Jumat, 05 April 2013

Cara Bertanam dan Budidaya Nanas

Anda pastinya tahu dan pernah merasakan segarnya buah nanas yang rasanya asam manis segar. Buah Nanas bisa dimakan segar atau jadi campuran minuman es buah, koktail dan sebagainya. Buah nanas banyak diminati dan banyak manfaatnya buat kesehatan tubuh. Untuk membudidayakan buah nanas relatif mudah dan tidak perlu teknologi tinggi.  
Dikenal 4 jenis golongan nanas, yaitu : Cayenne (daun halus, tidak berduri, buah besar), Queen (daun pendek berduri tajam, buah lonjong mirip kerucut), Spanyol/Spanish (daun panjang kecil, berduri halus sampai kasar, buah bulat dengan mata datar) dan Abacaxi (daun panjang berduri kasar, buah silindris atau seperti piramida). Varietas kultivar nanas yang banyak ditanam di Indonesia adalah golongan Cayene dan Queen. Golongan Spanish dikembangkan di kepulauan India Barat, Puerte Rico, Mexico dan Malaysia. Golongan Abacaxi banyak ditanam di Brazilia. Dewasa ini ragam varietas/kultivar nanas yang dikategorikan unggul adalah nanas Bogor, Subang dan Palembang
Berikut ini cara bertanam buah nanas.
Olah Tanah
Pengolahan tanah dilakukan pada awal musim hujan bersamaan dengan persemaian. Hal tersebut dimaksudkan agar pada saat pengerjaan tanah selesai, bibit tanaman yang disemaikan telah siap dipindahkan ke lahan. Pengolahan tanah dilakukan dengan menggemburkan, membalikkan posisi tanah, dan memperbaiki sirkulasi udara dengan mencangkul atau membajak tanah sedalam 30-40 cm. Tanah digaru dan bongkahan tanahnya dipecahkan.
a)      membuat bedengan
Pembentukan bedengan dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah.  Sistem bedengan cukup dengan cara meratakan tanah, kemudian disekelilingnya dibuat saluran pemasukan dan pembuangan air. Sistem bedengan dilakukan dengan cara membuat bedengan selebar 80-120 cm, jarak antar bedengan 90-150 cm, dan tinggi bedengan sekitar 30-40 cm (Prihatman, 2000).
b)     Pengapuran
Derajat kemasaman (pH) tanah yang sesuai untuk tanaman nanas adalah 4,5 - 6,5.  Pengapuran tanah dilakukan dengan Calcit, Dolomit, Zeagro atau bahan kapur lainnya dengan cara ditaburkan merata. Dosis kapur disesuaikan dengan pH tanah, namun umumnya berkisar antara 2 - 4 ton/ha (Prihatman, 2000).
 
Perbanyakan Tanaman
Perbanyakan tanaman nanas bertujuan untuk mendapatkan bibit yang cepat dalam jumlah banyak dan seragam. Teknik perbanyakan tanaman nanas dapat dilakukan dengan cara vegetatif dan generatif. Cara vegetatif yang digunakan adalah tunas akar, tunas batang, tunas buah, mahkota buah, stek batang, dan dengan cara kultur in vitro,  sedangkan cara generatif dengan biji yang ditumbuhkan di persemaian. Kualitas bibit yang baik harus berasal dari tanaman yang per-tumbuhannya normal, sehat, serta bebas dari hama dan penyakit.
 
Pembibitan Tanaman
Tanah tempat persemaian harus digemburkan terlebih dahulu. Kondisi media persemaian dijaga agar tetap lembab dan sirkulasi udara baik. Kedalaman persemaian dan jarak tanam mempengaruhi pertumbuhan. Penyiraman dilakukan secara berkala agar kondisi media tanam selalu lembab. Pemupukan dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan bibit.
Pemilihan bibit merupakan langkah awal dalam proses budidaya nanas.  Keberhasilan agribisnis nanas tidak lepas dari penggunaan bibit unggul yang tepat.  Bibit yang unggul merupakan bibit yang memiliki produksi tinggi, tahan hama penyakit, dan mempunyai karakteristik sesuai dengan permintaan pasar.
Hal yang harus dilakukan dan diamati adalah pembuatan media tanam, jenis media tanam, komposisi media tanam, kedalaman persemaian, jarak tanam, pe-nyiraman, dan teknik pemupukan.

Adapun tahap-tahap pembibitan tanaman nanas adalah sebagai berikut :
a)      Persemaian tanaman
Persemaian nanas memerlukan perlakuan khusus dengan menggunakan zat pengatur tumbuh (ZPT) pada pangkal daun untuk mempercepat pertumbuhan akar.  Daun yang telah diolesi ZPT disemaikan sedalam 1,5 – 2,5 cm dengan jarak tanam 5-10 cm.  Kondisi media persemaian dijaga agar tetap lembab dan sirkulasi udara baik, dengan menutup bak persemaian dengan lembar plastik tembus cahaya (bening).  Stek daun nanas dibiarkan bertunas dan berakar. Campuran media berupa tanah halus, pasir, dan pupuk kandang halus (1:1:1) atau pasir dengan pupuk kandang halus (1:1).  Langkah terakhir adalah memindahtanamkan bibit nanas dari persemaian ke pembesaran bibit.
b)     Pemeliharaan bibit
Pemeliharaan bibit dilakukan dengan penyiraman secara berkala yang di-lakukan pada pagi dan sore hari. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga agar kondisi media agar tetap lembab. Penjarangan dan pemberian pestisida dapat di-lakukan jika diperlukan. Pemeriksaan bibit dilakukan untuk mengetahui mutu bibit di lapangan.
c)      Pemindahan bibit
Pemindahan bibit dapat dilakukan jika ukuran tinggi bibit mencapai 25-30 cm atau berumur 3-5 bulan (Prihatman, 2000). Pemindahan bibit dilakukan dengan cara membasahi media bibit dan menanamkannya setinggi leher akar tanaman.
Penentuan Pola dan Jarak Tanam
Pola tanam merupakan pengaturan tata letak tanaman dan urutan jenis tanaman dengan waktu tertentu, dalam kurun waktu setahun.  (Prihatman, 2000).  Tanaman nanas cocok untuk dikembangkan sebagai tanaman sela, pagar, atau tumpangsari diantara tanaman lain, baik tanaman semusim ataupun tanaman tahunan. Nanas dapat ditumpangsarikan dengan pohon albasia, mahoni, tomat atau cabai.
Kepadatan tanaman bergantung pada jarak tanam.  Jarak tanam dan lubang tanam menentukan jumlah populasi dan pertumbuhan perakaran. Pembuatan jarak tanam untuk tanaman nanas antara 40 cm x  60 cm atau 60 cm x 80 cm. Ukuran lubang tanam: 30 x 30 x 30 cm3. Untuk membuat lubang tanam digunakan cangkul, tugal, atau alat lain.
Penanaman
Penanaman yang baik dilakukan pada awal musim hujan.  Langkah-langkah yang dilakukan : (1) membuat lubang tanam sesuai dengan jarak tanam; (2) mengambil bibit nanas dan menanam bibit pada lubang tanam yang tersedia masing-masing satu bibit per lubang tanam; (3) tanah dipadatkan disekitar pangkal bibit nanas agar tidak mudah roboh dan akar tanaman dapat kontak langsung dengan air tanah; (4) dilakukan penyiraman hingga tanah lembab dan basah; (5) penanaman bibit nanas sedalam 3-5 cm bagian pangkal batang tertimbun tanah (Prihatman,  2000)
Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan nanas meliputi penyulaman, penyiangan, pengairan, pembum-bunan, dan pemupukan. Hal yang harus diamati, penyulaman meliputi teknik penyulaman dan alat yang digunakan. Penyiangan meliputi teknik pengendalian gulma serta alat dan bahan yang digunakan untuk mengedalikannya. Pengairan meliputi sumber air, volume air yang digunakan dan teknik penyiraman. Pembum-bunan meliputi jumlah tanaman yang rebah, alat yang digunakan, dan teknik pembumbunan. Pemupukan meliputi jenis pupuk, dosis, dan teknik pemupukan yang dilakukan.
a)      Penyulaman
Kegiatan penyulaman nanas dilakukan untuk mengganti tanaman yang tidak tumbuh dengan bibit atau tanaman baru.  Faktor yang mempengeruhi penyulaman salah satunya adalah bibit yang mati terserang hama dan penyakit, atau pertum-buhan yang lambat.  Cara penyulaman adalah dengan mengganti tanaman yang mati atau tumbuh abnormal dengan bibit yang baru.  Penyulaman dilakukan pada lubang tanam yang bibitnya mati.  Penyulaman sebaiknya dilakukan tidak lebih dari satu bulan setelah tanam dan dilakukan seawal mungkin agar tidak me-nyulitkan pemeliharaan berikutnya. Penyulaman dilakukan seawal mungkin agar pertumbuhan tanaman tetap seragam.
b)     Penyiangan
Penyiangan diperlukan untuk membersihkan kebun nanas dari gulma.  Gulma sering menjadi sarang hama dan penyakit.  Waktu penyiangan disesuaikan dengan pertumbuhan gulma di kebun. Penyiangan dilakukan sebelum gulma ter-sebut berbunga. Cara penyiangan dilakukan dengan manual, kored atau cangkul.  Tanah di sekitar bedengan digemburkan dan ditimbunkan pada pangkal batang nanas sehingga membentuk bedengan.
c)      Penggemburan
Tanah disekitar tanaman digemburkan dan ditimbunkan pada pangkal batang nanas.  Pembubunan berfungsi untuk memperbaiki struktur tanah dan akar yang keluar dari permukaan tanah tertutup kembali sehingga tanaman menjadi kokoh.
d)     Pengairan
Tanaman nanas tahan terhadap kekeringan, namun untuk pertumbuhan tanaman yang optimal diperlukan air yang cukup.  Tanaman nanas dewasa perlu pengairan untuk merangsang pembungaan dan pembuahan. Waktu pengairan di-lakukan pagi dan sore hari.  Pengairan dilakukan 2 minggu sekali. Tanah yang terlalu kering dapat menyebabkan pertumbuhan nanas kerdil dan buahnya ber-ukuran kecil.
e)      Pemupukan
Pemupukan dilakukan dua kali. Pemupukan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 2-3 bulan setelah tanam, kemudian pemupukan dilanjutkan 3-4 bulan sekali sampai tanaman berbunga dan berbuah.  Jenis pupuk yang digunakan adalah Urea 100 kg/ha, SP-36 150 kg/ha, dan KCl 100 kg/ha. (Apriliyana, 2010). Pupuk Urea penggunaannya dikombinasikan dengan perangsang pembungaan (Amaral, 2010).
Pemupukan dilakukan untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman.  Pupuk yang digunakan adalah pupuk yang mengandung nitrogen, fosfor, kalium dan unsur hara mikro.  Cara pemberian pupuk dibenamkan ke dalam parit sedalam 10-15 cm diantara barisan tanaman nanas, kemudian ditutup dengan tanah atau dengan disemprotkan pada daun dengan menggunakan pupuk cair.
 
Hama dan Penyakit
Kompleksnya masalah hama dan penyakit nanas membuat orang yang berkecimpung dibidang nanas harus memiliki pengetahuan tentang ciri dan cara pengendaliannya secara baik.  Pengendalian tersebut meliputi pengendalian secara kultur teknis, mekanis, kimiawi, dan biologis.
Pengetahuan yang harus dikuasai dalam pengendalian kimia meliputi jenis pestisida, jenis bahan aktif, cara kerja, dan keunggulan pestisida tersebut.  Dengan mengetahui dan memahami prinsip dasar pengendalian hama terpadu dan peng-gunaan pestisida sesuai aturan, tidak akan mencemari lingkungan dan mem-bahayakan kesehatan manusia. Tindakan pengendalian dilakukan bila tingkat serangan hama dan penyakit menimbulkan kerugian secara ekonomis.
 
Hama
a)      Penggerek buah (Thecla basilides Geyer)
Kupu-kupu berwarna coklat. Kupu-kupu betina meletakkan telurnya pada permukaan buah, kemudian menetas menjadi larva, bentuk larva pada bagian tubuh atas cembung, bagian bawah datar dan tubuh tertutup bulu-bulu halus pendek.  Gejalanya daging buah berlubang dan mengeluarkan getah, kemudian membusuk karena diikuti serangan cendawan atau bakteri. Pengendaliannya dengan menjaga kebersihan kebun, membuang bagian tanaman yang terserang hama, dan dengan menyemprot insektisida.
b)      Kumbang (Carpophilus hemipterus L.)
Kumbang kecil berwarma coklat atau hitam. Larvanya berwarna putih kekuningan, berambut tipis, bentuknya langsing berkaki 6. Gejalanya buah menjadi bergetah dan busuk oleh mikroorganisme lain (cendawan dan bakteri).  Pengendaliannya dengan menjaga kebersihan kebun dan pemberian insektisida.
c)      Lalat buah (Atherigona sp.)
Lalat berukuran kecil, meletakkan telur pada bekas luka bagian buah, kemudian menjadi larva berwarna putih.  Gejalanya buah menjadi lunak. Pengen-daliannya dengan menjaga kebersihan kebun, membuang buah yang terserang lalat buah, dan  dengan penyemprotan insektisida.
d)     Thrips (Holopothrips ananasi Da Costa Lima)
Thrips berukuran sangat kecil panjangnya sekitar 1,5 mm, berwarna coklat, dan bermata besar. Gejalanya terdapat bintik-bintik berwarna perak pada buah dan daun karena cairan sel daun dihisap oleh hama tersebut. Pada tingkat serangan yang berat menyebabkan pertumbuhan tanaman muda terhambat.  Pengendalian dilakukan dengan menjaga kebersihan kebun, mengurangi ragam tanaman inang, dan penyemprotan insektisida.
e)      Sisik (Diaspis bromeliae Kerne)
Serangga berukuran kecil berdiameter ± 2,5 mm, bulat dan datar, berwarna putih kekuningan/keabu-abuan, bergerombol menutupi buah dan daun, sehingga menyebabkan ukuran buah kecil dan pertumbuhan tanaman terhambat.  Pengenda-liannya dengan penyemprotan insektisida.
f)       Ulat buah (Tmolus echinon L)
Serangga muda/dewasa berupa kupu-kupu berwarna coklat serta larva/ulat tertutup rambut halus dan kepalanya kecil. Gejalanya buah menjadi berlubang, bergetah dan sebagian buah memotong bagian tanaman yang terserang berat.   Pengendaliannya dengan mengumpulkan ulat secara mekanis, serta disemprot insektisida.
g)      Hama lain:
Rayap, tikus, dan kutu tepung jeruk juga kadang - kadang menyerang tanaman nanas.
Penyakit
a)      Busuk hati dan busuk akar
Penyebabnya adalah Cendawan Phytophthora parasitica.  Penyakit busuk hati disebut hearth rot, sedangkan busuk akar dinamakan root rot.  Penyakit tersebut disebarkan oleh tanaman inang, air yang mengalir, alat-alat pertanian, curah hujan tinggi, tanah yang mengandung bahan organik yang belum matang, dan kelembaban tanah tinggi.  Gejalanya terjadi perubahan warna menjadi hijau belang-belang kuning dan ujungnya nekrotis, daun-daun muda mudah dicabut, pada bagian pangkal daunnya membusuk dengan bau busuk, berwarna coklat, dan akhirnya tanaman mati.  Pengendaliannya dengan cara perbaikan drainase tanah, mengurangi kelembaban sekitar kebun, memotong atau mencabut tanaman yang sakit, dan dengan pencelupan bibit dalam larutan fungisida sebelum tanam.
b)      Busuk pangkal
Penyebab cendawan Thielaviopsis paradoxa atau Ceratocystis paradoxa.  Penyakit tersebut sering disebut base rot.  Penyebaran penyakit dibantu tanaman inangnya, adanya luka-luka mekanis pada tanaman, angin, hujan, dan tanah.   Gejala pada bagian pangkal batang, daun, buah, dan bibit menampakkan gejala busuk lunak berwarna coklat, hitam, atau bercak-bercak putih kekuning-kuningan dan berbau khas.  Pengendaliannya dengan menyimpan bibit sementara sebelum ditanam agar luka cepat sembuh, menanam bibit pada cuaca kering, menghindari luka-luka mekanis dan dengan perendaman bibit dalam larutan fungisida.
c)      Penyakit Lain
Penyakit lain yang biasa menyerang adalah busuk bercak gabus pada buah yang disebabkan oleh cendawan Pinicillium funiculosum Thom, busuk bibit oleh cendawan Pythium sp., layu dan bercak kuning oleh virus yang belum diketahui secara pasti jenisnya. Pengendalian dilakukan secara terpadu, meliputi peng-gunaan bibit yang sehat, perbaikan kultur teknik budidaya secara intensif, pemotongan/pencabutan tanaman dan pemusnahan tanaman yang sakit (Soedarya, 2009).
 
Panen
Panen buah nanas dilakukan tergantung dari jenis bibit yang digunakan.  Bibit yang berasal dari mahkota berbuah pada umur 24 bulan.  Tanaman yang berasal dari tunas batang dipanen setelah umur 18 bulan, sedangkan tanaman yang berasal dari tunas akar dapat berbuah setelah berumur 12 bulan. Menurut Prihatman (2000), ciri-ciri buah nanas yang siap dipanen adalah mahkota buah terbuka, tangkai buah mengkerut, mata buah lebih mendatar, besar dan bentuknya bulat, warna bagian dasar buah kuning, dan timbul aroma nanas yang harum dan khas.
a)      Cara Panen
Cara pemanenan dengan memotong tangkai buah dengan pisau tajam yang steril.  Pemanenan dilakukan secara hati-hati agar buah tidak rusak dan memar.

b)     Periode Panen
Pemanenan buah nanas dilakukan bertahap sampai tiga kali. Panen pertama sekitar 25%, kedua 50%, dan ketiga 25% dari jumlah yang ada. Tanaman yang sudah berumur 4-5 tahun perlu diremajakan karena pertumbuhannya lambat dan buahnya kecil.
c)      Produksi
Potensi produksi tanaman nanas yang dibudidayakan secara intensif dapat mencapai 60-70 ton/hektar. Pada umumnya rata-rata 20-25 ton/hektar, tergantung jenis nanas, sistem penanaman dan pemeliharaannya.
Pascapanen
Buah nanas termasuk komoditas yang mudah rusak, susut dan cepat busuk.  Oleh karena itu, setelah panen memerlukan penanganan pascapanen yang memadai (Prihatman, 2000).
a)      Pengumpulan
Setelah panen dilakukan pengumpulan buah ditempat penampungan hasil atau gudang sortasi.  Pengumpulan hasil harus dilakukan sebaik mungkin agar tidak terjadi kerusakan buah.
b)     Penyortiran dan Penggolongan
Kegiatan sortasi dilakukan dengan memisahkan buah yang rusak, memar, busuk, atau mentah secara terpisah kemudian mengklasifikasikannya berdasarkan bentuk dan ukuran yang seragam, jenis maupun tingkat kematangannya.
c)      Penyimpanan
Penyimpanan dilakukan untuk mengumpulkan buah nanas sebelum diangkut ke pasaran. Buah nanas biasanya disimpan dalam ruangan dingin yang suhunya sekitar 50C. Hal yang harus diperhatikan adalah cara penyimpanan, tempat pe-nyimpanan, dan berapa lama waktu maksimal untuk menyimpanan.
d)     Pengemasan dan Pengangkutan
Kegiatan pengemasan sangat penting dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah. Jenis kemasan sangat mempengaruhi kualitas nanas. Pengangkutan di-mulai dengan menyusun nanas yang sudah dikemas secara teratur pada alat pengangkutan.  Hal yang menentukan adalah jenis kemasan, teknik pengemasan, ukuran kemasan, teknik pengangkutan, dan alat angkut yang digunakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar