Jumat, 19 Juli 2013

PERBEDAAN DUKU, LANGSAT dan KOKOSAN

Apa sih bedanya duah duku, langsat dan satu lagi kokosan itu? Sebenarnya ketiganya masih dalam jenis pohon yang sama yaitu Lansium domesticum cuma beda varietas saja. Kaya Mangga gitu deh ada mangga madu, mangga arumanis dan mangga lainyya yang satu spesies namun beda varietas. 
Ketiganya punya kulit buah yang berwarna kuning kecoklatan cerah, dan ini sering dipakai untuk menggambarkan warna kulit kuning langsat.
Buah duku dan langsat  mudah dijumpai saat lagi musim biasa dijajakan oleh penjual buah di pinggir jalan.  Harganya yang reltif terjangkau membuat buah ini banyak digemari oleh masyarakat.
Sebetulnya Duku, langsat dan kokosan adalah jenis buah-buahan anggota suku Meliaceae.
Duku, Langsat dan Kokosan ketiga-tiganya sepintas mirip dari tampilan bentuk buahnya dan kebanyakan orang menyebutnya buah Duku, namun sebenarnya Duku berbeda dengan Langsat maupun Kokosan.

Duku biasa ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl., di wilayah dengan curah hujan antara 1.500-2.500 mm per tahun. Tanaman ini dapat tumbuh dan berbuah baik pada berbagai jenis tanah, terutama tipe tanah latosol, podsolik kuning, dan aluvial. Duku menyenangi tanah bertekstur sedang dan berdrainase baik, kaya bahan organik dan sedikit asam, namun dengan ketersediaan air tanah yang cukup. Sementara itu varietas langsat lebih tahan terhadap perubahan musim, dan dapat menenggang musim kemarau asalkan cukup ternaungi dan mendapatkan air. Duku tidak tahan penggenangan.
Duku umumnya berbuah sekali dalam setahun, sehingga dikenal adanya musim buah duku. Musim ini dapat berlainan antar daerah, namun umumnya terjadi di sekitar awal musim hujan.

Habitus Tanaman
Pohon berukuran sedang, dengan tinggi mencapai 30 m dan diameter pohon hingga 75 cm. Batang biasanya beralur-alur dalam tak teratur, dengan banir (akar papan) yang pipih menonjol di atas tanah. Pepagan (kulit kayu) berwarna kelabu berbintik-bintik gelap dan jingga, mengandung getah kental berwarna susu yang lengket (resin).
Daun majemuk menyirip ganjil, gundul atau berbulu halus, dengan 6–9 anak daun yang tersusun berseling, anak daun jorong (eliptis) sampai lonjong, 9-21 cm × 5-10 cm, mengkilap di sisi atas, seperti jangat, dengan pangkal runcing dan ujung meluncip (meruncing) pendek, anak daun bertangkai 5–12 mm.

Bunga terletak dalam tandan yang muncul pada batang atau cabang yang besar, menggantung, sendiri atau dalam berkas 2–5 tandan atau lebih, kerap bercabang pada pangkalnya, 10–30 cm panjangnya, berambut. Bunga-bunga berukuran kecil, duduk atau bertangkai pendek, menyendiri, berkelamin dua. Kelopak berbentuk cawan bercuping-5, berdaging, kuning kehijauan. Mahkota bundar telur, tegak, berdaging, 2-3 mm × 4-5 mm, putih hingga kuning pucat. Benang sari satu berkas, tabungnya mencapai 2 mm, kepala-kepala sari dalam satu lingkaran. Putiknya tebal dan pendek.

Buah buni yang berbentuk jorong, bulat atau bulat memanjang, 2-4(-7) cm × 1,5-5 cm, dengan bulu halus kekuning-kuningan dan daun kelopak yang tidak rontok. Kulit (dinding) buah tipis hingga tebal (kira-kira 6 mm). Berbiji 1–3, pipih, hijau, berasa pahit; biji terbungkus oleh salut biji (arilus) yang putih bening dan tebal, berair, manis hingga masam. Kultivar-kultivar yang unggul memiliki biji yang kecil atau tidak berkembang (rudimenter), namun arilusnya tumbuh baik dan tebal, manis.

Perbanyakan yang dilakukan menggunakan biji mengakibatkan lambannya tanaman dalam menghasilkan buah. Tanaman baru berbunga pada umur 10 sampai 15 tahun. Perkecambahan tumbuhan ini memiliki perilaku poliembrioni (satu biji menghasilkan banyakembrio atau semai): satu embrio hasil pembuahan, dan sisanya embrio apomiktik, Embrio apomiktik berkembang dari jaringan pohon induk sehingga keturunannya memiliki karakter yang serupa dengan induknya.

DUKU Lansium domesticum var. duku
Kelompok yang dikenal sebagai duku (Lansium domesticum var. duku) umumnya memiliki pohon yang bertajuk besar, padat oleh dedaunan yang berwarna hijau cerah, dengan tandan yang relatif pendek dan berisi sedikit buah. Butiran buahnya besar, cenderung bulat, berkulit agak tebal namun cenderung tidak bergetah bila masak, umumnya berbiji kecil dan berdaging tebal, manis atau masam, dan berbau harum.

Ada beberapa varietas duku. Mulai dari duku "palembang" yang berkulit tebal serta berwarna agak "kemerahan" sampai duku condet yang berkulit tipis dan berwarna agak kehijauan. Langsat yang berkulit sangat tipis, berwarna kuning keputih-putihan serta bergetah itu pun merupakan salah satu varietas dari duku. Pertumbuhan pohon duku sangat lamban. Dalam kondisi yang sangat optimal, umur 10 sd. 15 tahun baru akan mulai berbuah. Dalam kondisi yang kurang bergitu menguntungkan, pada umur-umur tersebut, tanaman baru akan mencapai ketinggian antara 3 sd. 5 m. dan belum berbuah.

Para petani Thailand, memiliki resep sederhana untuk memupuk tanaman duku mereka. Kalau diameter batang 30 cm, maka dosis pupuknya 3 kg. NPK 19-19-19. (Nitrogen, Phospat dan Kalium masing-masing 19%). Kalau diameter tanaman 50 cm, maka pupuknya 5 kg NPK 19-19-19. Demikian seterusnya, pada tiap peningkatan diameter batang 10 cm, dosis pupuknya ditambah 1 kg. Atau tiap peningkatan diameter batang 1 cm. dosisnya tambah 0,1 kg.

LANGSAT Lansium domesticum var. domesticum
Buah yang bentuknya kecil-kecil agak lonjong mirip buah kemiri yang rasanya manis sedikit masam ini banyak digemari masyarakat. Buah Langsat banyak dijumpai di Pulau Sulawesi dari Selatan sampai Utara bisa kita jumpai buah langsat di jual di pinggir-pinggir jalan.

Langsep atau Langsat (L. domesticum var. domesticum) kebanyakan memiliki pohon yang lebih kurus, berdaun kurang lebat yang berwarna hijau tua, dengan percabangan tegak. Tandan buahnya panjang, padat berisi 15–25 butir buah yang berbentuk bulat telur dan besar-besar. Buah langsat berkulit tipis dan selalu bergetah (putih) sekalipun telah masak. Daging buahnya banyak berair, rasanya masam manis dan menyegarkan. Tidak seperti duku, langsat bukanlah buah yang bisa bertahan lama setelah dipetik. Dalam tiga hari setelah dipetik, kulit langsat akan menghitam sekalipun itu tidak merusak rasa manisnya. Hanya saja tampilannya menjadi tidak menarik. Mengingat daya tahan buahnya yang tak seperti duku, langsat umumnya dikenal secara lebih terbatas dan lokal. Beberapa kultivar yang populer, di antaranya adalah langsep singosari dari Malang, langsat tanjung dari Kalsel, langsat punggur dari Kalbar, dan sebagainya. Dari Thailand dikenal langsat uttaradit, dan dari Luzon, Filipina, dikenal langsat paete.

KOKOSAN Lansium domesticum var. aquaeum
Kokosan (L. domesticum var. aquaeum) dibedakan oleh daunnya yang berbulu, tandannya yang penuh butir buah yang berjejalan sangat rapat, dan kulit buahnya yang berwarna kuning tua. Butir-butir buahnya umumnya kecil, berkulit tipis dan sedikit bergetah, namun sukar dikupas. Sehingga buah dimakan dengan cara digigit dan disedot cairan dan bijinya (maka disebut kokosan), atau dipijit agar kulitnya pecah dan keluar bijinya (maka dinamai pisitan, pijetan, bijitan).

Bentuk pohonnya hampir sama dengan pohon duku; namun bentuk daunnya lebih lanset, bulu daun lebih lebat dan kasar; malai bunga lebih panjang; buahnya lebih kecil. Kadang daging buahnya berwarna kuning kemerah-merahan dengan biji relatif besar dan berdaging tipis, dan berair. Kokosan umumnya berasa masam sampai masam sekali. Buah Kokosan ini biasanya dijual berikut tangkainya, karena buah yang matang masih kuat menempel di tangkai buah. Kalau makan kokosan hati-hati jangan sampai bijinya tergigit. Biji kokosan rasanya pahit.

Selasa, 16 Juli 2013

TEKNIK BUDIDAYA ASPARAGUS SAYURAN MAHAL NAMUN BIAYA MURAH

Asparagus merupakan salah satu jenis sayuran yang dikonsumsi bagian batang muda atau tunasnya. Asparagus yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat terdiri dari dua jenis, yaitu Asparagus putih dan Asparagus hijau. Asparagus putih dibudidayakan di dataran tinggi dan tidak banyak dijumpai di Indonesia.
Dalam ilmu kesehatan, Asparagus sangat bermanfaat karena kandungan serat Asparagus sangat tinggi, serat dalam asparagus mampu mengikat zat karsinogen penyebab kanker. Serat juga membantu lancarnya proses pencernaan tubuh sehingga Anda terbebas dari gangguan sembelit atau susah buang air besar. Beberapa lembaga ilmiah telah melakukan uji klinis terhadap asparagus. Terbukti sayuran ini mampu meningkatkan kesuburan pria. Kandungan asam amino asparagines merangsang ginjal membuang sisa metabolisme tubuh. Zat aktif lain dipercaya meningkatkan sirkulasi darah adn membantu melepaskan deposit lemak dalam dinding pembuluh darah. Sangat baik dikonsumsi bagi Anda yang berjerawat, penderita eksim, gangguan ginjal dan prostat.

Asparagus merupakan tanaman yang cukup mudah dibudidayakan dan tidak repot. Sekali tanam bisa untuk sepuluh tahun atau lebih dan bisa panen terus tanpa mengganti dengan tanaman baru..

I. Persemaian

Lahan  persemaian dibajak dan dicampur dengan pupuk kandang.
Buat bedengan dengan lebar 120 cm, dengan parit lebar 40 cm dan tinggi 40 cm.
Benih direndam di air kompos (kompos yang dicampur air) selama 4-5 hari sebelum ditanam.
Benih disemai dengan jarak tanam 10 x 15 cm dengan kedalaman 2,5 cm. Setiap lubang diisi satu biji.
Kemudian dilapisi mulsa tipis dari jerami atau sekam untuk menjaga kelembaban.
Jaga kelembaban (jangan kering & jangan becek) sampai tanaman tumbuh.
Kecambah akan muncul setelah 10 – 30 hari.
Bibit siap dipindahkan ke lapangan setelah umur 5-6 bulan.

II. Pemindahan bibit

Persiapan bibit :
Gali bedengan dengan hati-hati untuk mencabut bibit asparagus beserta akar-akarnya.
Pilih bibit yang sehat dan buang yang penampakannya jelek/sakit.
Bibit yg dicabut harus segera ditanam.
Pangkas pucuk tanaman hingga menyisakan tinggi 20cm.
Persiapan lahan :
Lahan dibajak dalam.
Dibuat parit dengan dalam 40 cm lebar 20 cm, jarak antar parit 1,5-1,8 m.
Masukkan pupuk kandang/kompos ke dalam parit sampai setinggi 10 cm.
Penanaman:
Letakkan bibit di parit yang berisi pupuk kandang lalu tutup dengan sedikit tanah (asal tertutup dan bisa berdiri).
Tanam dengan jarak 30 – 45 cm antar tanaman.
Tanam di pagi hari atau sore hari dimana cuaca tidak terik.

III. Perawatan

Lakukan penyiangan dan pembumbunan setiap minggu sedikit demi sedikit hingga lama kelamaan parit terisi penuh. Setelah itu penyiangan bisa lebih jarang.
Pangkas dan musnahkan batang yang terserang hama.
Lakukan pengairan seminggu sekali jika musim kemarau.
Tambahkan pupuk kandang secara rutin terutama setelah satu periode panen.

IV. Panen

Panen dapat dilakukan 4-5 bulan setelah pemindahan tanaman atau 10 bulan setelah semai.
Sebelum panen dilakukan pemangkasan hingga tersisa 2 cabang tiap tanaman.
Setelah pemangkasan akan muncul tunas/rebung yang banyak.
Panen setelah tinggi rebung 25 cm dan sebelum mekar.
Lakukan panen setiap hari sampai rebung yang tumbuh baru diameternya kecil.
Jika rebung yang keluar hanya sebesar pensil, hentikan pemanenan dan biarkan asparagus tumbuh  kembali, lakukan panen lagi setelah beberapa bulan.

Senin, 15 Juli 2013

CARA BUDIDAYA CABAI SETAN Bhut Jolokia

Cabai Setan Bhut Jolokia dan Cabai setan varietas Trinidad Scorpion sangat cocok dibudidayakan di Indonesia karena pada dasarnya cabai adalah tanaman tropis. Sebenarnya cara tanam cabe sama saja dengan budidaya cabe pada umumnya seperti cabe rawit. Hal yang membedakan dalam bertanam varietas cabai setan adalah umur yang lebih lama dan buah cabai yang lebih besar.
Secara umum untuk cabai setan :
- Waktu berkecambah 4 hari sampai 4 minggu
- Panen pertama saat umur 3 sampai 6 bulan

Persiapan
Siapkan media tanam yang berasal dari tanah yang dicampur kompos/pupuk kandang, bisa juga dicampur cocopeat dan atau sekam dan atau sekam bakar. Perbandingannya terserah, yang penting kompos/pupuk kandang merupakan separuh dari komposisi total. Usahakan media tanam steril, cara mensterilkan yaitu dipanaskan sampai suhu minimal 100 derajat Celcius.
Wadah yang digunakan bisa plug tray/seedling tray/tray semai ataupun polybag ataupun pot atau terserah apapun wadahnya. Sebaiknya waktu menyemai tidak menggunakan wadah yang besar agar pengaturan air lebih mudah.
Sebelum disemai, sebaiknya benih cabe direndam semalam dengan air yang dicampur pupuk organik cair agar benih bisa lebih cepat tumbuh.
Penyemaian
Penyemaian dilakukan dengan cara membuat lubang kecil sedalam 1 cm pada media lalu menaruh benih di dalam lubang tersebut lalu menutupnya dengan media tanam. Bisa juga dilakukan dengan cara meletakkan begitu saja di atas media lalu tutup dengan media setinggi setengah cm.
Letakkan persemaian di tempat teduh. Jaga kelembaban media tapi jangan sampai becek. Suhu yang ideal agar tingkat keberhasilan bertunas tinggi adalah 25-30 derajat celcius.
Pindah Tanam
Pindahkan ke tempat yang terang yang mendapat sinar matahari banyak saat sudah muncul empat daun. Pemindahan tersebut bisa juga sekalian memindah ke lapangan (tanpa wadah). Jika dipindah ke lapangan sebaiknya menggunakan jarak tanam 30 x 30 cm atau lebih.
Apabila tidak ingin dipindah ke lapangan, sesuaikan besar wadah dengan besar tanaman, jika wadah memang sudah tidak cukup menampung tanaman tersebut maka harus dipindah ke wadah yang lebih besar.
Perawatan
Yang perlu diperhatikan adalah kecukupan Nutrisi dan kecukupan Air. Tapi jangan sampai becek karena cabe tidak suka becek.

Minggu, 14 Juli 2013

BUDIDAYA KANGKUNG CABUT DI LAHAN TERBATAS

Kangkung merupakan tanaman sayuran yang mudah ditanam sendiri dan tidak banyak perawatan yang bisa anda usahakan sendiri di rumah.  Apalagi anda punya pekarangan di rumah, daripada nganggur bisa dipake untuk berkebun ala kadarnya sekalian untuk mengisi kesibukan dirumah dan kebutuhan sayuran dirumah anda dengan budidaya kangkungf cabut.
Pengolahan Tanah
Untuk persiapan, siapkan cangkul dan bolak-balik tanah memakai cangkul  sedalam 30cm seluas lahan yang anda punya supaya tanah menjadi gembur dan tidak keras.  tanah yang sudah selesai dicangkul diberi pupuk kandang dan kapur pertanian, supaya tanah tidak masam unsur haranya dan membuat tanah menjadi lebih subur .  Setelah itu bikin guludan atau bedengan yang lebarnya kira-kira 1 x 4 m setinggi 40cm .  

Setelah dibuat bedengan tanah dibiarkan selama sehari atau tiga hari, dengan tujuan memberi waktu pada tanah untuk memperbaiki unsur-unsur yang ada didalamnya.   Setelah mulai menanam kangkung cabut dengan jarak tanam kearah memanjang 10cm atau lebih rapat lagi 5cm.  Dan jarak tanam arah melebar 20cm, pada setiap lubang tanam dapat diisi dengan 5 biji kangkung itu sudah cukup rapat apabila biji kangkung itu tumbuh subur .

Pada usia 3 – 5 hari sejak biji kangkung itu ditanam kedalam tanah maka mulailah bermunculan tunas-tunas kecambah kangkung dan dari sini dapat anda hitung untuk waktu panennya kira-kira pohon kangkung itu sudah berumur 35 – 40 hari dan selama itu pula anda harus rajin menyiram kecambah kangkung itu dipagi hari dan sore hari.
Memupuknya anda cukup dengan pupuk cair saja yang dapat dicampur dengan air dan langsung disiramkan ketanah diarea lahan kangkung, pemupukan cukup dilakukan 1-2 kali saja sedangkan hama yang suka mengganggu petani kangkung adalah ulat daun, kepik dan hewan ternak .

Bila kangkung sudah mencapai umur 35-40 hari anda dapat memanennya dengan cara dicabut bersama dengan akar-akarnya, dari hasil panen tersebut terserah anda mau dikonsumsi sendiri atau dijual kepasar atau tetangga anda disekitarnya .

Apabila anda ingin menjualnya kangkung-kangkung itu diikat terlebih dahulu dengan tali plastik atau dengan karet gelang yang banyak dijual ditoko-toko dekat rumah anda .
Dalam satu ikatan yang biasa dijual kepasar-pasar itu berisi sekitar 15-17 batang kangkung, soal harga saya tidak bisa menentukan karena harga pasar sangat fluktuatif, susah untuk diprediksi kalau kita tidak merisetnya sendiri .

Rabu, 10 Juli 2013

Cara Tanam Dan Merawat Jambu Sukun Kristal Agar Selalu Berbuah

Dulu di rumah nenek ada sebuah pohon yang selalu menjadi favorit anak-anak namanya jambu sukun. Jambu sukun ini adalah sejenis jambu biji namun tanpa biji.  Biarpun buah sukun lokal ini agak kecil namun rasanya manis dan daging buah full tidak ada biji membuat jambu sukun ini selalu laris manis dipanjat anak-anak.  Mungkin kini jambu sukun sudah sangat jarang dijumpai, padahal menurut saya termasuk buah yang cukup lezat.  Jambu sukun yang banyak dijumpai dan mudah didapatkan bibitnya adalah jambu sukun bangkok asal thailand  atau jambu sukun kristal asal taiwan.  Jika anda rindu akan rasa buah jambu sukun lokal dulu mungkin bisa terobati dengan menanam sendiri jambu sukun kristal yang lagi heboh ini.


Jambu Sukun Kristal
Jambu Sukun Kristal merupakan  introduksi dari Negeri Taiwan.  Ukuran buah besar dan rasa manisnya s/d 12 briks, jangan heran jika harga buahnya  paling top untuk kelas jambu biji.

Pohon dan daun tanaman ini seperti jambu biji pada umumnya, namun jika buah dibelah. terlihat biji relatif sedikit, sehingga mudah untuk dikonsumsi yaa...mirip jambu sukun lokallah pokoknya.


Cara budidaya Jambu Sukun  Kristal sederhana dan mudah, anda pun bisa menanamnya dalam tambulampot. Dengan Tabulampot ini, pohon jambu Kristal pun bisa mengisi sisa lahan di sekitar rumah anda.

Jambu Sukun Kristal rajin berbuah dan tingkat kerontokan buah tidak banyak.  Berat buah bisa mencapai 500 gr,  bisa lebih dari itu dengan perawatan intensif. 

Jambu Sukun Kristal dapat hidup s/d Ketinggian  1.000 mdpl. Tanah yang cocok untuk pertumbuhannya ialah jenis tanah berpasir, gembur, serta banyak mengandung unsur organik. Meskipun demikian, di tanah yang berat dan liatpun jambu air masih bisa tumbuh baik. Kedalaman air tanah yang baik antara 50-200 cm. Derajat keasaman tanahnya berkisar antara 4-8. Curah hujan optimum tidak kurang dari 2.000 mm per tahun atau sekitar 7-12 bulan basah.


 
Pohon jambu Kristal sendiri cukup produktif. Dalam waktu tujuh bulan setelah bibit ditanam, petani bisa melakukan panen pertama dengan mendapatkan dua kilogram di setiap pohon, dengan berat setiap buah antara 500 gram hingga 900 gram.
Setelah pohon berumur dua tahun, petani bisa menikmati panen antara berkisar 70 kg hingga 80 kg per pohon. Panen bahkan bisa dilakukan seminggu sekali, bila pohon sudah mencapai usia produktif, yakni 15 tahun hingga 32 tahun.
Pohon jambu Kristal sebaiknya ditanam dalam jarak 3x4 m2, untuk memperoleh hasil maksimal. Dengan ukuran ini, dalam satu hektare lahan bisa ditanam hingga 800 pohon.

Pemupukan dan Pemeliharaan Jambu Sukun Kristal

Karena pembungaan terjadi pada pucuk yang baru muncul, pola pembuahannya sesuai dengan pola pertumbuhan serentak daun-daunnya. Pada pemeliharaan secara minimum di daerah-daerah tropik sering terjadi adanya panen raya dan panen tambahan yang jumlahnya sedikit, yang bertalian dengan banyak atau sedikitnya daun yang tumbuh secara serentak. Penatalaksanaan mungkin ditujukan untuk memaksimalkan panen raya dan memapankan daur pembuahan yang kurang dari setahun. Untuk itu pohon dipangkas dan dirompes segera setelah panen untuk merangsang munculnya daun secara serentak yang akan menghasilkan buah untuk musim berikutnya. Mengingat masa dari pembungaan sampai panen adalah 14–20 minggu, yang bergantung kepada kultivarnya maka daur pertumbuhannya 7-9 bulan.

Adapun hama yang perlu diwaspadai pohon jambu Kristal ini adalah lalat buah dan kutu putih. gunakan  insektisida organik untuk menghalau hama tersebut.

Di Thailand, pengairan selama musim kering dan pemangkasan ringan yang berulang ulang dilakukan untuk mernacu keluarnya pucuk pembungaan agar produksi dapat berlangsung sepanjang tahun. Jika panen didaurkan, sebagian besar pupuk diberikan sebagai pupuk dasar pada akhir saat panen, dan jika perlu ditambah dengan pemupukan lewat daun.

Jika pohon dipanen terus menerus, pupuk diberikan dalam beberapa dosis kecil. Tahap pupuk daun minimal adalah kira-kira: 1,65% N, 0,26% P, 1,4% K, 1,25% Ca, dan 0,3% Mg. Pada pohon muda yang subur, cabang-cabang utama dapat dibengkokkan ke arah bawah dan dipangkas untuk merangsang berseminya tunas tunas lateral.

Pada awal musim berbuah berikutnya beberapa cabang yang subur dipotong untuk membiarkan terbentuknya struktur pohon terbuka. Jika pohon berbuah dengan baik, cabang-cabangnya akan cepat menjadi dewasa sehingga cabang-cabang yang menggantung dipangkas agar tinggal ranting-ranting muda.

Buah jambu biji dibungkus setelah dilakukan penjarangan. Perlakuan ini akan mempertinggi kualitas buah dan melindunginya dari serangan lalat buah. Walaupun begitu, karena digunakan kantung plastik yang akan mengembunkan uap air di dalamnya, buah harus dipanen dalam keadaan masih hijau untuk mencegah pembusukan. Bisa  digunakan kantung kertas untuk keperluan tersebut.

Selasa, 09 Juli 2013

CARA BUDIDAYA SINGKONG GAJAH, SINGKONG SUPER BESAR ENAK RASANYA

Singkong alias ketela pohon mungkin sampai saat ini masih identik dengan image kemiskinan. Yaa karena umumnya singkong menjadi tanaman andalan di daerah yang tandus dan kurang air dan menjadi makanan pokok didaerah tandus tadi.   Namun kini singkong telah menjadi tanaman yang cukup menguntungkan dengan adanya pemuliaan tanaman singkong oleh para ahli pertanian di Indonesia.  Kalau jaman dulu kita kenal ketela mukibat yang umbinya lumayan gede, kini telah muncul singkong super yang diberi nama Singkong Gajah. 
Alhamdulillah, seorang peneliti dari Samarinda bernama Prof. Dr Ristono MS, Mantan Dosen Di Universitas Mulawarman, telah berhasil menemukan Varietas Singkong Super tadi. Singkong Temuannya umbinya  berukuran Super Besar Dibanding Singkong Pada Umumnya. Lihat saja sendiri  Umbinya Bisa Mencapai 50 Kg/pohon.   Kalau singkong Biasa berat umbi Maksimal Seberat 3 Kg/pohon, sangat jauh berbeda bukan.  Makanya singkong ini kemudian dikenal dengan nama singkong gajah.
Disamping super besar, Singkong Gajah Juga lebih enak rasanya dan lebih Tahan Terhadap Serangan Hama.   Singkong Gajah rasanya lebih gurih dan tekstur umbi lebih lunak jika dibandingkan dengan singkong biasa.  Cuma kalau mau digoreng utuh kayaknya wajan dirumah anda tidak muat deh...:).
Banyaknya permintaan sigkong baik untuk makanan, makanan ternak serta yang baru-baru ini ada bietanol, berkebun singkong gajah ini layak untuk diusahakan secara profitable.    Apalagi bibit Singkong gajah kini sudah banyak menyebar di Indonesia tidak hanya di kalimantan timur saja.
 Untuk budidaya singkong gajah tidaklah sulit seperti tanam singkong biasa saja. Berikut ini cara budidaya singkong gajah.

A. SYARAT PERTUMBUHAN
1. IKLIM
  • Untuk dapat berproduksi optimal, ubikayu memerlukan curah hujan 150- 200 mmpada umur 1-3 bulan, 250-300 mm pada umur 4-7 bulan, dan 100- 150 mm pada fase menjelang dan saat panen (Wargiono, dkk., 2006).
  • Suhu udara minimal bagi tumbuhnya ketela pohon/singkong sekitar 10 derajat C. Bila suhunya dibawah 10 derajat C menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat, menjadi kerdil karena pertumbuhan bunga yang kurang sempurna.
  • Kelembaban udara optimal untuk tanaman ketela pohon/singkong antara 60 – 65%.
  • Sinar matahari yang dibutuhkan bagi tanaman ketela pohon / singkong sekitar 10 jam / hari terutama untuk kesuburan daun dan perkembangan umbinya.
2. MEDIA TANAM
  • Tanah yang paling sesuai untuk ketela pohon / singkong adalah tanah yang berstruktur remah, gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros serta kaya bahan organik. Tanah dengan struktur remah mempunyai tata udara yang baik, unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah.
  • Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ketela pohon / singkong adalah jenis aluvial latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol dan andosol.
  • Derajat keasaman (pH) tanah yang sesuai untuk budidaya ketela pohon berkisar antara 4,5 – 8,0 dengan pH ideal 5,8. pada umumnya tanah di Indonesia ber pH rendah (asam), yaitu berkisar 4,0- 5,5, sehingga seringkali dikatakan cukup netral bagi suburnya tanaman ketela pohon.
B. PEDOMAN BUDIDAYA
a) BIBIT
  • Gunakan varietas unggul yang mempunyai potensi hasil tinggi, disukaikonsumen, dan sesuai untuk daerah penanaman. Sebaiknya varietas unggul yang dibudidayakan memiliki sifat toleran kekeringan, toleran lahan pH rendah dan/atau tinggi, toleran keracunan Al, dan efektif memanfaatkan hara P yang terikat oleh Al dan Ca.
  • Ketela pohon berasal dari tanaman induk yang cukup tua (10-12 bulan).
  • Ketela pohon harus dengan pertumbuhannya yang normal dan sehat serta seragam
  • Batang telah berkayu dan berdiameter ± 2,5 cm lurus.
  • Belum tumbuh tunas-tunas baru
b) PENGOLAHAN MEDIA TANAM
a. Persiapan, kegiatan yang perlu dilakukan sebelum pengolahan lahan adalah :
  • Pengukuran pH tanah dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus, pH meter dan atau cairan pH tester.
  • Penganalisaan jenis tanah pada contoh atau sempel tanah yang akan ditanami untuk mengetahui ketersediaan unsur hara, kandungan bahan organik.
  • Penetapan jadwal / waktu tanam berkaitan erat dengan saat panen. Hal ini perlu diperhitungkan dengan asumsi waktu tanam bersamaan dengan tanaman lainnya (tumpang sari), sehingga sekaligus dapat memproduksi beberapa variasi tanaman sejenis.
  • Luas areal penanaman disesuaikan dengan modal dan kebutuhan setiap petani ketela pohon. Pengaturan volume produksi penting juga diperhitungkan karena berkaitan erat dengan perkiraan harga saat panen dan pasar.
b. Pembukaan dan Pembersihan Lahan
Pembukaan lahan pada intinya merupakan pembersihan lahan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar tanaman sebelumnya. Tujuan pembersihan lahan untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit yang mungkin ada.
c. Pembentukan Bedengan (Guludan)
Bedengan dibuat pada saat lahan sudah 70% dari tahap penyelesaian. Bedengan atau pelarikan dilakukan untuk memudahkan penanaman, sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Pembentukan bedengan ditujukan untuk memudahkan dalam pemeliharaan tanaman, seperti permbersihan tanaman liar maupun sehatnya pertumbuhan tanaman.
d. Pengapuran (Bila diperlukan)
Untuk menaikan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat asam / tanah gambut, perlu dilakukan pengapuran. Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit/kaptan (CaCO3). Dosis yang biasa digunakan adalah 1 – 2,5 ton / hektar. Pengapuran diberikan pada waktu pembajakan atau pada saat pembentukan bedengan kasar bersamaan dengan pemberian pupuk kandang.
C. TEKNIK PENANAMAN
Penentuan Pola Tanam Pola tanaman harus memperhatikan musim dan curah hujan. Pada lahan tegalan/kering, waktu tanam yang paling baik adalah awal musim hujan atau setelah penanaman padi. Jarak tanam yang digunakan pada pola monokultur adalah 80 x 120 cm.
Cara Penanaman Sebelum bibit ditanam disarankan agar bibit direndam terlebih dahulu dengan pupuk hayati MiG-6 Plus yang telah dicampur dengan air selama 3-4 jam. Setelah itu baru dilakukan penanaman dilahan hal ini sangat bagus untuk pertumbuhan dari bibit.
Cara penanaman dilakukan dengan meruncingkan ujung bawah stek ketela pohon, kemudian tanamkan sedalam 5-10 cm atau kurang lebih sepertiga bagian stek tertimbun tanah. Bila tanahnya keras/berat dan berair/lembab, stek ditanam dangkal saja.
D. PEMELIHARAAN TANAMAN
Penyulaman
Untuk bibit yang mati/abnormal segera dilakukan penyulaman, yakni dengan cara mencabut dan diganti dengan bibit yang baru/cadangan. Bibit atau tanaman muda yang mati harus diganti atau disulam. Penyulaman dilakukan pada pagi hari atau sore hari, saat cuaca tidak terlalu panas. Penyiangan Penyiangan bertujuan untuk membuang semua jenis rumput/tanaman liar./ pengganggu (gulma) yang hidup disekitar tanaman. Dalam satu musim penanaman minimal dilakukan 2 kali penyiangan. Periode kritis atau periode tanaman harus bebas gangguan gulma adalah antara 5-10 minggu setelah tanam. Bila pengendalian gulma tidak dilakukan selama periode kritis tersebut, produktivitas dapat turun sampai 75% dibandingkan kondisi bebas gulma. Pembubunan Cara pembubunan dilakukan dengan menggemburkan tanah disekitar tanaman dan setelah dibuat seperti gundukan. Waktu pembubunan bersamaan dengan waktu penyiangan, hal ini dapat menghemat biaya. Apabila tanah sekitar tanaman ketela pohon terkikis karena hujan atau terkena air siraman sehingga perlu dilakukan pembubunan /ditutup dengan tanah agar akan tidak kelihatan. Perempelan / Pemangkasan Pada tanaman ketela pohon perlu dilakukan pemangkasan/pembuangan tunas karena minimal setiap pohon harus mempunyai cabang 2 atau 3, hal ini agar batang pohon tersebut bisa digunakan sebagai bibit lagi dimusim tanam mendatang. .
E. PEMUPUKAN
Pemupukan Secara Konvensional / Kebiasaan Petani Pemupukan dilakukan dengan system pemupukan berimbang antara N, P, K dengan dosis Urea : 135 kg, TSP/SP36 : 75 kg dan KCL : 135 kg. pupuk tersebut diberikan pada saat tanam dengan dosis N:P:K = 1/3 : 1: 1/3 atau Urea : 50 kg, TSP/SP36 : 75 kg dan KCL : 50 kg (sebagai pupuk dasar) dan pada saat tanaman berumur 2-3 bulan yaitu sisanya dengan dosis N:P:K = 2/3:0:2/3 atau Urea : 85 kg dan KCL : 85 kg. Pemupukan dengan Sistem Teknologi MiG-6 Plus Sistem pemupukan menggunakan teknologi MiG-6 Plus , dapat mengurangi kebutuhan pupuk kimia/anorganik sampai dengan 50%, adapun cara pemupukannya adalah sebagai berikut : Disarankan saat pengolahan lahan diberikan pupuk kandang pada setiap lubang yang akan ditanami bibit. Kebutuhan 5ton/ha. 3 hari sebelum tanam diberikan 2 liter MiG-6 Plus per hektar dengan campuran setiap 1 liter MiG-6 Plus dicampur/dilarutkan dengan air max 200 liter atau 1 tutup botol (10 ml) dicampur/dilarutkan dengan air sebanyak 2 liter (jumlah air tidak harus 200 liter boleh kurang asal cukup untuk 1 hektar) disemprotkan pada lahan secara merata disarankan disemprotkan pada pupuk kandang/kompos agar fungsi dari pupuk kandang/kompos lebih maksimal. Setelah 3 hari bibit / stek siap ditanam. 5 hari setelah tanam berikan campuran pupuk NPK dengan dosis Urea : 50 kg, TSP/SP36 : 75 kg dan KCL : 50 kg pada lahan 1 hektar, 1 pohon diberikan campuran sebanyak ± 22,5 gram dengan cara ditugalkan pada jarak 15 cm dari tanaman dengan kedalaman 10cm. Pemberian MiG-6 Plus selanjutnya pada saat tanaman singkong berumur 2 bulan :2 liter, umur 4 bulan : 2 liter, umur 6 bulan : 2 liter dan 8 bulan : 2 liter. Pemberian pupuk anorganik selanjutnya pada umur tanaman 60-90 hari berupa campuran pupuk N:P:K dengan dosis Urea : 85 kg, dan KCL : 85 kg. Asumsi bila 1 hektar lahan ditanam 7.500 pohon berarti 1 pohon diberikan sebanyak ± 22,5 gram dengan cara ditugalkan pada jarak 15 cm dari tanaman dengan kedalaman 10cm.
F. PENGAIRAN DAN PENYIRAMAN
Kondisi lahan ketela pohon dari awal tanam sampai umur ± 4-5 bulan hendaknya selalu dalam keadaan lembab tapi tidak terlalu becek. Pada tanah yang kering perlu dilakukan penyiraman dan pengairan dari sumber air yang terdekat. Pengairan dilakukan pada saat musim kering dengan cara menyiram langsung akan tetapi cara ini dapat merusak tanah. System yang baik digunakan adalah system genangan sehingga air dapat sampai kedaerah perakaran secara resapan. Pengairan dengan system genangan dapat dilakukan dua minggu sekali dan untuk seterusnya diberikan berdasarkan kebutuhan.
G. WAKTU PENYEMPROTAN PESTISIDA / INSEKTISIDA
Jenis dan dosis pestisida disesuaikan dengan jenis penyakitnya. Penyemprotan pestisida paling baik dilakukan pada pagi hari setelah embun hilang atau pada sore hari. Dosis pestisida disesuaikan dengan serangan hama/penyakit, baca dengan baik penggunaan dosis pada label merk obat yang digunakan. Apabila hama dan penyakit menyerang dengan ganas maka dosis pestisida harus lebih akan tetapi penggunaannya harus hati-hati karena serangga yang menguntungkan dapat ikut mati.

Adalah Profesor Dr Ristono MS, Mantan Dosen Di Universitas Mulawarman, Yang Sukses Menemukan Varietas Singkong Jumbo Tersebut. Julukan “Jumbo” Pada Singkong Temuannya Itu Tak Berlebihan Mengingat Ukurannya Yang Super Besar Dibanding Singkong Pada Umumnya. Tengok Saja Berat Umbinya Yang Bisa Mencapai 50 Kg Per Pohon Padahal Singkong Biasa Per Pohon Hanya Berumbi Maksimal Seberat 3 Kg. - See more at: http://www.singkonggajah.com/2013/05/sejarah-singkong-gajah.html#sthash.H7iiypjM.dpuf
Adalah Profesor Dr Ristono MS, Mantan Dosen Di Universitas Mulawarman, Yang Sukses Menemukan Varietas Singkong Jumbo Tersebut. Julukan “Jumbo” Pada Singkong Temuannya Itu Tak Berlebihan Mengingat Ukurannya Yang Super Besar Dibanding Singkong Pada Umumnya. Tengok Saja Berat Umbinya Yang Bisa Mencapai 50 Kg Per Pohon Padahal Singkong Biasa Per Pohon Hanya Berumbi Maksimal Seberat 3 Kg. - See more at: http://www.singkonggajah.com/2013/05/sejarah-singkong-gajah.html#sthash.H7iiypjM.dpuf

Senin, 08 Juli 2013

UNTUNG DENGAN BUDIDAYA LIDAH BUAYA ALOEVERA

Lidah Buaya yang biasa kita tanam begitu saja di halam rumah, ternyata punya prospek bisnis yang sangat menguntungkan.  Lidah buaya alias Aloevera itu merupakan salah satu komoditas pertanian paling laris di dunia dan paling banyak permintaannya. Lidah buaya telah dikembangkan sebagai tanaman obat dan bahan baku industri makanan dan minuman kesehatan di berbagai negara, dan di Indonesia juga sudah banyak industri yang  mengembangkan hal tersebut.

Aloe vera/lidah buaya mengandung semua jenis vitamin kecuali vitamin D, mineral yang diperlukan untuk fungsi enzim, saponin yang berfungsi sebagai anti mikroba dan 20 dari 22 jenis asam amino. Dalam penggunaannya untuk perawatan kulit, Aloe vera dapat menghilangkan jerawat, melembabkan kulit, detoksifikasi kulit, penghapusan bekas luka dan tanda, mengurangi peradangan serta perbaikan dan peremajaan kulit. Dengan beragam manfaat yang terkandung dalam lidah buaya, pemanfaatannya kurang optimal oleh masyarakat yang hanya memanfaatkannya sebagai penyubur rambut.

Negara kita yang beriklim tropis merupakan lingkungan yang sangat sesuai untuk pertumbuhan lidah buaya .
Tanaman lidah buaya meskipun bukan merupakan tanaman asli Indonesiaternyata dapat tumbuh baik di negara kita, bahkan di Propinsi KalimantanBarat, khususnya di Kota Pontianak, tanaman ini beradaptasi jauh lebih baikdaripada di tempat tempat lainnya. Hal ini diakui oleh pakar lidah buaya mancanegara yang karenanya juga turut menyayangkan bilamanakeunggulan komparatif yang dimiliki oleh tanaman ini tidak dimanfaatkan oleh Indonesia.

Ada beberapa jenis tanaman lidah buaya yang memiliki nilai komersial yang tinggi:
1. Aloe vera barbandensis dari Amerika,
2. Aloe ferox dari Afrika yang punya bunga warna merah cantik
3. Aloe sinensis dari Asia (Cina).
Aloe vera barbandensis adalah yang terbaik untuk dibudidayakan karena lebih tahan terhadap hama dan penyakit, ukurannya jauh lebih besar dibanding jenis lainnya. 

Cara Teknis Budidaya Tanaman Lidah Buaya

Penyediaan  Bibit

Spesies   tanaman   lidah   buaya   di   Kalimantan   Barat   adalah   Aloe   vera   (L.)
Webb.    Seperti    yang    telah    dikemukakan    terdahulu,    pengadaan    bibitnya
diperoleh   hanya   dengan   memisahkan   dan   mengumpulkan   anakannya   yang
tumbuh   (5-8   batang)   di   sekeliling   tanaman   induknya,   berukuran   kira-kira
sebesar   ibu   jari.   Anakan   tersebut   kemudian   didederkan   terlebih   dahulu   di
pesemaian    beratap    hingga    didapatkan    bibit    yang    selanjutnya    diseleksi
ukurannya    untuk    mendapatkan    yang    berukuran    seragam    dan    memenuhi
syarat   (3-4   minggu   di   pesemaian,   tinggi   bibit   10-20   cm).   Pupuk   kandang
atau   kompos   biasanya   digunakan   untuk   menyiapkan   bedengan   pesemaian
yang  subur.  Pemeliharaan  semaian  dilakukan  dengan  seksama,  di  antaranya
dengan    melakukan    penyiraman    dan    pengendalian    hama-penyakit,    dan
gulmanya   apabila   diperlukan.   Petani   dapat   pula   menyiapkan   kebun   lidah
buaya  yang  khusus  untuk  sumber  anakan.  Polibag  pun  bisa  digunakan  untuk
menggantikan  bedengan  pesemaian.

Bibit   lidah   buaya   dapat   pula   diperoleh   dengan   menggunakan   stek   batang.
Namun,  karena  batang  tanaman  ini  pendek,  tidak  banyak  bibit  yang  dapat
dihasilkan   dari   stek   tersebut.   Bibit   dapat   pula   diperoleh   dari   anakan   yang
tumbuh  di  sekitar  tanaman  hasil  peremajaan,  yakni  yang  dipotong batangnya
setinggi  permukaan  tanah.

Pembukaan  Lahan

Pembukaan    lahan    dimulai    dengan    memotong    semak-semak    (dan    pohon-
pohon    jika    ada),    menggali    perakarannya,    dilanjutkan    dengan    membakar
seluruh    biomas    tersebut    (di    masa    depan    disarankan    agar    petani    tidak
melakukan  pembakaran  biomas,  melainkan  mengomposkannya).  Jalan  kebun
selanjutnya    dibuat    dengan    posisi    dan    ukuran    yang    disesuaikan    dengan
kebutuhan,   misalnya   terletak    di   tengah-tengah    kebun    selebar    2   m    agar
gerobak   dorong   dapat   dengan   leluasa   bergerak   mencapai   kebun   dari   jalan
utama.   Di   antara   kebun   petani,   ada   juga   yang   tidak   memiliki   jalan   kebun
secara  khusus,  lebih-lebih  jika  luasannya  sempit.

Pembersihan  Lahan

Lahan   dibersihkan   dari   sisa-sisa   biomas   pasca   pembakaran   dan   bebatuan
yang   ada.   Sisa-sisa   biomas   dan   bebatuan   tersebut   disingkirkan   dari   lahan
produksi  agar  tidak  menjadi  sumber  infeksi  jasad  pengganggu  tanaman  atau
menjadi  gangguan  dalam  penyiapan  lahan  selanjutnya.

Pembuatan  ParitKeliling

Parit   selebar   60   -   75   cm   dan   sedalam   100   cm   dibuat   di   sekeliling   lahan,
berfungsi   sebagai   batas   kebun   lidah   buaya   dan   sebagai   saluran   drainase.
Kondisi   parit   dipertahankan   agar   dapat   memenuhi   fungsinya   dengan   cara
diperbaiki  bilamana  mengalami  kerusakan  atau  pendangkalan.
    

Pencangkulan  untuk  Penyiapan  Bidang  Tanam

Tanah    dicangkul    hingga    gembur    sebelum    dibuat    bedengan    tanam    atau
langsung   ditanami   dengan   lidah   buaya.   Jika   bedengan   dibuat,   ukurannya
disesuaikan  dengan  jarak  tanam  lidah  buaya,  misalnya  berukuran  lebar  120
cm  dan  tinggi  30  cm,  dengan  panjang  yang  tergantung   pada  kondisi  lahan
(sesuai  dengan  panjang  lahan).  Setelah  pencangkulan  selesai,  abu  bakaran
hasil    pembukaan    lahan    atau    yang    didatangkan    dari    luar    kebun    ditabur
merata  (1.5  -  2.0  kg/m2)  di  permukaan  bedengan.

Di    lahan    gambut    seperti    di    Kota    Pontianak    ini,    petani    umumnya    tidak
membuat    bedengan    tanam.    Bedengan    tanam    akan    terbentuk    dengan
sendirinya    bilamana    petani    membumbun    tanamannya    atau    meninggikan
tanah  tempat  tumbuh  tanaman  tersebut  bilamana  batangnya  semakin  tinggi.

Penanaman  Bibit

Setelah  tanah  dicangkul  dan  diratakan,  lubang-lubang  tanam  sedalam  bilah
cangkul  (20  cm)  dipersiapkan  dengan  jarak  tanam  tertentu  (misalnya  jarak
antar  barisan  1  -  1.5  m  dan  jarak  dalam  barisan  0.8  -  1.0  m).  Demikian  pula,
lubang-lubang  untuk  penyimpanan  pupuk  dibuat  di  samping  lubang  tanam.
Kemudian,    bibit    dipilih    yang    paling    seragam    pertumbuhannya,    diambil
(berikut    tanahnya)    dengan    hati-hati   dari    bedengan    persemaian    atau
dilepaskan  berikut  tanahnya  dari  polibag  pesemaian,  kemudian  diletakkan  di
dalam    lubang    tanam    yang    telah    dipersiapkan,    dikubur,    dan    dipadatkan
tanahnya.

Dinas    Pertanian    Tanaman    Pangan    (kini    Dinas    Urusan    Pangan,    2001)
mencatat   dosis   pupuk   dasar   yang   biasa   digunakan   petani   berupa   100   kg
urea/ha,  100  kg  TSP  (setara  200  kg  SP-36/ha),  dan  50  kg  KCl/ha.  Namun,
PPL    yang    merangkap    sebagai    pedagang    pengumpul    dan    konsultan
pengekspor    lidah    buaya    menyarankan    pemupukan    dasar    sebelum    tanam
dengan   abu   sebanyak   13   ton/ha,   urea   900   kg/ha,   dan   pupuk   kandang   12
t/ha  untuk  populasi  tanaman  sebanyak  8.300  batang/ha  (jarak  tanam  80  cm
x   120  cm).   Di   lapangan   ketika   survei  dilakukan,  di   antara  petani   ada   juga
yang   hanya   menggunakan   pupuk   berupa   abu   sebanyak   3.000   kg/ha   dan
urea   150   kg/ha   untuk   populasi   tanaman   sebanyak   10.000   batang   (jarak
tanam  100  cm  x  100  cm).

Pemeliharaan  Tanaman

Pemeliharaan    tanaman    mencakup    kegiatan    penyulaman,    penyiraman,
pemupukan,    pengendalian    hama-penyakit,    pengendalian    gulma,
pembuangan    daun-daun    yang    busuk,    penyobekan,    dan    pembumbunan
tanaman.

Penyulaman    tanaman    dilakukan    menggunakan    bibit    yang    seumur,    yang
ditinggalkan  di  pesemaian  untuk  tujuan  ini.  Penyulaman  dilakukan  sesegera

mungkin  jika  ada  tanaman  yang  mati,  biasanya  1  -  3  minggu  setelah  tanam
agar    tidak    ada    tanaman    sulaman    yang    tertinggal    pertumbuhannya.
Kelembaban   tanah   dipertahankan   dengan   penyiraman   jika   dianggap   perlu
(tidak  turun  hujan).

Pemupukan    ulang    dilakukan    berbeda-beda    antar    petani,    padahal    Dinas
Urusan    Pangan    (kini    Dinas    Urusan    Pangan,    1998    dan    2001)
merekomendasikan   penerapan   pemupukan   berdasarkan   pengalaman   petani
yakni  dengan  1.5  -  2  kg  abu  yang  disebar  merata,  hancuran  kepala  udang
(25  -  30  g/pohon)  dan  pupuk  urea  (5-10  g/pohon)  yang  dikubur  di  lubang-
lubang    yang    telah    dipersiapkan,    atau    khusus    untuk    ureanya    dapat    pula
dilarutkan    dahulu    dalam    air    sebelum    disiramkan    ke    daerah    perakaran
tanaman    (jadi,    dalam    kasus    demikian,    tidak    perlu    dibuat    lubang    untuk
pemupukan).  Untuk  kasus  petani  tersebut  di  butir  4.5.6,  pemupukan  ulang
dilakukan  selang  sebulan  setelah  tanam  dengan  jenis  dan  dosis  yang  sama
seperti    yang    diberikan    pada    saat    tanam.   Petani    lainnya    ada    yang
menggunakan   KCl   selain   urea   dan   abu,   selain   itu,   ada   juga   petani   yang
hanya    menggunakan    pupuk    daun    secara    berkala.    PPL    menyarankan
pemupukan  ulang  dengan  selang  3  minggu  setelah  tanam  dengan  jenis  dan
dosis  yang  sama  seperti  yang direkomendasikannya  pada  saat  tanam.

Pengendalian  hama  penyakit  dilakukan   sesuai   keperluan.  Hama   yang  biasa
menyerang  lidah  buaya  di  kebun  petani  adalah  ulat  daun  atau  bekicot.  Ulat
dikendalikan  secara  kimiawi,  sedangkan  bekicot  dikumpulkan  secara  manual
untuk   dibunuh.   Penyakit   yang   umum   adalah   busuk   pangkal   batang   yang
disebabkan    oleh    cendawan    Fusarium    sp.    Pengendaliannya    menggunakan
fungisida   seperti   Dithane   M-45   dan   Benlate   dengan   konsentrasi   2   g/liter.
Pada    umumnya    petani    menganggap    serangan    hama-penyakit    tidak
berpengaruh  banyak  pada  penurunan  hasil  daun.

Gulma  dikendalikan  dengan  herbisida   yang   sesuai   atau  dicabut   oleh  petani
secara   manual   sepanjang   umur   tanaman.   Gulma   yang   dominan   di   lahan
petani   antara   lain   adalah   alang-alang,   teki,   sikejut,   krokot,   dan   wedusan.
Pertumbuhan  gulma  relatif  cepat  karena  curah  hujan  di  Kota  Pontianak  cukup
tinggi    (di    atas    2.000    mm/tahun).    Pengendalian    gulma    secara    manual
dilaksanakan  petani  praktis  setiap  hari  jika  dirasakan  ada  waktu  terluang.

Pembuangan   daun-daun   yang   busuk   atau   bakal   afkir   mutunya   dilakukan
setidaknya    bersamaan    waktunya    dengan    pemanenan    untuk    menjaga
kesehatan   tanaman.   Daun-daun   busuk   dan/atau   afkir   dapat   mencapai   0.5
persen   dari   hasil   panen   (830   kg   -   1.000   kg   daun   segar/bulan/ha).   Daun
busuk   total   dibuang   ke   luar   kebun,   sedangkan   daun   afkir   (tergolong   kelas
mutu    C)    masih   dapat    dijual    sebagai   bahan    baku    industri    olahan    rumah
tangga.

Penyobekan    adalah    kegiatan    pemisahan    anakan    yang    tumbuh    di    sekitar
tanaman   sejak   tanaman   berumur   5   -   6   bulan   agar   pertumbuhan   tanaman
induknya   tidak   terganggu   (kerdil).   Penyobekan   dilakukan   secara   hati-hati
dengan  pisau  tajam  akar  tidak  merusak  perakaran  tanaman  induknya.  Hasil
sobekan  dapat  dimanfaatkan  untuk  sumber  bibit,  didederkan  di  pesemaian.

Pembumbunan  tanaman  dilakukan  untuk  mengubur  batang  yang  telah  tinggi
sehingga    tanaman    tidak    menjadi    rebah    terberati    oleh    daunnya.
Pembumbunan  dilakukan  dengan  memindahkan   tanah  dari   bidang   tanah  di
luar    barisan    tanaman    sedemikian    rupa    sehingga    bedengan    tanam    akan
terbentuk  secara  teratur.  Bidang  tanah  antar  bedengan  selanjutnya  berfungsi
sebagai    saluran    drainase    yang    terhubungkan    ke    saluran    keliling    kebun
sehingga  kelebihan  air  pun  dapat  dikeluarkan  dari  kebun.

Panen

Panen  pertama  daun  lidah  buaya  dapat  dilakukan  pada  tanaman  berumur  8  -
12   bulan    tergantung    pada    keadaan   penampakan   daunnya,   apakah    telah
memenuhi  persyaratan  atau  belum.  Penampakan  daun  tersebut  dipengaruhi
oleh   kesuburan   tanah:   daun   berukuran   besar   jika   tanahnya   subur,   tetapi
kecil   jika   kesuburan   tanah   kurang.   Daun   yang   dipanen   adalah   1   -   2   helai
yang  paling  tua,  terdapat  paling  bawah  di  pohonnya.  Kualifikasi  mutu  daun
yang   dapat   dipanen   ini   telah   mencapai   bobot   minimal   0.4   kg   (memenuhi
kelas  mutu  B).

Dalam    pemanenan    daun    lidah    buaya,    cara    panen    dan    kebersihan    daun
terpanen    harus    mendapat    perhatian.    Pisau    yang    tajam    dipakai    untuk
menyayat    pangkal    daun,    selanjutnya    daun    tersebut    diputar    sambil
dipisahkan    dari    tanaman    induknya.    Getah    berwarna    kuning    kecoklatan
dibiarkan  mengucur  dari  bekas  sayatan,  dijaga  agar  tidak  mengenai  helaian
daunnya    dengan    cara    menyimpan    daun    tersebut    miring.    Pelukaan    daun
karena   ketidakhati-hatian   saat   panen   agar   dihindari   karena   hal   itu   dapat
menurunkan  kelas  mutunya.

Di    tahun    pertama    daun    yang    dapat    dipanen    umumnya    berbobot    segar
minimal   0.5   -    0.6   kg/tanaman.   Panen   berikutnya   di   tahun   kedua   dapat
dilakukan   selang   10   atau   15   hari   dan   menghasilkan   0.8   -   1.0   kg   daun
segar/tanaman;    di    tahun    ketiga    dapat    dihasilkan    1.2    -    1.4    kg    daun
segar/tanaman;    di    tahun    keempat    dapat    dihasilkan    1.0    -    1.2    kg    daun
segar/tanaman;    di    tahun    kelima    dapat    dihasilkan    0.8    -    1.0    kg    daun
segar/tanaman.    Berdasarkan    populasi    sebanyak    7    500    tanaman/ha,
produktivitas  rata-rata  tanaman  menurut  Dinas  Pertanian  Tanaman  Pangan
(kini  Dinas  Urusan  Pangan,  2001)  sejak  tahun  pertama  hingga  tahun  kelima
masing-masing   adalah    9.200    kg/ha/tahun    di    tahun    pertama,    10.200
kg/ha/tahun   di   tahun   kedua,   18.360   kg/ha/tahun   di   tahun   ketiga,   12.100
kg/ha/tahun  di  tahun  keempat,  dan  8.500  kg/ha/tahun  di  tahun  kelima.

Pascapanen

Daun    hasil    panen    dilap    dengan    kain    bersih    setelah    dipanen,    kemudian
dibungkus  dengan  kertas  koran  dan  dimasukkan  ke  dalam  keranjang  rotan


(jika    ada).    Keranjang    rotan    yang    berisi    daun    terpanen    itu    selanjutnya
ditempatkan    di    bangunan    kebun    atau    langsung    dikirimkan    ke    pedagang
pengumpul.    Sambil    menunggu    penjualan    atau    pengiriman    kepada
pengekspornya,  daun  biasanya  dipertahankan  di  bangunan  simpan  selama  1-
3  hari.

Dalam  penanganan  pascapanen  harus  diperhatikan  agar  daun  tidak  luka  atau
patah   karena   kelas   mutunya   menjadi   turun.   Hal   ini   terutama  dapat   terjadi
ketika  daun  ditumpuk  di  dalam  keranjang,  ketika  sedang  diseleksi  dan  dipilah
berdasarkan  kelas  mutunya,  ketika  ditimbang  dan  disusun  di  atas  rak  pasca
seleksi,  atau  ketika  disusun/dimasukkan  ke  dalam  kemasan  peti  kayu  untuk
dikirim  kepada  pengekspor.

Peremajaan  atau  Penanaman  Kembali  Kebun

Peremajaan  kebun  biasanya  dilakukan  pada  umur  tanaman  lima  tahun,  pada
waktu  tanaman  terlihat  tinggi  batangnya,  kadang-kadang  mulai  rebah.  Cara
peremajaan   kebun   adalah   dengan   memotong   batang   tersebut,   kemudian
menancapkannya   kembali   ke   dalam   tanah.   Pasca   peremajaan   daun   dapat
diteruskan  pemanenannya  setelah  tanaman  mengalami  penyembuhan.

Penggantian  kebun  dengan  penanaman  baru  dilakukan  jika  kondisi  tanaman
dianggap   tidak   ekonomis   lagi.   Penanaman   baru   dapat   dilakukan   di   lahan
yang   sama   mengikuti   urutan   kegiatan   sebagaimana   yang   dikemukakan   di
atas.