini dapat dilakukan dengan cara membersihkan kebun dari semak belukar, memangkas bagian yang terserang dan kemudian membakarnya.

Senin, 29 April 2013

CARA BUDIDAYA LADA / MERICA

budidaya lada - merica
Siapa yang tidak kenal komoditas Lada atau juga dikenal dengan merica.  Gara-gara rempah inilah mencul kolonialisme di penjuru dunia.  Lada /merica (Piper nigrum L.) adalah rempah-rempah berwujud biji-bijian. Lada sangat penting dalam komponen masakan dunia terutama di barat (western) dan dikenal luas sebagai komoditi perdagangan penting.  
Provinsi Lampung adalah salah satu negara penghasil lada terbesar di Indonesia.  Indonesia mempunyai peranan penting dalam perdagangan lada di dunia. Indonesia terkenal dengan pasokan lada putih “Muntok White Pepper” dan lada hitam ”Lampung Black Pepper”. 
Manfaat paling utama lada yang utama adalah sebagai bumbu masak yang bisa membuat rasa masakan menjadi sedap, beraroma merangsang, dan menghangatkan badan. Karenanya di Indonesia lada digunakan bumbu khusus masakan-masakan peningkat gairah. Sementara itu di India yang masyarakatnya dikenal sangat menyukai masakan berbumbu lada, sehingga hampir sebagian besar produksi lada mereka untuk konsumsi dalam negeri. Selain untuk bumbu masak, lada bersama beberapa rempah lain dan umbi-umbian juga digunakan sebagai bahan ramuan jamu tradisional.
Lada terutama lada hitam, sering pula disuling untuk diambil minyaknya. Minyak lada dengan aroma wangi yang khas ini dipergunakan untuk bahan campuran minyak wangi.

SYARAT PERTUMBUHAN
Iklim
- Curah hujan 2.000-3.000 mm/th
- Cukup sinar matahari (10 jam sehari)
- Suhu udara 20°C-34°C
- Kelembaban udara 50-100%
- Terlindung dari tiupan angin yang terlalu kencang

Media Tanam
- Subur dan kaya bahan organik
- Tidak tergenang atau terlalu kering
- pH tanah 5,5-7,0
- Warna tanah merah sampai merah kuning seperti Podsolik, Lateritic, Latosol dan Utisol
- Kandungan humus tanah sedalam 1-2,5 m
- Kelerengan/kemiringan lahan maksimal ± 300
- Ketinggian tempat 300-1.100 mdpl

CARA BUDIDAYA LADA ATAU MERICA
Pembibitan
- Terjamin kemurnian jenis bibitnya
- Berasal dari pohon induk yang sehat
- Bebas dari hama dan penyakit
- Berasal dari kebun induk produksi yang sudah berumur 10 bulan-3 tahun (Kebutuhan bibit ± 2.000 bibit tanaman perhektar)

Pengolahan Media Tanam
a. Cangkul 1, pembalikan tanah sedalam 20-30 cm
b. Taburkan kapur pertanian dan diamkan 3-4 minggu
Dosis kapur pertanian :
  • Pasir dan Lempung berpasir: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 0,9 ton/ha
  • Lempung: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 1,7 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 0,9 ton/ha
  • Lempung Berdebu: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 2,6 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 3,2 ton/ha
  • Lempung Liat: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 3,4 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 4,2 ton/ha
c. Cangkul 2, haluskan dan ratakan tanah

Teknik Penanaman
  • Sistem penanaman adalah monokultur (jarak tanam 2m x 2m), tetapi juga bisa ditanam dengan tanaman lain (tumpang sari)
  • Lubang tanam dibuat limas ukuran atas 40 cm x 35 cm, bawah 40 cm x 15 cm dan kedalaman 50 cm
  • Biarkan lubang tanam 10-15 hari barulah bibit ditanam
  • Waktu penanaman sebaiknya musim penghujan atau peralihan dari musim kemarau kemusim hujan, pukul 6.30 pagi atau 16.30-18.00 sore
  • Cara penanaman : menghadapkan bagian yang ditumbuhi akar lekat kebawah, sedangkan bagian belakang (yang tidak ditumbuhi akar lekat) menghadap keatas
  • Taburkan pupuk kandang 0,75-100 gram/tanaman
  • Tutup lubang tanam dengan tanah galian bagian atas
Pemeliharaan Tanaman
Pengikatan Sulur Panjat
Panjatkan pada tiang panjat menggunakan tali. Ikatkan dengan dipilin dan dilipat hingga mudah lepas bila sulur tumbuh besar dan akar lekatnya sudah melekat pada tiang panjat.

Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan setiap 2-3 bulan sekali. Pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan.

Perempalan
Perempalan atau pemangkasan dilakukan pada:
Batang, dahan, ranting yang tidak produktif, atau terserang hama dan penyakit.
Pucuk/batang, karena tidak memiliki dahan yang produktif
Batang yang sudah tua agar meremajakan tanaman menjadi muda kembali.

Pemupukan Susulan
Lakukan pemupukan sesua dengan aturan pupuk yang akan digunakan, biasakan dengan menggunakan pupuk organik

Pengairan dan Penyiraman
Pada musim kemarau penyiraman sehari sekali di sore hari. Pada musim hujan tidak boleh tergenang.

Pemberian Mulsa
Usia 3-5 bulan, beri mulsa alami berupa dedaunan tanaman tahunan ataupun alang-alang.

Penggunaan Tajar (Ajir)
Sebaiknya gunakan tajar (Ajir) mati dari bahan kayu. Pangkal tajar (Ajir) diruncingkan, bagian ujung dibuat cabang untuk menempatkan batang lada yang panjangnya telah melebihi tinggi tajar (Ajir). Panjang tajar (Ajir) 2,5-3 m..

Hama dan Penyakit
Hama
a. Hama Penggerek Batang (Laphobaris Piperis)
Ciri: berwarna hitam, ukuran 3-5 mm. Serangga dewasa lebih suka menyerang bunga, pucuk daun dan cabang-cabang muda. Akibat lain bila Nimfanya (serangga muda) berupa ulat akan menggerek batang dan cabang tanaman. Pengendalian: memotong cabang batang atau lakukan penyemprotan dengan bahan organik

b. Hama bunga
Ciri: Serangga dewasa berwarna hitam, sayap seperti jala, terdapat tonjolan pada punggungnya, ukuran panjang tubuh 4,5 mm dan lebar 3 mm. Gejala: serangga dewasa/nimfanya menyerang bunga berakibat bunga rusak dan menimbulkan kegagalan pembuahan, siklus hidupnya sekitar 1 bulan. Pengendalian: pemotongan pada tandan bunga atau lakukan penyemprotan dengan bahan organik

c. Hama buah
Ciri: serangga berwarna hijau kecoklatan, nimfanya tidak bersayap, berwarna bening dan empat kali ganti kulit. Serangga dewasa atau nimfanya menyerang buah sehingga isi buah kosong. Telurnya biasa diletakkan pada permukaan daun atau pada tandan buah, siklus hidupnya sekitar 6 bulan. Pengendalian: musnahkan telur dipermukaan daun, cabang, dan yang ada pada tandan buah atau lakukan penyemprotan dengan bahan organik

Penyakit
a. Penyakit busuk pangkal batang (BPB)
Penyebab: jamur Phytopthora Palmivora Var Piperis. Gejala: awal serangan sulit diketahui. Bagian yang mulai terserang pada pangkal batang memperlihatkan garis-garis coklat kehitaman dibawah kulit batang. Daun berubah warna menjadi layu (berwarna kuning). Pencegahan : penanaman jenis lada tahan penyakit BPB

b. Penyakit kuning
Penyebab: tidak terpenuhinya berbagai persyaratan agronomis serta serangan cacing halus (Nematoda) Radhophalus similis yang mungkin berasosiasi dengan nematoda lain seperti Heterodera SP, M incognita dan Rotylenchus Similis. Gejala: menyerang akar tanaman lada, ditandai menguningnya daun lada, akar rambut mati, membusuk dan berwarna hitam. Cepat lambatnya gejala daun menguning tergantung berat ringannya infeksi dan kesuburan tanaman. Pengendalian: Pemberian pupuk kandang, pengapuran, pemupukan tepat dan seimbang

Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan 

Panen
Ciri dan Umur Panen
Panen pertama umur tiga tahun atau kurang. Ciri-ciri: tangkainya berubah agak kuning dan sudah ada buah yang masak (berwarna kuning atau merah).
Cara Panen
Pemetikan dari buah bagian bawah hingga buah bagian atas, dengan mematahkan persendian tangkai buah yang ada diketiak dahan.
Periode Panen
Periode panen sesuai iklim setempat, jenis lada yang ditanam dan intensitas pemeliharaan

Minggu, 21 April 2013

CARA PERBANYAKAN DAN BUDIDAYA SIRIH MERAH

Sirih Merah banyak dikenal sebagai tanaman obat yang sangat berguna bagi masyarakat.  Untuk budidaya sirih merah perlu memperhatikan cara-cara yang benar sehingga tanaman sirih merah anda akan sehat dan banyak daunnya, karena bagian yang dimanfaatkan adalah daun.
 
CARA PERBANYAKAN SIRIH MERAH
Secara alami, Sirih merah menyukai tempat ternaung.   Seperti di bawah pohon di hutan. Tumbuh subur di tempat yang berhawa sejuk.  Untuk sinar matahari sirih merah  butuh 60 – 75 persen cahaya matahari.   Di tempat teduh, daunnya akan melebar, warna merah yang cantik akan segera terlihat bila daunnya dibalik. Batangnya pun tumbuh gemuk. Bila terkena banyak sinar matahari, batangnya cepat mengering. Sebaliknya bila terlalu banyak kena air akar dan batangnya akan membusuk.
Jika kebanyakan air, tanaman akan mati. Kena panas terus pun akan mati juga. Artinya, jika di pot tidak boleh langsung kena matahari. Sangat baik jika menggunakan paranet sehingga tak langsung kena hujan.  
Budidaya sirih merah bisa lewat pembibitan atau perbanyakan. Bisa melalui stek, dan runduk batang.   Untuk perbanyakan dengan runduk batang, bisa dilakukan bila tanaman sirih merah sudah mulai menjalar atau berkembang pesat.
Musuh utama sirih merah adalah keong, bekicot kecil, dan semut. Kalau daunnya akan dipakai obat, hendaknya jangan menggunakan pestisida untuk menghalau hama.
Bagi Anda yang ingin mencoba menanam sirih merah, cobalah dengan cara stek. Cara ini adalah yang paling mudah bagi pemula. Caranya: 1.Sediakan media tanam stek berupa pasir, tanah dan kompos. Perbandingannya 1:1:
1. Masukkan ke dalam polybag berdiameter 10 cm yang bagian bawahnya sudah dilubangi. 
2.Pilih batang sirih merah yang sudah tua. 
3.Potong batang sirih kira-kira dua ruas. Jangan asal potong. Sebaiknya batang yang diplih sudah memiliki 2 sampai 3 lembar daun. 
4.Rendam potongan batang ini ke dalam air biasa kira-kira 15 menit lalu angkat. 
5.Masukkan setek ke dalam media tanam yang sudah disediakan. 
6.Letakkan setek yang sudah ditanam di tempat teduh. Sinar matahari kira-kira 60 persen saja.
CARA PEMANENAN DAUN SIRIH MERAH
Tanaman siap panen minimal berumur 4 bulan. Saat itu sirih merah terdiri atas 16 sampai 20 daun. Pada saat itu daun sudah relatif lebar, dengan panjang 15 sampai 20 cm. Daun siap petik harus berumur 1 bulan, bersih, dan warna mengkilap. Daun yang dipetik berumur sedang, tidak terlalu tua atau muda, karena kadar zat aktifnya tinggi.
Daun yang subur berukuran 10 cm dan 5 cm. Bila dipegang, daun terasa tebal dan kaku (tidak lemas). “Semakin tua warna daun, semakin tebal. Semakin tebal daun, semakin kaku,” kata Soekardipengelola kebun pembibitan tanaman obat di Bogor. Aroma daun tajam dan rasanya pahit. Dalam sepekan panen sekali, tapi bila tanaman rimbun panen setiap hari juga memungkinkan. Hindari memetik daun yang terkena cipratan tanah, terutama pada waktu musim hujan.
Pemetikan dimulai dari tanaman bagian bawah menuju atas. “Daun dipetik sekitar 60 cm dari permukaan tanah , dengan tujuan meminimalkan bila ada kotoran atau debu yang menempel,” ujar Bambang Sudewo. Bila daun dipetik sekitar 10 cm dari permukaan tanah, kotoran terlalu banyak sehingga kurang layak panen. “Semakin sering daun dipanen, semakin cepat tunas tumbuh,” lanjutnya. Pemetikan sebaiknya pada pagi hingga pukul 11.00. Bila dipetik pada sore hari, menghambat proses pengeringan. Pemetikan dengan pisau tajam dan steril.
PASCA PANEN DAUN SIRIH MERAH

Selesai dipetik, daun disortir dengan standar mutu : daun bersih, segar, tebal, dan mengkilap. Daun kotor, cacat, dan kusam dibuang. Daun direndam dalam air selama 1530 menit untuk membersihkan kotoran dan debu yang menempel. Kemudian dibilas hingga bersih, dan ditiriskan.
Langkah berikutnya daun dirajang dengan alat yang bersih, steril, dan tajam. Lebar irisan sekitar 1 cm, langsung dikeringanginkan di atas tampah beralas kertas selama 1 jam. Rajangan yang telah kering 60% ditutup dengan kain hitam transparan untuk menghindari debu, serangga, atau kemungkinan terbang karena tertiup angin.
Setelah kering, daun dimasukkan ke kantong plastik tebal transparan. Bila perlu berikan silica gel untuk menyerap kadar air. Tutup rapat kantong, beri label, dan tanggal kering. Kemudian simpan di tempat bersih, tidak lembap, dan mudah dijangkau, misalnya stoples kaca. Dengan cara ini kualitas sirih merah tetap terjaga hingga setahun. Ketika hendak mengkonsumsi, ambil rajangan kering sirih merah 34 lembar, dan rebus hingga mendidih. Minumlah setelah rebusan dingin dan melalui penyaringan.