Jumat, 05 April 2013

Cara Bertanam dan Budidaya Nanas

Anda pastinya tahu dan pernah merasakan segarnya buah nanas yang rasanya asam manis segar. Buah Nanas bisa dimakan segar atau jadi campuran minuman es buah, koktail dan sebagainya. Buah nanas banyak diminati dan banyak manfaatnya buat kesehatan tubuh. Untuk membudidayakan buah nanas relatif mudah dan tidak perlu teknologi tinggi.  
Dikenal 4 jenis golongan nanas, yaitu : Cayenne (daun halus, tidak berduri, buah besar), Queen (daun pendek berduri tajam, buah lonjong mirip kerucut), Spanyol/Spanish (daun panjang kecil, berduri halus sampai kasar, buah bulat dengan mata datar) dan Abacaxi (daun panjang berduri kasar, buah silindris atau seperti piramida). Varietas kultivar nanas yang banyak ditanam di Indonesia adalah golongan Cayene dan Queen. Golongan Spanish dikembangkan di kepulauan India Barat, Puerte Rico, Mexico dan Malaysia. Golongan Abacaxi banyak ditanam di Brazilia. Dewasa ini ragam varietas/kultivar nanas yang dikategorikan unggul adalah nanas Bogor, Subang dan Palembang
Berikut ini cara bertanam buah nanas.
Olah Tanah
Pengolahan tanah dilakukan pada awal musim hujan bersamaan dengan persemaian. Hal tersebut dimaksudkan agar pada saat pengerjaan tanah selesai, bibit tanaman yang disemaikan telah siap dipindahkan ke lahan. Pengolahan tanah dilakukan dengan menggemburkan, membalikkan posisi tanah, dan memperbaiki sirkulasi udara dengan mencangkul atau membajak tanah sedalam 30-40 cm. Tanah digaru dan bongkahan tanahnya dipecahkan.
a)      membuat bedengan
Pembentukan bedengan dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah.  Sistem bedengan cukup dengan cara meratakan tanah, kemudian disekelilingnya dibuat saluran pemasukan dan pembuangan air. Sistem bedengan dilakukan dengan cara membuat bedengan selebar 80-120 cm, jarak antar bedengan 90-150 cm, dan tinggi bedengan sekitar 30-40 cm (Prihatman, 2000).
b)     Pengapuran
Derajat kemasaman (pH) tanah yang sesuai untuk tanaman nanas adalah 4,5 - 6,5.  Pengapuran tanah dilakukan dengan Calcit, Dolomit, Zeagro atau bahan kapur lainnya dengan cara ditaburkan merata. Dosis kapur disesuaikan dengan pH tanah, namun umumnya berkisar antara 2 - 4 ton/ha (Prihatman, 2000).
 
Perbanyakan Tanaman
Perbanyakan tanaman nanas bertujuan untuk mendapatkan bibit yang cepat dalam jumlah banyak dan seragam. Teknik perbanyakan tanaman nanas dapat dilakukan dengan cara vegetatif dan generatif. Cara vegetatif yang digunakan adalah tunas akar, tunas batang, tunas buah, mahkota buah, stek batang, dan dengan cara kultur in vitro,  sedangkan cara generatif dengan biji yang ditumbuhkan di persemaian. Kualitas bibit yang baik harus berasal dari tanaman yang per-tumbuhannya normal, sehat, serta bebas dari hama dan penyakit.
 
Pembibitan Tanaman
Tanah tempat persemaian harus digemburkan terlebih dahulu. Kondisi media persemaian dijaga agar tetap lembab dan sirkulasi udara baik. Kedalaman persemaian dan jarak tanam mempengaruhi pertumbuhan. Penyiraman dilakukan secara berkala agar kondisi media tanam selalu lembab. Pemupukan dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan bibit.
Pemilihan bibit merupakan langkah awal dalam proses budidaya nanas.  Keberhasilan agribisnis nanas tidak lepas dari penggunaan bibit unggul yang tepat.  Bibit yang unggul merupakan bibit yang memiliki produksi tinggi, tahan hama penyakit, dan mempunyai karakteristik sesuai dengan permintaan pasar.
Hal yang harus dilakukan dan diamati adalah pembuatan media tanam, jenis media tanam, komposisi media tanam, kedalaman persemaian, jarak tanam, pe-nyiraman, dan teknik pemupukan.

Adapun tahap-tahap pembibitan tanaman nanas adalah sebagai berikut :
a)      Persemaian tanaman
Persemaian nanas memerlukan perlakuan khusus dengan menggunakan zat pengatur tumbuh (ZPT) pada pangkal daun untuk mempercepat pertumbuhan akar.  Daun yang telah diolesi ZPT disemaikan sedalam 1,5 – 2,5 cm dengan jarak tanam 5-10 cm.  Kondisi media persemaian dijaga agar tetap lembab dan sirkulasi udara baik, dengan menutup bak persemaian dengan lembar plastik tembus cahaya (bening).  Stek daun nanas dibiarkan bertunas dan berakar. Campuran media berupa tanah halus, pasir, dan pupuk kandang halus (1:1:1) atau pasir dengan pupuk kandang halus (1:1).  Langkah terakhir adalah memindahtanamkan bibit nanas dari persemaian ke pembesaran bibit.
b)     Pemeliharaan bibit
Pemeliharaan bibit dilakukan dengan penyiraman secara berkala yang di-lakukan pada pagi dan sore hari. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga agar kondisi media agar tetap lembab. Penjarangan dan pemberian pestisida dapat di-lakukan jika diperlukan. Pemeriksaan bibit dilakukan untuk mengetahui mutu bibit di lapangan.
c)      Pemindahan bibit
Pemindahan bibit dapat dilakukan jika ukuran tinggi bibit mencapai 25-30 cm atau berumur 3-5 bulan (Prihatman, 2000). Pemindahan bibit dilakukan dengan cara membasahi media bibit dan menanamkannya setinggi leher akar tanaman.
Penentuan Pola dan Jarak Tanam
Pola tanam merupakan pengaturan tata letak tanaman dan urutan jenis tanaman dengan waktu tertentu, dalam kurun waktu setahun.  (Prihatman, 2000).  Tanaman nanas cocok untuk dikembangkan sebagai tanaman sela, pagar, atau tumpangsari diantara tanaman lain, baik tanaman semusim ataupun tanaman tahunan. Nanas dapat ditumpangsarikan dengan pohon albasia, mahoni, tomat atau cabai.
Kepadatan tanaman bergantung pada jarak tanam.  Jarak tanam dan lubang tanam menentukan jumlah populasi dan pertumbuhan perakaran. Pembuatan jarak tanam untuk tanaman nanas antara 40 cm x  60 cm atau 60 cm x 80 cm. Ukuran lubang tanam: 30 x 30 x 30 cm3. Untuk membuat lubang tanam digunakan cangkul, tugal, atau alat lain.
Penanaman
Penanaman yang baik dilakukan pada awal musim hujan.  Langkah-langkah yang dilakukan : (1) membuat lubang tanam sesuai dengan jarak tanam; (2) mengambil bibit nanas dan menanam bibit pada lubang tanam yang tersedia masing-masing satu bibit per lubang tanam; (3) tanah dipadatkan disekitar pangkal bibit nanas agar tidak mudah roboh dan akar tanaman dapat kontak langsung dengan air tanah; (4) dilakukan penyiraman hingga tanah lembab dan basah; (5) penanaman bibit nanas sedalam 3-5 cm bagian pangkal batang tertimbun tanah (Prihatman,  2000)
Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan nanas meliputi penyulaman, penyiangan, pengairan, pembum-bunan, dan pemupukan. Hal yang harus diamati, penyulaman meliputi teknik penyulaman dan alat yang digunakan. Penyiangan meliputi teknik pengendalian gulma serta alat dan bahan yang digunakan untuk mengedalikannya. Pengairan meliputi sumber air, volume air yang digunakan dan teknik penyiraman. Pembum-bunan meliputi jumlah tanaman yang rebah, alat yang digunakan, dan teknik pembumbunan. Pemupukan meliputi jenis pupuk, dosis, dan teknik pemupukan yang dilakukan.
a)      Penyulaman
Kegiatan penyulaman nanas dilakukan untuk mengganti tanaman yang tidak tumbuh dengan bibit atau tanaman baru.  Faktor yang mempengeruhi penyulaman salah satunya adalah bibit yang mati terserang hama dan penyakit, atau pertum-buhan yang lambat.  Cara penyulaman adalah dengan mengganti tanaman yang mati atau tumbuh abnormal dengan bibit yang baru.  Penyulaman dilakukan pada lubang tanam yang bibitnya mati.  Penyulaman sebaiknya dilakukan tidak lebih dari satu bulan setelah tanam dan dilakukan seawal mungkin agar tidak me-nyulitkan pemeliharaan berikutnya. Penyulaman dilakukan seawal mungkin agar pertumbuhan tanaman tetap seragam.
b)     Penyiangan
Penyiangan diperlukan untuk membersihkan kebun nanas dari gulma.  Gulma sering menjadi sarang hama dan penyakit.  Waktu penyiangan disesuaikan dengan pertumbuhan gulma di kebun. Penyiangan dilakukan sebelum gulma ter-sebut berbunga. Cara penyiangan dilakukan dengan manual, kored atau cangkul.  Tanah di sekitar bedengan digemburkan dan ditimbunkan pada pangkal batang nanas sehingga membentuk bedengan.
c)      Penggemburan
Tanah disekitar tanaman digemburkan dan ditimbunkan pada pangkal batang nanas.  Pembubunan berfungsi untuk memperbaiki struktur tanah dan akar yang keluar dari permukaan tanah tertutup kembali sehingga tanaman menjadi kokoh.
d)     Pengairan
Tanaman nanas tahan terhadap kekeringan, namun untuk pertumbuhan tanaman yang optimal diperlukan air yang cukup.  Tanaman nanas dewasa perlu pengairan untuk merangsang pembungaan dan pembuahan. Waktu pengairan di-lakukan pagi dan sore hari.  Pengairan dilakukan 2 minggu sekali. Tanah yang terlalu kering dapat menyebabkan pertumbuhan nanas kerdil dan buahnya ber-ukuran kecil.
e)      Pemupukan
Pemupukan dilakukan dua kali. Pemupukan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 2-3 bulan setelah tanam, kemudian pemupukan dilanjutkan 3-4 bulan sekali sampai tanaman berbunga dan berbuah.  Jenis pupuk yang digunakan adalah Urea 100 kg/ha, SP-36 150 kg/ha, dan KCl 100 kg/ha. (Apriliyana, 2010). Pupuk Urea penggunaannya dikombinasikan dengan perangsang pembungaan (Amaral, 2010).
Pemupukan dilakukan untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman.  Pupuk yang digunakan adalah pupuk yang mengandung nitrogen, fosfor, kalium dan unsur hara mikro.  Cara pemberian pupuk dibenamkan ke dalam parit sedalam 10-15 cm diantara barisan tanaman nanas, kemudian ditutup dengan tanah atau dengan disemprotkan pada daun dengan menggunakan pupuk cair.
 
Hama dan Penyakit
Kompleksnya masalah hama dan penyakit nanas membuat orang yang berkecimpung dibidang nanas harus memiliki pengetahuan tentang ciri dan cara pengendaliannya secara baik.  Pengendalian tersebut meliputi pengendalian secara kultur teknis, mekanis, kimiawi, dan biologis.
Pengetahuan yang harus dikuasai dalam pengendalian kimia meliputi jenis pestisida, jenis bahan aktif, cara kerja, dan keunggulan pestisida tersebut.  Dengan mengetahui dan memahami prinsip dasar pengendalian hama terpadu dan peng-gunaan pestisida sesuai aturan, tidak akan mencemari lingkungan dan mem-bahayakan kesehatan manusia. Tindakan pengendalian dilakukan bila tingkat serangan hama dan penyakit menimbulkan kerugian secara ekonomis.
 
Hama
a)      Penggerek buah (Thecla basilides Geyer)
Kupu-kupu berwarna coklat. Kupu-kupu betina meletakkan telurnya pada permukaan buah, kemudian menetas menjadi larva, bentuk larva pada bagian tubuh atas cembung, bagian bawah datar dan tubuh tertutup bulu-bulu halus pendek.  Gejalanya daging buah berlubang dan mengeluarkan getah, kemudian membusuk karena diikuti serangan cendawan atau bakteri. Pengendaliannya dengan menjaga kebersihan kebun, membuang bagian tanaman yang terserang hama, dan dengan menyemprot insektisida.
b)      Kumbang (Carpophilus hemipterus L.)
Kumbang kecil berwarma coklat atau hitam. Larvanya berwarna putih kekuningan, berambut tipis, bentuknya langsing berkaki 6. Gejalanya buah menjadi bergetah dan busuk oleh mikroorganisme lain (cendawan dan bakteri).  Pengendaliannya dengan menjaga kebersihan kebun dan pemberian insektisida.
c)      Lalat buah (Atherigona sp.)
Lalat berukuran kecil, meletakkan telur pada bekas luka bagian buah, kemudian menjadi larva berwarna putih.  Gejalanya buah menjadi lunak. Pengen-daliannya dengan menjaga kebersihan kebun, membuang buah yang terserang lalat buah, dan  dengan penyemprotan insektisida.
d)     Thrips (Holopothrips ananasi Da Costa Lima)
Thrips berukuran sangat kecil panjangnya sekitar 1,5 mm, berwarna coklat, dan bermata besar. Gejalanya terdapat bintik-bintik berwarna perak pada buah dan daun karena cairan sel daun dihisap oleh hama tersebut. Pada tingkat serangan yang berat menyebabkan pertumbuhan tanaman muda terhambat.  Pengendalian dilakukan dengan menjaga kebersihan kebun, mengurangi ragam tanaman inang, dan penyemprotan insektisida.
e)      Sisik (Diaspis bromeliae Kerne)
Serangga berukuran kecil berdiameter ± 2,5 mm, bulat dan datar, berwarna putih kekuningan/keabu-abuan, bergerombol menutupi buah dan daun, sehingga menyebabkan ukuran buah kecil dan pertumbuhan tanaman terhambat.  Pengenda-liannya dengan penyemprotan insektisida.
f)       Ulat buah (Tmolus echinon L)
Serangga muda/dewasa berupa kupu-kupu berwarna coklat serta larva/ulat tertutup rambut halus dan kepalanya kecil. Gejalanya buah menjadi berlubang, bergetah dan sebagian buah memotong bagian tanaman yang terserang berat.   Pengendaliannya dengan mengumpulkan ulat secara mekanis, serta disemprot insektisida.
g)      Hama lain:
Rayap, tikus, dan kutu tepung jeruk juga kadang - kadang menyerang tanaman nanas.
Penyakit
a)      Busuk hati dan busuk akar
Penyebabnya adalah Cendawan Phytophthora parasitica.  Penyakit busuk hati disebut hearth rot, sedangkan busuk akar dinamakan root rot.  Penyakit tersebut disebarkan oleh tanaman inang, air yang mengalir, alat-alat pertanian, curah hujan tinggi, tanah yang mengandung bahan organik yang belum matang, dan kelembaban tanah tinggi.  Gejalanya terjadi perubahan warna menjadi hijau belang-belang kuning dan ujungnya nekrotis, daun-daun muda mudah dicabut, pada bagian pangkal daunnya membusuk dengan bau busuk, berwarna coklat, dan akhirnya tanaman mati.  Pengendaliannya dengan cara perbaikan drainase tanah, mengurangi kelembaban sekitar kebun, memotong atau mencabut tanaman yang sakit, dan dengan pencelupan bibit dalam larutan fungisida sebelum tanam.
b)      Busuk pangkal
Penyebab cendawan Thielaviopsis paradoxa atau Ceratocystis paradoxa.  Penyakit tersebut sering disebut base rot.  Penyebaran penyakit dibantu tanaman inangnya, adanya luka-luka mekanis pada tanaman, angin, hujan, dan tanah.   Gejala pada bagian pangkal batang, daun, buah, dan bibit menampakkan gejala busuk lunak berwarna coklat, hitam, atau bercak-bercak putih kekuning-kuningan dan berbau khas.  Pengendaliannya dengan menyimpan bibit sementara sebelum ditanam agar luka cepat sembuh, menanam bibit pada cuaca kering, menghindari luka-luka mekanis dan dengan perendaman bibit dalam larutan fungisida.
c)      Penyakit Lain
Penyakit lain yang biasa menyerang adalah busuk bercak gabus pada buah yang disebabkan oleh cendawan Pinicillium funiculosum Thom, busuk bibit oleh cendawan Pythium sp., layu dan bercak kuning oleh virus yang belum diketahui secara pasti jenisnya. Pengendalian dilakukan secara terpadu, meliputi peng-gunaan bibit yang sehat, perbaikan kultur teknik budidaya secara intensif, pemotongan/pencabutan tanaman dan pemusnahan tanaman yang sakit (Soedarya, 2009).
 
Panen
Panen buah nanas dilakukan tergantung dari jenis bibit yang digunakan.  Bibit yang berasal dari mahkota berbuah pada umur 24 bulan.  Tanaman yang berasal dari tunas batang dipanen setelah umur 18 bulan, sedangkan tanaman yang berasal dari tunas akar dapat berbuah setelah berumur 12 bulan. Menurut Prihatman (2000), ciri-ciri buah nanas yang siap dipanen adalah mahkota buah terbuka, tangkai buah mengkerut, mata buah lebih mendatar, besar dan bentuknya bulat, warna bagian dasar buah kuning, dan timbul aroma nanas yang harum dan khas.
a)      Cara Panen
Cara pemanenan dengan memotong tangkai buah dengan pisau tajam yang steril.  Pemanenan dilakukan secara hati-hati agar buah tidak rusak dan memar.

b)     Periode Panen
Pemanenan buah nanas dilakukan bertahap sampai tiga kali. Panen pertama sekitar 25%, kedua 50%, dan ketiga 25% dari jumlah yang ada. Tanaman yang sudah berumur 4-5 tahun perlu diremajakan karena pertumbuhannya lambat dan buahnya kecil.
c)      Produksi
Potensi produksi tanaman nanas yang dibudidayakan secara intensif dapat mencapai 60-70 ton/hektar. Pada umumnya rata-rata 20-25 ton/hektar, tergantung jenis nanas, sistem penanaman dan pemeliharaannya.
Pascapanen
Buah nanas termasuk komoditas yang mudah rusak, susut dan cepat busuk.  Oleh karena itu, setelah panen memerlukan penanganan pascapanen yang memadai (Prihatman, 2000).
a)      Pengumpulan
Setelah panen dilakukan pengumpulan buah ditempat penampungan hasil atau gudang sortasi.  Pengumpulan hasil harus dilakukan sebaik mungkin agar tidak terjadi kerusakan buah.
b)     Penyortiran dan Penggolongan
Kegiatan sortasi dilakukan dengan memisahkan buah yang rusak, memar, busuk, atau mentah secara terpisah kemudian mengklasifikasikannya berdasarkan bentuk dan ukuran yang seragam, jenis maupun tingkat kematangannya.
c)      Penyimpanan
Penyimpanan dilakukan untuk mengumpulkan buah nanas sebelum diangkut ke pasaran. Buah nanas biasanya disimpan dalam ruangan dingin yang suhunya sekitar 50C. Hal yang harus diperhatikan adalah cara penyimpanan, tempat pe-nyimpanan, dan berapa lama waktu maksimal untuk menyimpanan.
d)     Pengemasan dan Pengangkutan
Kegiatan pengemasan sangat penting dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah. Jenis kemasan sangat mempengaruhi kualitas nanas. Pengangkutan di-mulai dengan menyusun nanas yang sudah dikemas secara teratur pada alat pengangkutan.  Hal yang menentukan adalah jenis kemasan, teknik pengemasan, ukuran kemasan, teknik pengangkutan, dan alat angkut yang digunakan.

Minggu, 17 Maret 2013

TEKNIK BUDIDAYA TERUNG

Terung/terong yang bahasa inggrisnya disebut eggplant alias buah telur merupakan tanaman sayuran yang populer dan sangat digemari masyarakat.  Terung sendiri ada bermacam-macam varietasnya.  Terung biasanya di masak sayur lodeh dengan kacang panjang sangat nikmat sekali dengan sajian sambal terasi dan tempe goreng.  Kalau anda mau memelihara terung di rumah juga sangat mudah, dan tidak terlalu lama anda bisa panen sendiri buah terung.

Buah terung sudah sangat dikenal masyarakat dan banyak digunakan sebagai lalap (sayuran segar) atau disayur. Hal ini disebabkan oleh rasa buah terung yang enak dan banyak mengandung vitamin.
Terung merupakan tanaman asli India dan Srilanka, dan satu famili dengan tomat dan kentang. Kandungan gizinya cukup tinggi, meliputi protein, lemak, kalsium, fosofr, besi, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C. Memiliki kadar kalium yang tinggi sekitar 217 mg/100 gr (kalium sangat penting bagi sistem saraf dan kontraksi otot, menjaga keseimbangan elektrolit tubuh), sedangka natrium rendah (3 mg/100 g). Dengan demikian buah terung sangat baik bagi kesehatan, yaitu untuk mencegah hipertensi. Kandungan serat terung sekitar 2,5 gr per 100 gram, sehingga sangat baik bagi pencernaan.
 
Syarat Tumbuh
Terung sangat mudah dibiakkan karena ia dapat hidup di daerah dataran rendah hingga dataran tinggi sekitar 1.200 m dpl. Tanah sebaiknya memiliki cukup banyak kandungan bahan organik dan berdrainase baik. Selain itu, pH tanah harus berkisar antara 5-6 agar pertumbuhannya optimal.
 
Jenis terung terdiri dari :
a.       Terung Kopek : Buah bulat panjang dengan ujung tumpul, berwarna ungu / hijau keputihan, daging buah lunak, rasa agak manis.
b.       Terung Craigi : Buah bulat panjang, ujung runcing berwarna ungu / ungu muda.
c.       Terung Bogor : Buah bulat besar, berwarna putih / hijau keputihan, rasa renyah sedikit agak getir.
d.       Terung gelatik : Buah bulat, ukuran lebih kecil dari terung bogor, berwarna ungu.
e.       Terung hibrida : Empuk, rasa renyah, produksi tinggi.
Contoh : farmers long dan exstra long (Taiwan), Early Bir, Black Dragon. Vista, Longtom, Money Maker (Jepang).


CARA BUDIDAYA :
A. Pemilihan Benih
      a.   Pilih buah terung yang matang dari induk sehat
      b.   Belah membujur, keluarkan biji, keringanginkan selama beberapa hari (kadar air 12 %)
      c.   Masukan ke dalam botol berwarna, tutup, simpan di tempat kering dan teduh.
      d.   Bila akan menyemai : rendam benih di dalam air hangat 10-15 menit, lakukan seleksi benih.
      e.   Bungkus benih dalam gulungan kain basah, selama 24 jam.
 B.   Persemaian
      a.   Tanah persemaian dicampur pupuk kandang sebanyak 2 kg/m2
      b.   Sebar benih, tetapi jangan terlalu rapat
      c.   Tutup benih dengan tanah tipis, tutup dengan karung goni
      d.   Umur 10 - 15 hari pindahkan ke bumbunan daun pisang
      e.   Dibuat naungan dengan tinggi sebelah Timur 100 - 150 cm, sebelah Barat 80 - 100 cm
      f.    Setelah berumur 1-1,5 bulan, pindahkan ke kebun (berdaun empat)
      g.   Kebutuhan benih untuk 1 ha = 500 gram
 
      POLYBAG :
a.  Media yang digunakan merupakan campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1
b.       Ukuran polibag yang digunakan : tinggi 8 cm, diameter 5 cm
c.       Pestisida yang bisa digunakan berbahan aktif Metalaksil (Saromyl 35 SD)
 
C.   PERSIAPAN TANAH
      a.   Tanah diolah maksimal, supaya gembur
      b.   Dibuat bedengan dengan ukuran lebar 1,2 - 1,4 m, panjang sesuai kondisi lahan
      c.   Diantara bedengan dibuat parit selebar 30 - 50 cm untuk pembuangan air (Tanaman terung tidak tahan genangan)
      d.   Pupuk kandang yang diberikan dengan dosis 15 kg/10 m2, dolomit sebanyak 10-15 kg/10 m2.
      e.   Buat lubang tanam dengan ukuran 20 cm x 20 cm x 20 cm
 D.  PENANAMAN
      a.   Umur benih saat dipindahkan 1 - 1,5 bulan (daun berhelai 4, tinggi 7,5 cm)
      b.   Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari
      c.   Jarak tanam yang digunakan : jarak antar tanaman dalam barisan 60 cm, jarak antar barisan tanaman 70-80 cm. Setiap bedengan ada dua baris tanaman
      d.   Tanam sebatas leher akar
      e.   Pemupukan kimia :
            Urea                 :           2,5 gr / tanaman
            SP-18               :           3 gr / tanaman
            KCl                  :           1,5 gr / tanaman
      f.    Insektisida yang digunakan berbahan aktif Carbofuran (Furadan)
E.   PEMELIHARAAN
      a.   Penyulaman dilakukan masmal 2 minggu setelah tanam
      b.   Penyiraman dilakukan dua kali dalam sehari (pagi dan sore) sampai
      c.   Pemupukan susulan I  dilakukan pada umur tanaman 21 hst :
            Urea                 :           2,5 - 3 gr / tanaman
            SP-18               :           2,5 - 3 gr / tanaman
            KCl                  :           1 - 1,5 gr / tanaman
            Pupuk diberikan di pinggir tanaman dengan jarak 10 cm dari pangkal
d.       Pemupukan susulan II dilakukan pada umur 50 hst (dosis NPK 10 gram per lubang tanam)
e.       Pemupukan susulan III dilakukan pada saat panen yang kedua dengan pupuk NPK dosis 10 gram per tanaman.
f.        Pemasangan ajir dilakukan seawal mungkin agar tidak mengganggu perakaran. Ajir dari belahan bambu dengan tinggi 80 - 100 cm.
g.       Penggemburan dan penyiangan dilakukan bersamaan dengan pemupukan susulan
h.       Setiap tunas air yang tumbuh segera dipatahkan
i.         Mulsa jerami setebal 3-5 cm dilakukan seawal mungkin setelah tanam.
j.      Pengendalian HPT : HAMA APHIS (KUTU DAUN) Serangan hama ini ditandai dengan mengerutnya daun karena mengering. Daunnya berwarna kuning. Pemberantasannya umumnya dilakukan dengan Basudin 40 WP dan Bayrusi125 EC. Tungau (Tetranychus) Serangan hama ini ditandai dengan pertumbuhan tanaman terung menjadi abnormal. Daun pucuk atau tunas yang terserang berubah menjadi keriput dan berwarna kuning. Hama ini menyerang daun dan cabang muda dengan cara mengisap cairan dalam jaringan tanaman. Pengendalian serangan dilakukan dengan menggunakan larutan Kalthene 0,2 %, Dimetoate (Rogor, Roxixon) 0,1 % atau larutan Sumithion 1:1.000 (18 cc dalam 15 liter air). PENYAKIT KARAT DAUN Serangan penyakit ini ditandai dengan adanya bercak-bercak kuning (blight) dan kanker pada daun maupun -tanaman. Penyebabnya adalah Phomopsis vexans (Sacc & Syd) Harter atau Diaphote vexans Gratz. Penyakit ini sulit diberantas. Untuk itu, sebaiknya pada awal penanaman digunakan Dithane M-45 berkonsentrasi 0,2-0,3 %. BUSUK AKAR Serangan penyakit ini ditandai dengan warna daun menjadi lebih hijau, lalu menjadi kuning, dan akhirnya mati. Penyebabnya adalah cendawan Yerticilium alboatrum yang menyerang akar dan pembuluh pada jaringan tanaman. Pencegahan serangan selanjutnya dengan menggunakan Dithane M-45 (0,2-0,3 %). Sebenarnya penyakit ini dapat dikendalikan dengan perlakuan tanah, antara lain fumigasi, drainase yang baik, dan rotasi tanaman.
 F.   PANEN
      a.  Umur terung yang dapat dipanen tergantung dari varietas yang ditanam. Namun, secara umum terung dapat dipanen sekitar 90 hari sejak tanam. Panen selanjutnya dilakukan selang seminggu, sehingga buah terung dapat dipanen 6-7 kali.
      b.  Waktu panen sebaiknya dilakukan saat pagi hari atau sore hari. Hindari waktu panen saat terik matahari karena dapat mengganggu tanaman dan membuat kulit terung menjadi keriput (kering) sehingga menurunkan kualitas.

Sabtu, 16 Maret 2013

AGAR DURIAN BISA BERBUAH DI LUAR MUSIM

Durian (Bombacaceae, sp) biasanya hanya berbunga satu kali dalam setahun, makanya ada yang namamnya musim durian. Namun saat ini teknologi pertanian telah maju sehingga kita bisa membuat durian berbuah diluar musimnya.  Kalau durian kita berbuah pas lagi tidak musim dijamin harga akan tinggi. Durian merupakan salah satu produk hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan berpotensi untuk pasar dalam negeri maupun pasar dalam negeri maupun pasar ekspor. Tanaman durian biasa dijumpai di hutan Malaysia, Sumatera dan Kalimantan yang berupa tanaman liar.
Beberapa jenis varietas durian terkenal adalah : durian sukun (Jawa Tengah), petruk (Jawa Tengah), sitokong (Betawi), simas (Bogor), sunan (Jepara), otong (Thailand), kani (Thailand), sidodol (Kalimantan Selatan), sijapang (Betawai) dan sihijau (Kalimantan Selatan).
Buah durian mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi. Tiap 100 g buah durian mengandung 2,5 g Protein, 601 mg Kalium, 2,5 g Lemak, 28,3 g Karbohidrat, 44 mg Fosfor, 57 mg Vtamin C, 175 SI Vitamin A, 0,27 mg thiamin, 0,29 mg riboflavin, 134 energi, 1,3 besi dan 67 g air.
Di Indonesia durian dipanen musiman, bila sedang panen raya harga buah durian menurun bahkan harganya sangat murah (Rp. 2000,-/buah). Pada waktu tidak musim buah sulit ditemukan dipasaran, kalaulah ada buah durian harganya lebih mahal (Rp. 25.000,- sampai 75.000,-/buah). Pasokan pemaran durian di Indonesia umumnya tinggi dari bulan Desember hingga bulan Maret sedangkan bulan April hingga bulan Nopember mengalami kelangkaan.
Keadaan seperti ini dari segi agribisnis tentulah kurang menguntungkan, karena akan akan terjadi fluktuasi harga yang sangat tajam, sedangkan pada awal dan akhir musim panen harganya menjadi sangat tinggi. 

Pemilihan Teknologi Pembuatan Durian Di Luar Musim
Berbagai Teknologi pembuahan Durian diluar musim yang ada sejak jaman nenek moyang kia dulu hingga kini dilakukan dengan cara mekanis dan dengan cara kimia pertanian anara lain :
a.       Cara Mekanis
·         Kerat
Mengerat pembuluh floem (kulit pohon) melingkar sepanjang lingkaran pohon dengan lebar kurang lebih 1 cm sampai kelihatan pembuluh xylem (kayu pohon) kemudian dibalut menggunakan sholatib atau bahan lainnya untuk menutupi keratin agar tidak kering dan tidak mati.
·         Pruning
Memangkas daun, cabang dan ranting, hingga pohon gundul atau tersisa sedikit daun.
·         Pelukaan
Melukai pembuluh floem dengan benda tajam. Bentuknya bias dengan mengerok, mencacah, memaku dan mengiris kulit kayu.
·         Pengikatan
Mengikat erat pohon dengan kawat hingga transport hasil fotosintesa pembuluh floem terhambat.
·         Stressing air
Tidak menyiram tanaman hingga mencapai titik layu permanen, kemudian dengan tiba-tiba melakukan penggenangan perakaran dan pangkal batang hingga jenuh air dalam waktu tertentu.
Cara mekanik tersebut pada prinsipnya adalam merubah perbandingan unsure carbon (C) dan nitrogen (N) dalam tubuh tanaman. Cara ini memunyai kelemahan yaitu tak terukur. Kalau aplikasinya kebetulan pas berhasil, tapi kalau tidak pas bias gagal.
b.      Cara Kimia
Cara membuahkan buah diluar musim yang terukur dan yang paling banyak dipilih adalah dengan menggunakan agro-chemical (kimia Pertanian), berupa bahan aktif zat pengatur tumbuh (ZPT). Teknologi agro-chemical ini merubah fisiologis tanaman dengan cara menghambat fase pertumbuhan vegetative dengan peran hormone atau senyawa kimia tertentu, agar muncul fase generative (bunga dan buah).
Bahan aktif ZPT yang daoat dibeli dan dipergunakan untuk membuahkan durian diluar musim diantaranya; kimia pertanian (NA, Auxin, dan Paklobutrazol). ZPT tersbut bias dibeli ditoko pertanian/took bahan kimia.
Cara kerja ZPT kimia pertanian antara lain :
·         Natrium NAA (Naphthyl Acetic Acid / Asam Naftali Asetat), merupakan jenis ZPT yang mempunyai kegunaan mendorong pembungaan serempak pada tanaman. Dengan konsentrasi 5-10 ppm yang disemprotkan pada waktu pagi hari (jam 06.00 – 10.00) ke seluruh bagian tanaman batang ranting dan erutama stomata daun terbukti dapat memunculkan bunga).
·         Auxin secara khusus jarang diperdagangkan dengan merk dagang tertentu, karena harganya per milligram yang sangat mahal. Auxin digunakan dalam dosis kecil, part per million (ppm), berfungsi untuk merangsang perpanjangan sel, pembentukan bunga dan buah, pertumbuhan akar pada stek atang, memperpanjang ttik tumbuh serta mencegah gugur daun dan buah.
·         Paclobutrazol dipasaran memiliki nama dagang diantaranya Patrol, Cutar, Goldstar. ZPT ini berfungsi menghentikan fase vegetative dan memacu fase generative. Penggunaan secara berlebihan dapat mengakibatkan, batang dan dahan getas/kropos, daun mengeriting dan pertumbuhan vegetative dapat terhenti (stagnan) hingga kurun waktu 3 tahun. ZPT ini efektif digunakan pada tanaman keras seperti mangga, apel, jambu air, jeruk dan durian.
Pada dasarnya penggunaan ZPT ini dilakukan pada saat tanaman dibuahkan diluar musim dengan memastikan kondisi tanaman tidak akan kekurangan nutrisi yang dibutuhkan.
Sebagai contoh aplikasi pembuahan durian diluar musim adalah penggunaan ZPT Natrium NAA (Naphthyl Acetic Acid/Asam Naftali Asetat), yang mempunyai kegunaan mendorong pembungaan serempak pada tanaman. Sebelum ZPT disemprotkan, kira-kira 3 bulan sebelumnya tanah areal penanaman harus dikeringkan. Jika pada waktu pengeringan turun hujan, tanah disekeliling tanaman pada radius 5-7 meter diberi mulsa dan dibuatkan saluran pembuangan air.
Tanaman buah durian yang sehat, ditandai percabangan merata, daun berwarna hijau tua mengkilat dan tidak terserang hama atau penyakit. Tanaman sudah cukup umur atau sudah berbunga. Tanaman utama tidak dalam fase pertumbuhan tunas tanaman dan daun baru (pupus).
Cara kerja zat perangsang Tumbuh Natrium NAA (Naphthyl Acetic Acid / Asam Naftali Asetat) dengan menagtur pembungaandi setiap pohon durian perblok. Jika menginginkan panen durian bulan Agustus – November, maka sekitar bulan Maret Tanaman pada blok disemprotkan Natrium NAA (Naphthyl Acetic Acid / Asam Naftali Asetat) dengan konsantrasi 5-10 ppm per pohon pada waktu pagi hari (jam 06.00 – 10.00) dengan cara ;
·         Disemprotkan ke seluruh bagian tanaman batang ranting dan terutama stomata daun.
·         Disemprotkan secara merata pada tanaman sehat, ditandai dengan munculnya tunas bunga pada percabangan, dibagian bawah daun yang berwarna hijau tua mengkilat dan tidak sedang terserang hama atau penyakit.
·         Disemprotkan secara merata pada tanaman dan pada bunga di percabangan.
·         Disemprotkan keseluruh bagian cabang dan daun yang tersisa.

Jumat, 15 Maret 2013

TANAMAN REMPAH-REMPAH UNTUK ATASI BERAT BADAN

Rempah-rempah tidak hanya berguna untuk ibu-ibu dalam memasak. Asupan secara rutin beberapa jenis rempah berikut ini ke dalam masakan setiap hari, akan membuat program penurunan berat badan Anda lebih efektif.  Dibawah ini ada  enam jenis rempah yang biasa kita jumpai di Indonesia yang wajib dikonsumsi jika Anda ingin mengontrol berat badan anda.

1. Cabai Rawit
Cabai rawit mengandung capsaicin, zat yang bisa membantu mempercepat metabolisme tubuh. Meskipun pengaruhnya kecil dalam peningkatan metabolisme, tapi jika dikonsumsi secara teratur bisa berdampak positif pada penurunan berat badan jangka panjang.

2. Merica
Merica dapat bekerja sebagai pengendali nafsu makan yang efektif dan baik untuk jantung serta pencernaan, karena kaya akan vitamin. Memasukkan merica sebagai bumbu masakan bisa membantu mengontrol asupan diet dan nutrisi harian.

3. Kayu Manis
Bubuk kayu manis merupakan pemanis alami dengan rasa yang enak dan beraroma khas. Selain menciptakan rasa manis alami, rempah yang sering dijadikan perasa tambahan pada roti ini juga bisa meningkatkan sirkulasi darah, melawan diabetes dan membuat tubuh lebih bugar. Ganti gula biasa dengan bubuk kayu manis pada teh, kopi, kue, atau makanan lainnya.

4. Kunyit
Kunyit membantu mengatasi masalah pencernaan, yang berdampak pada penurunan berat badan yang lebih efektif. Semantara itu curcumin, semacam zat fenol yang terkandung dalam kunyit membantu menjaga jaringan lemak tetap dalam jumlah minimum. Untuk menurunkan berat badan, Anda tidak harus memakan kunyit mentah-mentah setiap hari. Tapi bisa dijadikan minuman, atau bumbu dalam masakan.

5. Bawang Putih
Alicin dalam bawang putih dianggap efektif untuk memerangi kolesterol jahat, insulin yang tinggi dan tingkat gula darah yang tidak sehat. Pengontrol nafsu makan juga terkandung di bawang putih, sehingga dapat membantu penurunan berat badan. Bawang putih merupakan rempah-rempah ‘wajib’ dalam masakan yang dimiliki negara-negara Asia, bahkan Eropa.

6. Jahe
Jahe dikenal sebagai bahan yang mampu melawan kolesterol jahat, serta meningkatkan metabolisme. Rempah yang menimbulkan sensasi hangat ini juga bisa mengatasi perut kembung, serta bantu menyingkirkan racun-racun yang menumpuk dalam tubuh.

sumber: wollipop

Kamis, 14 Maret 2013

Teknik Menanam Cabe/Lombok Dalam Polybag atau Pot

Bicara masalah cabe alias lombok yang pedas itu, mungkin tidak ada habisnya. Tiap tahun selalu saja terjadi harga cabe setinggi langit.  Tapi biar setinggi langit kita beli juga, rasanya tidak bisa makan tanpa ada rasa pedas dari cabe.  Makan gorengan tanpa cabe juga tidak sedap rasanya. rasa guruh campur pedas plus teh hangat bisa membuat hidup terasa nikmat.  Nah untuk anda yang hiodup di daerah perkotaan tentu saja paling menderita tatkala harga cabe mahal. Kalau di kampung sih mungkin tidak terpengaruh malah untung karena mereka tanam cabe. Untuk menyiasati keterbatasan lahan banyak orang mencoba menanam cabe dalam polybag atau dalam pot.  Berikut ini cara sederhananya. 

Cara Membuat Benih Cabe Sendiri. 
  1. Caranya, pilih buah cabe yang matang (merah), bentuk sempurna, segar, tidak cacat dan tidak terserang penyakit. 
  2. Kemudian keluarkan bijinya dengan mengiris buah secara memanjang. 
  3. Cuci biji lalu dikeringkan. 
  4. Kemudian pilih biji yang bentuk, ukuran dan warna seragam, permukaan kulit bersih, tidak keriput dan tidak cacat. 
  5. Bila anda tidak mau repot beli saja benih cabe di toko pertanian di kota anda, lagian harganya juga tidak terlalu mahal. 

Benih yang akan ditanam diseleksi dengan cara merendam dalam air, biji yang terapung dibuang.
Persemaian Sebelum tanam di tempat permanen (polybag), sebaiknya benih disemai dulu dalam wadah semai yang dapat berupa bak plastik atau kayu dengan ketebalan sekitar 10 cm yang dilubangi bagian dasarnya untuk pengaturan air(drainase).
Persiapannya Persemaian 
1. Isikan dalam wadah semai media berupa tanah pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Untuk menghilangkan gangguan hama berikan Curater 3 G takaran 10 10 gr/m2. Media ini disiapkan 1 minggu sebelum penyemaian benih.
2. Benih yang akan ditanam, sebelumnya direndam dalam air hangat (50 derajat Celcius) semalam. Lebih baik lagi bila diberi zat pengatur tumbuh seperti Atonik.
3. Tebarkan benih secara merata di media persemaian, bila mungkin beri jarak antar benih 5 x 5 cm sehingga waktu tanaman dipindah/dicabut, akarnya tidak rusak. Usahakan waktu benih ditanam diatasnya ditutup selapis tipis tanah. Kemudian letakkan wadah semai tersebut di tempat teduh dan lakukan penyiraman secukupnya agar media semai tetap lembab.

Pembibitan 
1. Benih yang telah berkecambah atau bibit cabe umur 10-14 hari (biasanya telah tumbuh sepasang daun) sudah dapat dipindahkan ke tempat pembibitan.
2. Siapkan tempat pembibitan berupa polybag ukuran 8 x 9 cm atau bumbungan dari bahan daun pisang sehingga lebih murah harganya. Masukkan ke dalamnya campuran tanah, pasir dan pupuk kandang serta tambahkan Curater 3 G.
3. Pindahkan bibit cabe ke wadah pembibitan dengan hati-hati. Pada saat bibit ditanam di bumbungan, tanah di sekitar akar tanaman ditekan-tekan agar sedikit padat dan bibit berdiri tegak. Letakkan bibit di tempat teduh dan sirami secukupnya untuk menjaga kelembabannya. Pembibitan ini untuk meningkatkan daya adaptasi dan daya tumbuh bibit pada saat pemindahan di tempat terbuka.
4. Bibit bisa ditanam di polybag setelah berumur 30-40 hari.

Persiapan Media Tanam Polybag 
1. Siapkan polybag tempat penanaman yang berlubang kiri kanannya untuk pengaturan air.
2. Masukkan media tanam ke dalamnya berupa campuran tanah dengan pupuk kandang 2 : 1 sebanyak 1/3 volume polybag. Tambahkan Furadan atau Curater 3 G 2 - 4 gr/tanaman untuk mematikan hama pengganggu dalam media tanah.
3. Masukkan campuran tanah dan pupuk kandang ke dalam polybag setinggi 1/3 nya
4. Tambahkan pupuk buatan sebagai pupuk dasar yaitu 10 gr SP 36, 5 gr KCl dan 1/3 bagian dari campuran 10 gr Urea + 20 gr ZA per tanaman (2/3 bagiannya untuk pupuk susulan). Kemudian siram dengan air agar pupuk laur dalam tanah.

Penanaman 
1. Pilih bibit cabe yang baik yaitu pertumbuhannya tegar, warna daun hijau, tidak cacat/terkena hama penyakit.
2. Tanam bibit tersebut di polybag penanaman. Wadah media bibit harus dibuka dulu sebelum ditanam. Hati-hati supaya tanah yang menggumpal akar tidak lepas. Bila wadah bibit memakai bumbungan pisang langsung ditanam karena daun tersebut akan hancur sendiri. Tanam bibit bibit tepat di bagian tengah, tambahkan media tanahnya hingga mencapai sekitar 2 cm bibir polybag.
3. Padatkan permukaan media tanah dan siram dengan air lalu letakkan di tempat terbuka yang terkena sinar matahari langsung.

Pemeliharaan Cabe dalam Polybag
1. Lakukan penyiraman secukupnya untuk menjaga kelembaban media tanah polybag.
2. Lakukan pemupukan susulan : Umur 30 hari setelah tanam : 5 gr Kcl per tanaman. Umur 30 dan 60 hari setelah tanam : masing-masing 1/3 bagian dari sisa campuran Urea dan ZA pada pemupukan dasar.
3. Lakukan perompesan/pembuangan cabang daun di bawah cabang utama dan buang bunga yang pertama kali muncul.
4. Untuk mengendalikan hama lalat buah penyebab busuk buah, pasang jebakan yang diberi Antraxtan. Sedang untuk mengendalikan serangga pengisap daun seperti Thrips, Aphid dengan insektisida seperti Curacron. Untuk penyakit busuk buah kering (Antraknosa) yang disebabkan cendawan, gunawan fungisida seperti Antracol. Dosis dan aplikasi masing-masing obat tersebut dapat dilihat pada labelnya.

Panen Cabe dalam Polybag
Cabai merah dapat dipanen umur sekitar 80 hari setelah tanam. Pemetikan cabe dapat dilakukan 1-2 kali seminggu disesuaikan dengan kebutuhan. Pemetikan dilakukan dengan hati-hati agar percabangan/tangkai tanaman tidak patah.

Rabu, 13 Maret 2013

BERAS HITAM YANG BERMANFAAT BAGI KESEHATAN

Sebagai daerah penghasil beras, negara kita kaya sekali akan varietas beras atau padi lokal. Salah satunya adalah beras hitam.  Beras hitam ini jarang dikenal karena budidayanya tergolong lama, harga mahal, dan dulunya hanya dikonsumsi oleh kalangan bangsawan saja, rakjat jelata dilarang keras makan beras hitam.  Makanya sampai sekarang beras hitam ini tergolong langka dan hanya kalangan tertentu saja yang bisa makan.  Di hampir setiap daerah memiliki varietas Beras Hitam tersendiri. Sayangnya, akibat revolusi hijau seperti nasib varietas lokal lainnya sudah banyak yang menghilang.  Beberapa daerah yang masih memiliki beras diantaranya adalah Yogyakarta, Malang, Cirebon, Purwokerto, Subang, Lombok, Toraja, Banten, Sumatera Selatan, Bali dan Kalimantan Tengah.  Beberapa jenis beras hitam yang dikenal antara lain Varietas Jowo Melik, Varietas NTT, Varietas Toraja, Varietas Cempo dll.  Kebetulan penulis pernah merasakan sendiri beras hitam asli toraja. Uniknya sedikit saja beras hitam ini dicampur dengan beras putih kemudian di masak maka nasi akan berwarna hitam semua. Artinya kandungan pigmennya memang super tinggi. 

Dari sisi warna ada 3 macam beras ( non ketan) , yaitu :
1. Beras putih, umum ditanam petani dan sering kita makan.
2. Beras merah atau brown rice. Beras jenis ini sekarang banyak kita lihat meski dalam jumlah terbatas.
3. Beras hitam, beras langka dan mahal jarang yang tahu.

Manfaat Beras Hitam

Menurut penelitian, beras hitam mempunyai kasiat menyembukan berbagai penyakit. Beras hitam berfungsi sebagai obat dan bahan pangan. Kadar vitamin, mikroelemen dan asam amino dari beras hitam semuanya lebih tinggi daripada beras biasa. Riset menunjukkan, warna beras kian gelap, pigmen anti penuaan di lapisan luar beras kian menonjol. Oleh karena itu, beras hitam merupakan beras yang paling kaya pigmen dibanding beras jenis lain.

Peran pigmen beras hitam adalah paling baik di antara berbagai jenis beras berwarna. Selain itu, pigmen beras hitam tersebut kaya mengandung materi aktif flavonoid. Kadar materi aktif flavonoid dalam beras hitam lima kali lipat dari pada beras putih dan berperan sangat besar bagi pencegahan pengerasan pembuluh nadi. Beras hitam mengandung relatif banyak serat makanan (dietary fiber). Indeks gula dalam beras hitam 55 sedangkan beras putih adalah 87.

Zat kalium dan magnesium dalam beras hitam bermanfaat bagi pengontrolan tekanan darah, dan mengurangi risiko terserang penyakit pembuluh darah otak dan jantung. Maka, penderita penyakit kencing manis dan pembuluh darah jantung dapat mengkonsumsi beras hitam sebagai makanan penyehat badan. 

Kamis, 07 Maret 2013

Buah Pare Belut/Pare Ular Untuk Sabun Mandi

Buah Pare Belut
Pare Belut alias Pare Ular adalah jenis sayuran yang mungkin tidak seterkenal saudaranya pare kisut. Pare ini rasanya tidak pahit namun tawar seperti labu.  Disebut pare belut / ular karena bentuk buahnya unik memanjang seperti belut panjangnya antara 30 -110 cm dan berdiameter 4-8 cm. Tanaman ini  nama ilmiahnya adalah Trichosanthus cucumerina var anguina L.

Tanaman pare ini termasuk dalam keluarga atau family Cucurbitaceae atau keluarga mentimun dan labu.  Untuk menanam pare belut tidak susah, karena tanaman ini sangat mudah tumbuh dimana saja, tapi saat ini mungkin bibitnya langka dijumpai di pasaran.  Seperti menanam pare, kita harus menyediakan para-para agar buahnya yang menjuntai ke bawah bisa dengan mudah dipetik.  Satu lagi yang unik, agar buah pare ular bisa lurus, pada saat buah masih pentil harus dikasih tali pemberat.   Dulu saat saya masih kecil suka sekali memberi pemberat buah pare dengan batu yang saya ikat dengan tali rafia.     Buah yang unik bisa sampai enam meter panjangnya lho...

Banyak bagian tanaman ini digunakan termasuk biji, buah dan akar. Buah pare belut bisa dipakai obat cacing, dan pencahar. Pare Ular juga digunakan sebagai afrodisiak, pencahar, dan untuk mengobati cacing. Penggunaan lain yang menarik untuk Parea Ular  adalah buahnya dapat digunakan sebagai pengganti sabun.