Tampilkan postingan dengan label pandan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pandan. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 22 Juni 2013

TEKNIK DAN CARA BUDIDAYA PANDAN LAUT UNTUK BAHAN KERAJINAN ANYAM

Pandan untuk anyaman beda dengan tanaman pandan wangi yang biasa digunakan untuk penyedap makanan. Pandan Anyam atau nama latinnya Pandanus tectorius biasanya kita jumpai di daerah pinggiran pantai. Pemanfaatan pandan anyam tentu saja daunnya.  Daunnya berbetuk pita memanjang dan agak lebar. menjuntai dari ujung batang dan tepi daun berduri tajam. Pohon Pandan berduri ini bisa mencapai 6 meter dengan buah tandan yang cukup besar berwarna merah kekuningan. 
Karena daun pandan ini banyak permintaannya sebagai bahan baku keraijinan yang banyak diminati, produksi daun pandan yang pasokan alaminya dari alam menjadi kurang.  Hal ini mendorong beberapa pihak untuk mengembangkan pandan secara komersial.  Padahal dulunya pandan dianggap tanaman liar dan belum ada yang menanamnya dalam artian sebagai kebun pandan.   Dunia pertanian memang tidak lepas dari pengaruh dan dorongan serta tuntutan pasar agar bernilai ekonomis.

Budidaya pandan pada dasarnya sangat mudah, karena pandan mampu hidup di daerah tandus sekalipun.  Pandan bisa berumur sampai puluhan tahun, dan daunnya bisa dipanen sepanjang masa. 

Penanaman bibit Pandan anyam
Anakan atau tunas-tunas yang keluar dari batang dan dikenal dengan sebutan “sengket” dapat dijadikan bibit.  Bibit ditanam pada lahan yang agak basah dengan kedalaman 20-30 cm dengan jarak tanam 1x 2 meter. Penyiangan atau pembersihan gulma tidak diperlukan setelah 1 tahun masa tanam. Pengambilan daun pertama dapat dilakukan setelah tanaman berumur 2 tahun atau setelah keluar daun 19-15 lembar. Pemanenan dapat dilakukan setiap 2 bulan sekali selama lebih dari 20 tahun.
Benih pandan yang ditanam pada media tanah dan pasir dalam polybag 11 cm x 18 cm menunjukkan pertumbuhan yang terbaik sampai siap tanam. Polybag besar diisi dengan media campuran tanah dan pasir laut. 

Pemupukan
Tiga bulan setelah tanam sebaiknya diberi pupuk buatan dengan dosis siap tanaman 50 g urea ZA, dan 20 g KCI. Pemupukan dilakukan setelah penyiangan gulma. Kemudian setelah umur satu tahun diberi pupuk kandang dan pupuk buatan dengan dosisyang sama. Setelah itu tidak pernah dipupuk lagi.

Perawatan
Tanaman pandan dapat terserang hama penggerek pucuk yang lebih dikenal petani sebagai "ulam". Jika pucuk tanaman terlihat ada lubang kerek dan kumpulan kotoran kumpulan ulat, maka segara lakukan pengendalian dengan menyuntikan insektisida kedalam pucuk itu. Banyak jenis insektisida yang dapat digunakan, seperti Dimecron, Diazinon, dan lain-lain dengan dosis 2 cc tiap tanaman.

Pemanenan dan Pengolahan Daun Pandan
Pemanenan dapat dilakukan setiap 2 minggu dan dengan pemeliharaan optimal, pemanenan dapat mencapai lebih dari 20 tahun, sebaiknya setiap tahun dilakukan peremajaan terhadap tanaman yang kurang menghasilkan atau mati.
Daun pandan yang telah dipanen harus segera diolah sebelum menggulung. Pertama daun dibelah kecil dengan ukuran tertentu di pasaran. Kemudian diikat dan langsung direbus selama 10-30 menit. Setelah direbus segera direndam dalam air dingin selama satu malam. Dan pada hasil berikutnya dijemur sampai kering.